Aksi Panggung “Jadul” Mengguncang San Francisco

”One of 12 acts to watch at SXSW 2008!”
-Billboard Magazine

”One of the best bands on Myspace”
-Rolling Stone Magazine

”A deliciously anachronistic sound”
-TIME Magazine

”One of the 25 Most Crushworthy Bands of 2006-The Best Indie Pop Band from Indonesia Ever”
-All Music Guide

Nama band White Shoes and The Couples Company memang belum begitu terkenal Selain namanya terdengar aneh dan panjang, artinya pun tidak begitu jelas. Apalagi dengan dandanan “jadul” alias jaman dulu ala 70-an,terus terang saya agak sedikit ragu. Ragu akan kesuksesan konser dan kualitas musik mereka untuk telinga para penonton di San Francisco.Tapi saya langsung bangga begitu mendengar informasi bahwa band White Shoes ini merupakan satu-satunya band dari Indonesia yang dikontrak label musik Chicago Minty Fresh, dan juga satu-satunya band Indonesia yang diundang dalam festival musik indie terbesar di Amerika Serikat yakni South By South West di Austin, Texas.

White Shoes yang terdiri dari Aprilia Apsari (vokal), Ricky Surya Virgana (kontrabass, cello, bass, vokal), John Navid (Dram, Vibes), Aprimela Prawidyanti (piano, viola, keyboards, vokal), Saleh Hussein (gitar elektrik, vokal), dan Yusmario Farabi (gitar akustik, vokal ) ,menyatakan bahwa musik mereka dipengaruhi oleh soundtrack film-film vintage Indonesia tahun 70-an, musik jazz tahun 30-an, dan harmoni musik pop 60-an. Awalnya dibentuk oleh pasangan Apsari dan Yusmario ditempat mereka mengajar di Insitut Kesenian Jakarta. Tahun 2002 Saleh mulai bergabung, menyusul kemudian Ricky, Aprimela dan John Navid pada tahun 2004. Nama band mereka diciptakan karena mereka sering memakai sepatu berwarna putih dan empat dari anggotanya adalah pasangan. Tahun 2005 White Shoes menelurkan album perdana lewat label studio Aksara,dan pada tahun 2007 mereka mengeluarkan album mininya berjudul Skenario Masa Muda. Akhirnya tidak lama kemudian, band White Shoes teken kontrak label independen ternama dari Chicago Minty Fresh. Dari sinilah titik awal mereka untuk go international. Jim Powers, Presiden Minty Fresh yang khusus datang ke San Francisco untuk melihat aksi panggung White Shoes sekaligus mengenal mereka secara pribadi berujar,“Sebetulnya iseng-iseng saja saya waktu itu browsing musik dan band-band dari Indonesia, setelah saya lihat White Shoes, saya langsung tertarik dengan mereka, menurut saya musik mereka itu sangat unik dan menarik juga catchy, penampilannya pun eksentris tapi sopan.Langsung saya kontak label Aksara dan hubungi manager mereka Indra Ameng mengenai ketertarikan saya untuk mengontrak mereka untuk label kami. The rest is history.” Ujar pria ramah berkacamata ini sambil tersenyum.

Sehari sebelum manggung di panggung toko musik label independen ternama Amoeba dan klab musik indie pop The Make-Out Room,Kabari sempat berbincang sebentar dengan anggota white shoes. Ketika ditanya bagaimana perjalanan mereka ke Amerika, Ricky berujar, “Capek sih sudah pasti, tapi perasaan kita semua senang sekali. Bayangkan kita tuh semua (9 orang kru dan alat-alat musik) naik bis Greyhound dari Austin ke San Francisco, gara-gara ketinggalan pesawat. Untungnya pas disini kita dijemput oleh teman-teman Anak Negri Production dan atas kebaikan Bapak dan Ibu Konjen, kita menginap di Wisma sampai akhir kunjungan kita di San Francisco.” sembari duduk disamping Aprimela,istrinya. Pasangan yang sudah memiliki dua anak ini menambahkan, “Kami senang sekali dan bersyukur karena diundang main di San Francisco oleh anak-anak Indonesia, benar-benar suatu kehormatan. Harusnya kita juga tampil di New York, kita diundang oleh pihak Mercury Lounge dan sudah ditetapkan tanggal mainnya (sebuah klab musik ternama, red.). Namun,sayangnya kita tidak punya duit lebih untuk membeli tiket pesawat dan ongkos penginapan. Bagusnya pihak Mercury Lounge bersedia menunggu kita lagi di lain waktu untuk manggung.” Drama lainnya adalah urusan visa yang dialami oleh Saleh, walaupun sempat mengunjungi kota Austin, namun ia tidak sempat ikut tampil dengan anggota bandnya karena telat. Pria yang murah senyum ini berkata, “Ya gimana, mungkin karena nama lengkap saya Saleh Hussein dan lahir di Jeddah. Saya tidak diberi visa langsung, padahal saya sudah menjelaskan berkali-kali bahwa saya adalah musisi yang diundang main musik di Austin. Sebalnya lagi, semua surat-surat dari pihak Aksara maupun festival SXSW, tidak berpengaruh. Tidak lama kemudian saya tahu bahwa nama saya masuk daftar imigrasi, bahkan FBI,entah buat apa. Akhirnya saya mengontak teman saya orang Indonesia yang punya koneksi kantor Duta Besar Indonesia di Washington D.C dan dengan pemerintah Amerika, akhirnya nama saya pun enggak jadi kenapa-kenapa.”ujar pria hitam manis ini lega.

Malamnya, mereka manggung di klab The Make-Out Room, dengan pertunjukkan band pembuka Foxtail Summersault. Tidak disangka tiket terjual habis, dan suasana klab yang tadinya hening tiba-tiba penuh dengan orang-orang yang ingin melihat band White Shoes bermain. Walaupun lebih dari 75% pengunjung adalah masyarakat Indonesia, namun banyak juga orang-orang lokal yang antusias ingin menonton band White Shoes. Malam itu semua benar-benar terpikat dengan penampilan White Shoes. Terutama aksi sang vokalis utama, Sari,yang dengan suara merdunya sering menggoyang pinggulnya sambil mengibas-ibas kipas. Ia juga berujar kepada penonton, “Excuse our English. We hope we entertain you tonight.”
Sekitar sejam lamanya White Shoes menghibur penonton. Meski kebanyakan lagunya terdiri Bahasa Indonesia, ada juga beberapa yang berbahasa Inggris. Saat White Shoes menyanyikan lagu-lagu seperti “Senandung Maaf”, “Sabda Alam”, “Tentang Cita”, “Pelan Tapi Pasti”, “Windu & Defrina”, “Topstar”, dan“Kapiten dan Gadis Desa” banyak penonton Indonesia yang ikut menyanyi.Lalu saat lagu-lagu bahasa Inggris termasuk “Runaway Song” dan “Brother John” dinyanyikan, giliran penonton bule yang berdendang seru.
Konser akhirnya ditutup dengan lagu baru andalan mereka berjudul “Aksi Kucing”. Semua penonton Indonesia maupun bule ikut mendendangkan bagian dari lagunya yang berbunyi “Meong-Meong” atau “Meow-Meow” sembari berjoget. Sebelum konser selesai, John sempat mempertontonkan kebolehannya menggebuk dan bersolo drum ala Ringo Starr. Kontan penonton bertepuk tangan dan mengelu-ngelukan John. Di penghujung pertunjukan, banyak yang bilang “They’re awesome!” dan “They Kicked Ass!”. Akhirnya, semua pulang dengan hati senang karena suguhan musik yang tak terlupakan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini mereka akan kembali tampil mengguncang Amerika! (Inna)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik  www.KabariNews.com/?31278

Klik Disini untuk Baca Artikel ini di Majalah Kabari Mei 2008 ( E-Magazine )

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Honda of Downtown LA

Real People With real Deal !!!!!

Klik www.hondaola.com  atau Telp. 909.614.9909