Hidup di kota metropolitan seperti Jakarta kadang dapat
membuat seseorang mudah merasa stress akan kondisi kota yang identik
dengan kemacetan, polusi udara, dan juga kesibukan sosial ekonomi di
dalamnya.

Untuk itu, maka tidak heran bila setiap akhir pekan lokasi-lokasi
wisata di kawasan Jakarta dan sekitarnya ramai dikunjungi wisatawan
untuk berlibur. Bahkan jika menjelang libur panjang, maka kawasan Puncak
di wilayah Bogor, Jawa Barat, merupakan salah satu tujuan wisata yang
paling banyak dikunjungi warga Ibukota.

Selain untuk bersenang-senang bersama keluarga, alasan utama para
wisatawan yang datang ke Puncak biasanya adalah karena suasana
lingkungan dan udaranya yang sejuk dan polusi udara yang cenderung
sedikit.

Sementara itu, di Jakarta sendiri saat ini tidak banyak lagi tersedia
lahan terbuka hijau. Satu persatu jejeran gedung-gedung tinggi telah
banyak menggusur lahan hijau di Ibukota yang pada kenyataannya
keberadaan lahan terbuka hijau sangat penting karena dapat membantu
mengatasi masalah polusi udara.

Kawasan lahan hijau yang saat ini masih tersisa adalah kawasan hutan bakau di Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA), Jakarta Utara,. Lokasi ini boleh dibilang merupakan satu-satunya lahan basah di Kota Jakarta yang masih tersisa.

SMMA merupakan daerah konservasi hutan
bakau yang terletak di pesisir Jakarta bagian utara. Secara
administratif, kawasan ini masuk dalam wilayah Kelurahan Kapuk Muara,
Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.

Kawasan yang berdampingan dengan perumahan Pantai Indah Kapuk (PIK) ini hanya dibatasi oleh aliran Kali Angke dengan permukiman nelayan Muara Angke.

Pada sisi utara SMMA terdapat hutan lindung Angke-Kapuk yang berada di dalam wewenang Dinas Kehutanan DKI Jakarta (sumber : wikipedia)

Semula SMMA ditetapkan sebagai cagar alam
oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 17 Juni 1939, dengan luas
awal 15,04 hektar. Kemudian sekitar tahun 1960-an luas wilayah cagar
alamnya kembali diperluas hingga tercatat memiliki luas 1.344,62 hektar.

Namun dengan meningkatnya tekanan dan kerusakan lingkungan yang
terjadi di sekitar lokasi ini, sebagian wilayah cagar alam ini kemudian
menjadi rusak parah. Sehingga setelah 60 tahun menyandang status sebagai
cagar alam, pada tahun 1998 pemerintah akhirnya mengubah status kawasan
ini menjadi kawasan suaka margasatwa guna proses rehabilitasi.

Perubahan status tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan No 097/Kpts-II/1998 sebagai Suaka Margasatwa
Muara Angke dengan total luas wilayah yang tersisa hanya 25,02 hektar. (sumber: wikipedia)

Beragam Kegiatan yang bisa dilakukan

Selain melihat hutan bakau yang tersisa di pesisir pantai Jakarta,
beragam kegiatan dapat dilakukan di Suaka Margasatwa Muara Angke, mulai
dari jalan santai hingga mengamati kehidupan jenis hewan liar yang
tinggal di lokasi ini seperti monyet ekor panjang dan beberapa burung
air dan hutan.

Jalan santai di atas jembatan SMMA


Vegetasi hutan di SMMA masih terbilang
cukup rindang, maka untuk menambah kunjungan wisatawan, pihak pengelola
telah membangun jembatan kayu sepanjang kurang lebih 900 meter dari
mulai pintu masuk hingga ke tengah hutan.

Jembatan ini berdiri di atas rawa-rawa hutan bakau untuk memudahkan pengunjung menyusuri lokasi tersebut.

Dari atas jembatan ini beberapa tumbuhan yang mudah ditemui adalah
pohon bakau, pidada, kayu buta-buta, dan tumbuhan lain yang ditanam
untuk keperluan reboisasi, seperti asam jawa dan waru laut.

Keberadaan SMMA ini memang sangat penting,
khususnya bagi daerah-daerah di pesisir pantai. Pasalnya, keberadaan
hutan bakau dapat mengurangi bahaya banjir .

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebuah organisasi yang peduli akan
lingkungan, Jakarta Green Monster, tercatat sebanyak 91 jenis burung
yang hidup di Suaka Margasatwa Muara Angke. Jumlah tersebut meliputi 28
jenis burung air dan 63 jenis burung hutan. Bahkan sekitar 17 jenis di
antaranya merupakan jenis burung yang dilindungi.

