Hari-Hari Menjelang Pengunduran Diri Soeharto
Sebelas tahun sudah usia keruntuhan rezim Soeharto. Hingga
kini, peristiwa suksesi yang memakan banyak korban jiwa itu masih menarik
ditelisik, terutama pada hari-hari menjelang kejatuhan Soeharto.
Tahun 1997
29 Mei
Pemilu diselenggarakan. Golkar menang mutlak dengan
perolehan suara hampir 75 persen.
Juni
Orang-orang dekat Soeharto termasuk Harmoko menyatakan
dukungan kepada Soeharto untuk maju kembali menjadi presiden periode 1998-2003.
27 Juli
Pecah peristiwa kerusuhan di kantor PDI. Meski saat itu
demontrasi massa
berkisar pada persoalan kepemimpinan dalam internal PDI. Tak sedikit yang
menyuarakan agar Soeharto mundur dari jabatan. Belasan aktivis hilang usai
peristiwa ini.
20 Oktober
Pada HUT Gollkar ke 33, Soeharto meminta pembantunya
mengecek apakah rakyat memang benar-benar menginginkan dirinya berkuasa kembali
Agustus
Krisis ekonomi Asia mulai merambah Indonesia. Bantuan IMF 23 miliar US$ tak dapat menolong ekonomi Indonesia. Nilai tukar dollar
melonjak.
Tahun 1998
20 Januari
Tiga orang dari jalur ABS (ABRI, Birokrat, Sipil) Golkar,
yakni Yogie SM, Jenderal Faisal Tanjung dan Harmoko menghadap Soeharto. Mereka
mengatakan rakyat masih mendukung Soeharto.
10-11 Maret
Soeharto dan Habibie diangkat menjadi Presiden dan Wakil
Presiden dalam Sidang Umum MPR.
4 Mei
Pecah kerusuhan dan penjarahan di Medan.
9 Mei
Presiden Soeharto melawat ke Kairo, Mesir.
12 Mei
Empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas oleh peluru tajam aparat dalam
aksi unjuk rasa di kampus mereka di Grogol Jakarta Barat.
14 Mei
Pecah kerusuhan dan penjarahan. Ribuan orang jadi korban baik nyawa maupun
harta
15 Mei
Presiden Soeharto kembali dari Cairo,
memperpendek kunjungan kenegaraan.
16 Mei
Orang Asing dievakuasi dari Indonesia.
Para tokoh seperti Amien Rais, Abdurahman
Wahid dan Megawati mendukung lengsernya Soeharto
17 Mei
Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya
Abdul Latief mengajukan surat
pengunduran diri. Tindakan Abdul Latief belakangan diikuti oleh menteri-menteri
lainnya menjelang pengunduran diri Soeharto.
18 Mei
Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Presiden Soeharto mundur. Wiranto menerima
instruksi Presiden untuk memulihkan keamanan.
19 Mei
Di Istana Negara Soeharto mengundang
sejumlah tokoh dan cendekiawan. Dalam pertemuan itu Soeharto mengatakan akan membentuk
komite reformasi, kabinet reformasi dan akan menyelenggarakan Sidang Umum MPR
tahun 2000. Soeharto sempat mengatakan kapok jadi presiden.
20 Mei
Golkar juga meminta Presiden Soeharto mundur. 14 menteri yang telah ditunjuk
dalam kabinet reformasi menolak bergabung.
21 Mei
Presiden Soeharto mengundurkan diri digantikan Habibie.
Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?33062
Untuk melihat Berita Indonesia / Khusus lainnya, Klik disini
Klik disini untuk Forum Tanya Jawab
Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________
Supported by :