Kasus pembunuhan berantai yang diduga dilakukan oleh Ryan, semakin hari semakin menarik dicermati. Apalagi beberapa hari belakangan, media cetak maupun elektronik berlomba-lomba menayangkannya secara up to date.

Pembunuhan dengan korban  lebih dari satu bahkan hingga sebelas orang, memang  akan selalu menarik perhatian. Tak terkecuali kasus Ryan. Dengan jumlah korban yang demikian banyak, tentu akan mengusik rasa penasaran orang. Mulai dari  pertanyaan sederhana seperti berapa jumlah korban sesungguhnya, mengapa ia begitu rapihnya melakukan pembunuhan berkali-kali tanpa diketahui keluarga dan warga sekitar, hingga apa motivasi tindakan tersebut.

Yang tak kalah seru menjadi perbincangan di tengah masyarakat adalah bahwa didapati Ryan seorang gay. Soal orientasi seksual Ryan bahkan seperti menjadi ‘bola panas’ dan hampir menyamai pemberitaan mengenai pembunuhan itu sendiri.

Sayangnya, tak sedikit orang yang kemudian mengait-ngaitkan orientasi seksual seseorang dengan prilaku kriminal. Padahal orientasi seksual adalah hal yang berdiri sendiri. Meski keduanya berhubungan dengan psikis dan mental. Bukan berarti orientasi seksual berkaitan langsung dengan tindakan atau prilaku kriminal yang dilakukan seseorang. 

Psikolog Dahlia Soewito mengatakan,  “Yang menjadi pencetus tindakan Ryan  bukanlah orientasi seksual .  Tetapi lebih dikarenakan faktor kejiwaan yang bisa saja disebabkan oleh masa lalu yang suram. Ryan ini cenderung psikopat, ia menikmati pembunuhan-pembunuhan yang dilakukannya atau mungkin ia mengalami ecstasy saat melihat korbannya meregang nyawa. Ecstasy ini lalu membuatnya ketagihan.”

Dahlia juga mengatakan bahwa ditemukannya korban wanita bersama seorang bocah wanita mematahkan asumsi bahwa tindakan Ryan  dipengaruhi oleh orientasi seksual. “Jika sudah ketagihan, siapapun bisa menjadi korbannya.”

“Nah, persoalan Ryan menjadi psikopat yang ditandai ketagihan untuk membunuh, sama sekali tak berhubungan dengan prilaku seksual, tetapi lebih ke faktor kejiwaan, jiwanya memang perlu “dibenahi”.” katanya lagi.

Menurut Ibu Ryan, Siyatun, sewaktu Ryan SMP pernah dibawa ke Rumah Sakit karena sering meracau dan mengamuk sendiri tanpa sebab. Ryan juga pernah dirawat di rumah sakit selama dua minggu karena prilaku anehnya tersebut. Bahkan ia mengaku pernah dikejar-kejar dan ingin dibunuh Ryan.

Keterangan ini menguatkan fakta  bahwa jauh sebelum  Ryan berprilaku gay sejak SMA, kondisi kejiwaannya memang sudah labil.

Dahlia lalu menambahkan “Dari bukti-bukti yang terkumpul berupa perhiasan, uang, dan kartu kredit, motivasinya bisa jadi malahan ingin menguasai harta orang lain. Jadi Ryan ini mungkin ketagihan merampok juga.”//

Artikel terkait :


Enam Jenazah Lagi Ditemukan Di Rumah Ryan

Ryan, Sang Penjagal Dari Jombang

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Photobucket

Lebih dari 100 Perusahaan Asuransi di California.

Asuransi Mobil, Kesehataan, Gigi, Bisnis, Jiwa.

Bisa dapat Premium Online Sekarang…..

Klik www.GreatPremium.com Sekarang

Telpon 1-800 281 4134            Email  Info@thinkapril.com