Pertama kali menginjakkan kaki di bandara El Tari, Kupang, yang
terlintas di benak adalah panasnya kota ini yang katanya melebihi
Jakarta. Suhunya berkisar 30-34 derajat celcius. Kota Kupang, adalah
ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan luas wilayah 229,97 km2
dan dengan populasi penduduk mencapai 232.842 jiwa (sensus 2000).

Lalu
lintas kota Kupang tidaklah padat. Bahkan karena berbatasan langsung
dengan teluk Kupang di sebelah Utara, mulai dari Jalan Sumba hingga
Jalan Pahlawan, jalanannya persis berada di pinggir pantai. Sembari
melintasi jalan tersebut, mata dimanjakan oleh pemandangan lautan nan
indah. Ada beberapa jalan yang naik-turun sehingga kita harus
berhati-hati.

Kabari Jalan-jalan"Pantai Lasiana Kupang"

Kota Kupang memiliki beberapa ciri khas yang
unik. Salah satunya angkutan umumnya yang disebut Bemo, kalau di
Jakarta atau Bandung biasa disebut Angkot. Uniknya, para supir Bemo
menyetel musik dengan suara keras agar calon penumpang tertarik.
Katanya, jika suaranya tidak keras, penumpang biasanya kurang tertarik.
Pantas saja hampir semua Bemo di Kupang dilengkapi sound system. Tapi bukan itu saja, Bemo juga di make-up secantik mungkin agar penumpang merasa nyaman dan senang.

Selain
Bemo, Kupang juga punya wisata bahari yang memikat, yakni Pantai
Lasiana. Dengan pasir pantai yang lembut, air laut yang jernih, serta
deretan pohon kelapa dengan nyiur yang melambai, semakin menambah
keindahan pantai ini. Dari kejauhan kita juga dapat melihat Gunung
Fatuleu yang bentuknya mirip seorang putri yang sedang tidur. Uniknya
lagi, di pantai ini kita juga dapat menyaksikan sunset dan sunrise.

Kabari Jalan-jalan"Pantai Lasiana Kupang"

Puas
berjemur di Pantai Lasiana, ada lagi tempat rekreasi yang menarik,
yaitu Gua Monyet. Gua Monyet adalah taman rekreasi dimana monyet-monyet
dibiarkan hidup bebas. Sejak didirikan tahun 1998, jumlah monyet yang
berkembang biak mencapai lebih dari 300 ekor. Sayangnya, biaya
pemeliharaan mereka amat minim sehingga uluran tangan dari pengunjung
sangat diharapkan.

Di Kupang, yang menjadi makanan khas
adalah daging se’I, yakni daging sapi atau babi yang rasanya asin tanpa
harus dibumbui lagi dengan garam dan dagingnya empuk, sehingga kita
mudah mengunyahnya. Biasanya daging se’I dimasak dengan cara dibakar
atau digoreng. Keduanya sama-sama enak dan gurih.

Keunikan lain dari Kota Kupang adalah bahasa yang terpenggal pengucapannya. Misalnya, sonde yang berarti tidak, hanya diucapkan son. Atau beta yang berarti saya disingkat menjadi be. Ada juga pergi yang hanya diucapkan pi dan jangan yang hanya diucapkan jang.

Dengan
banyaknya keunikan kota Kupang, maka bertambahlah keragaman yang ada di
Indonesia. Kita sebagai bangsa Indonesia tentunya berbangga hati dan
harus ikut melestarikan keragaman budaya yang menjadi ciri khas
Indonesia. (theresia)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31471

Klik Disini untuk Baca Artikel ini di Majalah Kabari Juli 2008 (E-Magazine )

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket