Kabari News –  Tinggal menghitung hari, Basuki Tjahja Purnama atau yang akrab disapa Ahok akan menjadi orang nomor satu di Jakarta menggantikan Joko Widodo yang naik sebagai presiden terpilih 2014. Namun rintangan tak semudah kata-kata, jalan Ahok menuju kursi DKI 1 diwarnai pro kontra. Setelah dirinya memutuskan mundur dari partai pengusungnya Partai Gerindra karena merasa sudah tidak sejalan, ternyata beberapa masalah bermunculan, salah satunya penolakan organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) yang menolak Ahok jadi gubernur.

FPI terus mengancam akan menurunkan massanya lebih banyak dan memaksa Ahok turun dari jabatannya dan tidak melanjutkan pelantikannya jadi Gubernur DKI. Rabu (24/9) FPI bersama anggota Forum Betawi Rempug menggelar aksi massa menolak Ahok jadi gubernur di depan gedung DPRD DKI Jakarta.


Ketua FPI Tanah Abang Suharto menyatakan penolakan kepada Ahok memiliki 3 dasar. “Kita tidak asal menentang, kita punya landasan. Pertama agama Ahok bukan Islam, kedua perilaku Ahok arogan, kasar dan tidak bermoral, dan ketiga penolakan umat Islam Jakarta terhadap kepemimpinan Ahok” kata Suharto.

Aksi demonstarsi dimulai sejak 09.00 WIB, kedua ormas ini menurunkan sekitar 500 massa ke gedung DPRD DKI. Kedatangannya ke DPRD DKI, yaitu untuk menuntut agar DPRD DKI tidak melantik Ahok sebagai Gubernur DKI.

Meski ditolak Ahok tetap santai

Menanggapi penolakan FPI, mantan Bupati Belitung itu menanggapi santai dan merasa tak terpengaruh dengan ancaman FPI. Dia bahkan menyambut dengan baik para demonstran. Ia mengatakan, sudah sering didemo oleh berbagai ormas. Jika merasa terancam, Ahok mengaku akan meminta bantuan polisi. Dengan demikian, dirinya tidak merasa khawatir lagi terhadap ancaman.

Sambil berkelakar, Ahok menanggapi enteng masalah penolakannya ini. “Saya mah biasa-biasa saja. FPI tolak ahok jadi Gubernur, saya juga tolak FPI” kata Ahok, di Balai Kota (22/9).

Sama halnya dengan Ahok, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang sebentar lagi akan naik menjadi presiden pun menanggapi santai bahkan terkesan seperti lelucon. “Bagus” katanya “Ya bagus, sudah lama mereka ndak demo” imbuhnya.


Namun pria yang akrab disapa Jokowi itu menyayangkan aksi penolakan tersebut, ia hanya berpesan negara ini harusnya tentram agar nyaman dan aman, tidak diwarnai penolakan. Lagi pula, kata Jokowi, pelantikan itu sesuai dengan konstitusi, jadi semua anggota masyarakat harus mentaati konstitusi.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?70182

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

jason_yau_lie