KabariNews – Permasalahan antara pemeluk agama yang berbeda muncul karena kurangnya interaksi dan dialog antara umat beragama itu sendiri. Hal itu dikatakan oleh Mark Clark (Political Counselor Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia) dalam acara Son of Abraham di @america, Pasific Place, Jendral Sudirman, Rabu, (12/11).

Mark mengatakan kalau ada masalah yang timbul selesaikan dengan dialog lintas agama. “ Soal apa ada yang salah, bagaimana salahnya, dengan dialog biasanya lebih mudah diselesaikan dengan lebih baik” katanya.  Mark menambahkan, di setiap daerah di indonesia ada forum lintas agama yang penting untuk menyelesaikan permasalahan soal agama.

Perbedaan agama harus dihormati dan  perbedaan itu tidak harus menjadi hambatan untuk menjadi sahabat atau rekan. Di Amerika pun penting sekali, tidak jarang dalam masalah yang muncul di salah satu komunitas antara agama yang berbeda belum tentu bisa diselesaikan hanya dengan tindakan aparat, karena paling baik masalah diselesaikan oleh komunitas itu sendiri dengan cara dialog. “ Itu cara yang paling baik, begitu pun di Amerika” katanya.

Mark punya pengalaman disaat dirinya tidak mengetahui banyak soal agama di luar agama yang dia anut. Mark lahir di salah satu village di Amerika dimana tidak ada satu pun orang islam di wilayah tempat tinggalnya begitu pula dengan orang Yahudi. “Pada umumnya kami buta mengenai agama-agama yang lainnya. Dan sering kali kami curiga dengan anggota agama lainnya. Bagaimana kepercayaan mereka seperti ada sesuatu yang salah. Seperti  tidak ada pengalaman atau pun interaksi dengan orang yang berbeda kepercayaan” kata Mark.

Namun setelah keluar dari village,  masuk ke universitas, dan sedikit berkeliling dunia  Mark banyak berinteraksi dengan orang yang memiliki kepercayaan yang berbeda. “Pikiran saya jadi lebih terbuka dengan orang-orang diluar agama yang saya anut.”kata Mark

Akan halnya dengan stereotipe yang melekat seraya mengatakan Islam tidak bisa jalan dengan demokrasi, atau pun  Islam tidak bisa dijalankan dengan nuansa toleransi agama yang lain. Mark berpendapat, hal itu terjadi karena belum kenal atau paham dengan agama islam. Mark melihat Indonesia adalah contoh yang sangat penting dimana demokrasi cepat sekali berjalan dan hasilnya demokrasi sangat kelihatan sama dengan nuansa toleransi agama di Indonesia. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?72585

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :

jason_yau_lie