Burung yang paling banyak di sini antaranya adalah burung pecuk-padi kecil (Phalacrocorax niger_), cangak (Ardeola spp.), kuntul (Egretta spp._), dan kareo padi (Amaurornis phoenicurus). Selain itu ada beberapa burung yang merupakan burung khas hutan bakau seperti halnya sikatan bakau (Cyornis rufigastra).

Suaka Margasatwa Muara Angke juga menjadi rumah beberapa jenis burung endemik yang hanya ada di Pulau Jawa. Misalnya cerek Jawa(Charadrius javanicus_) dan bubut Jawa (_Centropus nigrorufus).

Burung bubut Jawa sendiri merupakan salah satu spesies yang terancam
punah di dunia, dengan penyebaran terbatas di beberapa tempat saja
termasuk di SMMA. Burung terancam punah lainnya yang menghuni kawasan ini ialah bangau bluwok (Mycteria cinerea).

Di Pulau Jawa, bangau jenis ini banyak berkembang biak di Pulau Rambut yang terletak tidak jauh dari Muara Angke.

Organisasi pelestarian burung sedunia, BirdLife International, telah memasukkan kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke sebagai salah satu daerah penting bagi burung (IBA, Important Bird Areas) di Pulau Jawa.

Sementara untuk jenis reptilnya, Anda bisa menjumpai katak pohon,
biawak, ular air, ular kobra, dan juga bila beruntung Anda akan
menyaksikan buaya muara.

Saat melihat aneka jenis satwa dari atas jembatan ini, pengunjung
juga diharapkan berhati-hati dengan keberadaan kera ekor panjang yang
banyak mendominasi wilayah ini. Sebab mereka terkadang dapat ”mencuri”
barang bawaan pengunjung saat sedang menghampiri.

Di sini, pengunjung dilarang memberikan makanan pada kera liar
tersebut karena bisa mengganggu pola hidupnya di alam terbuka, sehinga
dikhawatirkan nantinya dapat menyebabkan terjadinya ketergantungan pada
manusia.

Karena semakin parahnya kerusakan lingkungan di sekitar kawasan SMMA,
beberapa area hutan bakau juga semakin berkurang sehingga berubah
menjadi semacam danau di tengah hutan dengan banyak ditumbuhi tumbuhan
enceng gondok. Tapi kondisi ini ternyata juga menjadi pemandangan yang
menarik untuk dinikmati.

Untuk menikmati udara di kawasan ini, pengunjung sebaiknya datang
pada pagi hari. Namun bila ingin menyaksikan matahari terbenam dan
merasakan langsung suasana malam di hutan ini sambil mendengarkan suara
binatang malam, Anda bisa datang menjelang sore hari.

Berlayar menyusuri sungai


Selain jalan santai, Anda juga dapat melakukan aktivitas menyusuri aliran sungai di pinggir SMMA.
Namun untuk aktivitas yang satu ini Anda perlu mendapat ijin khusus
dari pihak pengelola dan harus didampingi oleh petugas setempat. Karena
untuk kegiatan ini memang bukan merupakan fasilitas untuk wisatawan,
melainkan untuk tujuan khusus seperti pengamatan lingkungan sebagai
bahan penelitian.

Kegiatan peduli lingkungan

Kegiatan yang menarik dan bermanfaat juga bisa dilakukan disini, di
antaranya adalah wisata edukasi lingkungan hidup. Biasanya setiap akhir
pekan tempat ini banyak dikunjungi oleh anak-anak sekolah untuk
mempelajari kehidupan flora dan fauna di Suaka Margasatawa Muara Angke.

Selain itu, para pengunjung juga sering melakukan aksi bersih-bersih
sampah plastik yang berada di sepanjang kawasan ini. Kegiatan ini
dilakukan guna melindungi kondisi alam SMMA dari pencemaran dan limbah, serta untuk menjaga kondisi hutan bakau yang tersisa.

Sesi fotografi


Bagi Anda yang memiliki hobby fotografi, Suaka Margasatwa Muara Angke
sering juga digunakan sebagai studio alam oleh para fotografer.

Dengan mengambil objek alam dan satwa liar yang ada di kawasan ini,
maka jangan heran bila suatu saat Anda berkunjung ke lokasi ini Anda
akan melihat langsung aksi para fotografer yang sibuk dengan objek dan
model mereka masing-masing, termasuk juga para pasangan yang melakukan
foto pre-wedding mereka di sini.

Untuk memasuki Suaka Margasatwa Muara Angke, pengunjung biasanya
terlebih dulu harus mendapat ijin dari Kantor Balai Konservasi Sumber
Daya Alam (BKSDA) DKI
Jakarta yang terletak di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat. PSebabnya,
untuk memasuki kawasan ini tidak sembarang orang dapat melakukannya,
karena lokasi ini merupakan salah satu lokasi yang sangat dijaga
kelestariannya. (Sihmanto)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36554

Untuk

melihat artikel Jalan-Jalan lainnya, Klik

disini

Mohon
beri nilai dan komentar
di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported

by :