Nenek Barack Obama, Madelyn Payne Dunham, wafat dalam usia 86 tahun di  Honolulu, Hawaii, demikian Kantor Berita AP. Obama mengumumkan tentang wafatnya sang nenek pada saat kampanye di Charlotte, North Carolina, sehari sebelum Pemilihan Umum di AS. Bersama Maya Soetoro Ng, adiknya, Obama mengungkapkan bahwa sang nenek wafat dengan tenang pada Minggu larut malam setelah berjuang melawan kanker.

Mengenai neneknya, Obama dan Maya mengatakan, “Beliau adalah sokoguru keluarga, perempuan dengan prestasi dan keuletan luar biasa serta rendah hati”.

Obama mengetahui kematian neneknya Senin pagi ketika dia berkampanye di Jacksonville, Florida. Dia berencana meneruskan kampanyenya dan mengikuti upacara kematian yang akan dilangsungkan kemudian.

Calon Presiden Partai Republik, John McCain bersama Cindy McCain, istrinya, dikabarkan menyampaikan rasa belasungkawa “Pikiran dan doa kami tertuju kepada mereka tatkala mereka mengenang dan merayakan hidup dari seseorang yang banyak membentuk hidup mereka,” demikian pernyataan resmi
kubu John McCain.

Bulan lalu, Obama memang menyempatkan diri terbang ke Hawaii bersama-sama dengan Dunham, neneknya, ketika kesehatannya semakin memburuk. CBS melaporkan, Obama tidak ingin terlambat menjenguk neneknya, seperti terjadi ketika dia terlambat menengok ibundanya yang meninggal karena kanker rahim di tahun 1995 di usia 53.

Dunham yang kelahiran Kansas bersama suaminya, Stanley, membesarkan cucunya beberapa tahun sehingga dia bisa sekolah di Honolulu, sementara putri mereka (Ann Dunham) dan suami keduanya (Lolo Soetoro) tingggal di Jakarta. Dalam kehidupan, pengaruh nenek Obama sangat besar, seperti diakuinya di depan jutaan pemirsa
saat acara pengukuhan para nominasi calon Presiden Partai Demokrat
Agustus lalu di Denver.

“Beliaulah orang yang yang mengajarkan kerja keras,” kata Obama. “Beliau juga menyarankan agar saya menunda beli mobil baru atau baju baru untuknya sehingga saya bisa kehidupan yang lebih baik. Beliau memberikan segalanya buat saya,” ungkap Obama.

Panggilan sayang Obama buat neneknya adalah “Toot” (Bahasa Hawaii – Tutu). Dan nenek Dunham biasa memangggil Obama “Bear”.

Madelyn dan Stanley Dunham menikah tahun 1940, beberapa minggu sebelum lulus dari sekolah menengah atas. Putri mereka, Stanley Ann, lahir tahun 1942. Setelah berpindah-pindah dari California, Texas, Washington dan Kansas, pekerjaan membawa Stanley Dunham dan keluarganya tinggal di Hawaii.

Di Hawaii lah Stanley Ann kemudian bertemu dan jatuh cinta dengan ayah Obama, mahasiswa Kenya Barack Hussein Obama Sr. Mereka bertemu pertama kali di Kelas Bahasa Rusia di Universitas Hawaii. Putra mereka lahir pada bulan Agustus 1961, tetapi pernikahan mereka tidak berlangsung lama. Ann Dunham lalu
menikah dengan mahasiswa Indonesia, Lolo Soetoro, di Hawaii.
Obama kemudian pindah ke Indonesia bersama ibunya dan ayah tirinya di usia 6 tahun. Tetapi, tahun 1971, ibunya mengirimnya lagi ke Hawaii untuk tinggal bersama orang tuanya. Obama tinggal bersama kakek neneknya sampai lulus sekolah menengah atas di tahun 1979.

Dalam otobiografinya, Obama menulis bahwa dia suka sekali main bola basket di lapangan bawah di apartemen neneknya di Hawaii. Sementara itu, dari sana dia bisa melihat ke atas neneknya yang mengawasinya di lantai 10.

Ini adalah apartemen sama yang dikunjungi Obama di Honolulu, Hawaii bulan lalu. Neneknya tidak bisa pergi ke mana-mana karena kondisi kesehatannya yang memburuk.

Madelyn Dunham hanya mengambil kelas-kelas di perguruan tinggi tapi tidak memiliki titel. Dia mulai dari menjadi Sekretaris Bank Hawaii, sampai kemudian menjadi VP perempuan pertama di Bank yang sama.

“Setiap pagi dia bangun jam 5, berganti pakaian muumuus (sejenis daster Hawaii berwarna terang) dan mengenakan pakaian kantor formal dan sepatu berhak tinggi,” tulis Obama.

Ketika muda, Obama dan neneknya keliling Amerika dengan bis Greyhound, berhenti di Grand Canyon, Yellowstone Park, Disneyland dan Chicago, tempat di mana Obama tinggal bertahun-tahun kemudian.

Ada satu insiden waktu Obama beranjak remaja dan itu selalu dikenang olehnya. Ada lelaki yang terus menerus mengemis ketika neneknya berangkat kerja. Dan neneknya mau agar suaminya mengantarnya bekerja. Ketika Obama bertanya mengapa, kakeknya menjawab bahwa neneknya terganggu karena pengemisnya berkulit hitam.

Kata-kata itu sangat membekas kepada Obama yang birasial. “Itu seperti tonjokan di ulu hati saya,” tulis Obama kemudian. Dia yakin kakek nenek begitu mencintainya. “Tetapi”, lanjutnya,”Saya tahu bahwa orang-orang yang bisa jadi adalah saudara-saudara saya masih bisa menimbulkan rasa takut mendalam”.

Pernyataan sama diungkapnya ketika harus menghadapi serangan pers karena hubungannya dengan Pastor Jeremiah Wright.

“Banyak karakter Obama yang mengambil dari neneknya,” kata Maya Soetoro Ng, saudara tiri Obama. “Dari neneknya, Obama belajar pragmatisme, kesetaraan, kepekaan dan no nonsense, ” tambahnya.

Selama pensiun, nenek Obama dikenal sebagai pemain bridge ulung.

Selamat Jalan Tut !

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?32175

Mohon  Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket