LPIPenghargaan tokoh pluralis diberikan oleh Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) kepada enam tokoh nasional yang dianggap pluralis berdasarkan survei masyarakat. Keenam penerima penghargaan itu adalah mantan Presiden Megawati Soekarno Putri, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Ali Masykur Musa dan Calon Wakil Presiden dari Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo.

Ke enam nama tersebut lolos dalam survei LPI yang melibatkan beberapa pakar dan pengamat juga pilihan masyarakat, sebagai tokoh pluralis. Hal itu disampaikan Direktur LPI, Boni Hargens. “Penilaian masyarakat itu terbukti dalam survei yang pernah kami lakukan pada bulan November 2013 lalu, dan sudah dirilis” kata Boni.

Joko Widodo yang menghadiri acara penghargaan itu mengatakan kemajemukan serta kebhinekaan adalah sebuah anugerah yang tidak boleh dipertentangkan. Pria yang akrab disapa Jokowi itu juga mengungkapkan, bahwa nilai-nilai kemanusiaan dan kemajemukan serta kesetaraan memang harus senantiasa dipelihara dan dipertahankan oleh siapapun juga.

“Kesetaraan jangan sampai terkurangi. Harus terus diperkokoh” ungkapnya saat menerima penghargaan di Galeri Café, Taman Ismail Marzuki, Jakarta (30/12)

Hal yang sama juga diungkapkan Ali Masykur, bahwa pluralisme sangatlah penting dalam kehidupan. Lebih lanjut Ali mengatakan dirinya selalu teringat akan pesan mendiang tokoh idolanya Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal Gus Dur, yaitu tidak membeda-bedakan etnis, golongan, suku, dan agama.  “Gus Dur selalu mengajarkan kepada saya dengan tidak membeda-bedakan orang” paparnya.

Terkait pemberian anugrah Tokoh Pluralis 2013, Ali mengaku sebenarnya merasa belum pantas menerima penghargaan dari lembaga yang digawangi Boni Hargens tersebut. “Saya belum pantas sebetulnya menjadi salah satu tokoh pluralis karena buat saya, saya belum ada apa-apanya, seperti kukunya Gus Dur untuk bicara kemanusiaan, dan penerima penghargaan lainya,” katanya.

Ia merasa tak lebih baik dari tokoh lain yang menerima anugrah serupa, yakni Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo, Prabowo Subianto, Surya Paloh, dan Hary Tanoesoedibjo. “Saya hanyalah salah seorang anak bangsa yang terus berusaha memperjuangkan kemajemukan sebisa saya,” ungkap Ali.

Untuk share artikel ini klik www.kabariNews.com/?60916

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

intero