Di Amerika, kultur dan budaya
Asia termasuk cukup menyebar dan berpengaruh. Seiring dengan
terjalinnya persahabatan antar dua benua, maka tak heran budaya Asia
pun berakar cukup kuat. Budaya ini menyebar lewat komunikasi yang
terjalin antar penduduk serta dari hasil pelajaran di bangku kuliah.
Ya, budaya Asia memang menjadi salah satu mata pelajaran di beberapa
Universitas terkemuka di Amerika. Bahkan beberapa dari mereka pun lebih
spesifik mempelajari budaya dan bahasa Indonesia. Siapa sangka, ada
juga pelajaran menabuh gamelan!

UCLA (University
of California-Los Angeles) merupakan salah satu Universitas yang
memiliki mata pelajaran bahasa Indonesia yang termasuk dalam kajian Asian Studies.
Alasan memasukkan mata pelajaran itu karena Indonesia merupakan negara
keempat dengan populasi penduduk terbanyak. Dengan begitu dapat
memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang Indonesia yang turut
berperan penting dalam urusan dunia.

Universitas ini juga
merupakan satu-satunya Universitas yang menawarkan mata kuliah bahasa
Indonesia dari tahap beginning, intermediate sampai advance. Mereka
juga terbuka untuk saling bekerjasama dalam hal riset dan pertemuan
antar murid dari pihak fakultas antar negara. Para pengajar di sini
benar-benar menguasai tentang budaya Indonesia dan bahasanya. Pihak
Universitas memberikan pilihan untuk menyelesaikan kuliah, Undergraduate (dua tahun), graduate (lima tahun), fellowship (beasiswa), atau education aboard.

The UCLA Center
for Southeast Asian Studies (CSEAS) didirikan tahun 1999 dengan misi
berperan utama dalam menentukan tempat studi Asia Tenggara di Amerika
Serikat pada abad ke-21. Tahun 2000, CSEAS bergabung dengan Pusat Studi Asia Tenggara di UC Berkeley
untuk membentuk konsorsium. Yang kemudian ditunjuk Departemen
Pendidikan Nasional Pusat di Amerika sebagai tempat belajar serta riset
tentang sejarah, bahasa, masyarakat, dan budaya Asia Tenggara.

Selain UCLA, Universitas lain yang memiliki Asian Studies
dan memasukkan pelajaran bahasa Indonesia didalamnya, adalah Arizona
State University, Cornell University, Northern Illinois University,
Ohio University, University of British Columbia, Universitas
California-Berkeley, University of Hawaii, Universitas Michigan,
University of Washington, University of Wisconsin-Madison dan Yale
University. Untuk urusan konsorsium antar negara, mereka bekerjasama
dengan the United States Department of Education dan Universitas
Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga, Jawa Tengah.

Misi
mereka memasukkan kajian Asian Studies serta budaya dan bahasa
Indonesia hampir semuanya sama, yaitu untuk mengggalang persahabatan,
kerjasama, kesempatan lebih terbuka lebar untuk saling bertukar
kesempatan bekerja, serta pertukaran institusi akademik, komunitas
organisasi dan individu yang tertarik dengan budaya di Asia Tenggara.

Sementara
di Yale University, mereka memfokuskan penelitian, pendidikan, dan
pertukaran intelektual pada budaya, politik dan ekonomi di Asia
Tenggara baik sejarah dan budaya kontemporernya. Program Studi Asia
Tenggara ini sudah berdiri sejak tahun 1947 dan merupakan yang pertama
memulai program kajian Asian Studies dalam semua disiplin ilmu di Amerika.

Di
Yale, sangat terbuka untuk menerima mahasiswa dari luar Amerika untuk
belajar budaya Asia melewati program beasiswa. Kita tinggal mencari
informasi di bagian beasiswa mahasiswa internasional atau Services for International Students and Scholars
dari situs Yale. Saat ini, dari keseluruhan jumlah mahasiswa
internasional, 14%-nya adalah Asian, tentunya mencakup mahasiswa
Indonesia. Setelah itu, African-American dan Hispanik.

Pihak
universitas secara teratur mensponsori berbagai kegiatan termasuk salah
satunya mendukung aktifitas musik Jawa lewat Gamelan Suprabanggo.
Perangkat gamelan yang ada di Yale ini khusus dibeli dari seorang
Dalang yang juga seorang pengajar di di UC-Berkeley, Ki Midiyanto tahun
2006. Sejak saat itu aktif digunakan dan dinamakan Gamelan Suprabanggo.
Yang diajarkan di sini mencakup sejarah, teori, estetika, budaya dan
karawitan Jawa oleh Ki Midiyanto.

Sedangkan di Universitas
Wisconsin, terdapat kursus mengenai Javanese Gamelan, dan Javanese
Performance. Lain lagi di Universitas Ohio. Pihak Univesitas mendukung
studi tingkat master dan doktor untuk lebih mendalami sosial dan budaya
Asia Tenggara. Program studi ini sudah dimulai sejak tahun 1967. Untuk
bahasa Indonesia sudah tingkat advance. Para lulusan dari studi ini
biasanya berkarir di organisasi non-pemerintah macam LSM atau NGO (non-governmental organizations), serta badan internasional. Atau juga menjadi pengajar dan peneliti.

Di
Universitas Michigan malah kita bisa belajar membaca dan menulis bahasa
Jawa Kuno (Kawi)! Karena disana ada studi mengenai sejarah, penuturan
dan pelisanan bahasa Jawa kuno. Bahkan hampir setiap tahun pihak
Universitas mengundang pembicara dari Indonesia unutk menjadi dosen
tamu.

Lain lagi di University of Washington, kajian yang
ditawarkan di Asian Studies mencakup etnomusikologi, film, sejarah,
antropologi, arkeologi, studi lingkungan dan kelautan, ilmu politik,
sosiologi, studi budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, teori
poskolonial, dan studi tentang perempuan. Bahasa yang diajarkan adalah
bahasa Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam dan Burma.

Tak
jauh beda dengan misi dari Universitas-Universitas di atas, pengadaan
The Center for Asian Research di Arizona State University (ASU) di
Tempe, Arizona juga merupakan langkah pemahaman benua Asia lebih dalam.
Untuk program undergraduated, pilihan yang ditawarkan adalah
bahasa Cina, Jepang, Hindi, Indonesia, Korea, Laos, Thailand atau
Vitenam. Program studi ini juga mendorong mahasiswa untuk mendapatkan
pengetahuan khusus wilayah Asia dengan mengambil kursus di antropologi,
seni, geografi, sejarah, sastra , sastra, politik, dan agama.

Sedangkan
program graduated penawarannya adalah pemahaman East Asia (China,
Japan, Korea) dan Southeast Asia (Indonesia, Laos, Thailand, Vietnam).
Sarana di sini cukup komplet. Dari koleksi videonya, pemutaran film
Asia di setiap musim semi dan gugur, perpustakaan, serta pengajar yang
profesional. ASU juga memiliki the Center
Study Abroad Comitte yang membantu dan memberikan saran untuk belajar
di luar negeri serta bagi yang ingin mengikuti program pertukaran
mahasiswa. Saat ini, mahasiswa ASU juga memiliki kesempatan untuk belajar di Cina, Jepang, Korea, Taiwan, Hong Kong, India, Vietnam, Thailand dan Singapura. (riana)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?32992

Untuk melihat Berita Amerika / Amerika / Main Story lainnya, Klik disini

Untuk Tanya Jawab tentang Artikel ini, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Gihan Law Office