Banjir ternyata tidak hanya ‘menghantui’ Kota Jakarta. Air bah akibat curah hujan yang tinggi juga terjadi di Sulawesi Utara. Banjir terjadi di 6 Kabupaten/Kota Sulut secara bersamaan, yaitu Manado, Minahasa Utara, Kota Tomohon, Minahasa, Minahasa Selatan dan Kepulauan Sangihe. Banjir besar ini menyebabkan 13 orang tewas dan 2 orang masih dinyatakan hilang. Sementara 40 ribu warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Banjir kali ini cukup mengkhawatirkan, bedasarkan keterangan kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, banjir terjadi akibat cuaca buruk dan antropogenik sehingga menyebabkan banjir bandang dan longsor pada Rabu (15/1).
Berdasarkan catatan BPBD Sulut, Sutopo menjelaskan, ribuan warga diungsikan untuk mengantisipasi bertambahnya korban jiwa. Di Kabupaten Minahasa Utara, 3 desa dengan 1.000 jiwa terisolir akibat banjir dan longsor. “Diperkirakan sekitar 40 ribu warga mengungsi ke tempat yang lebih aman” katanya.
Hujan deras memicu 4 sungai besar di Kota Manado meluap dan menghanyutkan puluhan rumah dan kendaraan. Bencana ini lebih dasyat dibanding banjir yang pernah terjadi pada tahun 2000 dan 2013. “Banjir ini lebih dasyat dibandingkan tahun 2000 yang menyebabkan 22 orang tewas, juga tahun 2013 lalu yang menewaskan 17 orang” paparnya melalui siaran pers BNPB.go.id.
Untuk penanganan lebih lanjut, Sutopo menjelaskan saat ini BPBD Provinsi Sulut tengah berkoordinasi dengan BPBD Kab/Kota, TNI, Polri, SAR, RAPI, Tagana, PMI dan relawan untuk bersama-sama membantu mengevakuasi warga.
“Penanganan dan bantuan sudah dikoordinasi. Tim Reaksi Cepat BNPB mendampingi penanganan darurat. Logistik dan peralatan di BPBD dikerahkan seperti dapur umum, perahu karet, tenda, matras, selimut, makanan dll. Posko sudah didirikan di beberapa tempat” pungkasnya.
Untuk share artikel ini klik www.kabariNews.com/?61114
Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini
Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
_____________________________________________________
Supported by :
