karya batik anak-anakKabarinews -‘Selamat Datang di Kampoeng Batik Palbatu’ begitulah tulisan pada papan besar di atas gapura masuk kampung Palbatu, Menteng Dalam. Sejak diresmikan sebagai Kampoeng Batik pada Desember 2011, Jl Palbatu, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet Selatan, tak pernah luput dari perhatian media. Hampir setiap tahun selalu ada kegiatan positif yang menginspirasi.

Kampung Batik ini menjadi kampung satu-satunya di kawasan Jakarta yang memiliki cat rumah dan jalan bermotifkan batik. Dan karena inovasi tersebut kampung ini pernah meraih dua rekor MURI sebagai “Pemrakasa dan Penyelenggara Pengecatan Jalan dengan Motif Batik Terpanjang, 133,9 meter” pada 2011, dan ‘Perkampungan Batik dengan Rumah Warga yang Dicat Motif Batik’ pada 2012.

Berawal dari keinginan untuk melestarikan batik, Bimo, Harry Domino dan Budi Darmawan pengagas Kampoeng Batik Palbatu terus berjibaku menciptakan harapan dan impian melestarikan warisan leluhur. Dengan mengenalkan budaya batik kepada warga Jl. Palbatu khususnya, Hary dan kawan-kawan ingin mengedukasi dan merubah pola pikir masyarakat untuk lebih sadar budaya dan dapat menjadikan kegiatan membatik menjadi salah satu peluang usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan perekonomian keluarga. “Harapan kami suatu saat nanti ini bisa menjadi tempat wisata sekaligus wahana edukasi mengenai batik yang saat ini masih kurang di Ibukota” kata Budi Darmawan yang akrab disapa Iwan kepada Kabarinews.com (2/10).

IMG_0277Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap 2 Oktober, Kampoeng Batik Palbatu untuk kedua kalinya menggelar kegiatan ‘Ngebatik Sekampung 2”, acara yang diberi tema “Mencintai Indonesia melalu Batik”dimulai sejak 28 September – 4 Oktober 2014. Dalam kegiatannya, selain membatik jalanan, agenda lain diisi dengan ngebatik dinding, ada juga workshop batik, lomba membatik, belajar membatik untuk anak-anak sekolah dasar (SD).

Anisa (8) merasa masih kaku saat mengoreskan canting pada kain. Membatik adalah pengalaman pertama siswa yang masih duduk dibangku SD kelas 4 itu. “Gampang-gampang susah, karena aku masih belajar. Ini pertama kali aku membatik” katanya. Bersama siswa SD lainnya pada peringatan Hari Batik Nasional, Putra Batik Nusantara 2013, Muhammad Aulia Nurrahman turut serta belajar membatik. Pria yang akrab disapa Rama itu secara pribadi bangga terhadap batik yang terus berkembang dan menjadi identas Indonesia. “Jadi memang perkembangan batik sangat pesat. Sejak disahkannya batik oleh Unesco sebagai warisan asal Indonesia, batik terus berkembang. Sekarang batik tidak hanya dipakai untuk formal tapi batik juga bisa tampil trendi” paparnya.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?70696

Untuk melihat artikel Nusantara lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

intero