Kabari News – Jika Anda sedang berjalan – jalan ke Indramayu tidak ada salahnya untuk mampir ke sebuah gereja tertua yang ada di sana, yaitu Gereja Kristen Indonesia  (GKI). Berdiri sejak abad ke-19, gereja ini memiliki cerita sejarah yang unik yang patut untuk Anda ketahui.

Keberadaan Gereja Kristen Indonesia  (GKI) tidak bisa terlepas dari seorang yang bernama Ang Boen Swie. Boen Swie merupakan peletak dasar berdirinya jemaat Indramayu yang dalam perkembangannya mendirikan gereja ini. Ketua Institut Kebudayaan Asia Tenggara Peiching, Prof. Kong Yuan Chi dalam bukunya CungKuo Yintunisia Wen Hwa Ciao Liu (Silang Budaya Tiongkok Indonesia) mengatakan Jemaat GKI Indramayu adalah jemaat Tionghoa pertama di Jawa bahkan di Indonesia, termasuk Ang Boen Swie

Ang Boen Swie lahir pada tahun 1813 dan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ia berkerja sebagai pedagang kelontong keliling yang berjalan kaki untuk menjajakan daganganya.Sudah lama  Ang Boen Swie tidak memiliki ketenangan batiniah, dosa dan kematian terus menerus mengusik hati serta mengganggu pikirannya. Konon ditengah pergumulan mencari ihwal makna hidup ia melihat sebuah perahu kecil yang terlepas dari tali penambatnya terombang-ambing tak tentu arah dipermainkan air Cimanuk.

Ang Boeng Swie merenung seraya menatap awan langit dan matahari.Namun Ang Boeng masih juga belum berhasil menemukan jawaban yang memuaskan prihal dosa dan kematiandan jawaban tentang keselamatan yang dirindukannya. Hingga akhirnya ia singgah di rumah orang Belanda yang bernama Herrklots di Karangampel yang sedang membaca kitab perjanjian baru terjemahan bahasa Jawa. Hatinya pun tersentuh dan menemukan jawaban yang selama ini dicarinya.

Pada tanggal 13 Desember 1858, 6 orang dari keluarga Ang Boen Swie, 4 orang dari keluarga Lauw Pang, Tjeng Sam Yan serta istrinya ditambah Lie Hong Leng dan Tji Tek, dibaptis oleh pendeta J.A..W.Krol dari gereja Belanda di Cirebon. 14 orang inilah yang menjadi cikal bakal jemaat GKI indramayu dan tanggal baptis mereka diperingati sebagai hari jadi jemaat GKI Indramayu.

Sejak itu rumah keluarga Ang Boeng Swie dijadikan tempat pertemuan jemaat. Dan pada tahun 1876, dibangun  sebuah rumah gereja yang pertama di Indramayu diatas tanah pemberian seorang nyonya yang dermawan (non kristen). Namun kemudian bangunan itu berubah fungsi,  maka seorang yang kaya raya waktu saat itu bernama  Tjan Hiang Eng memberikan sebuah gedung yang baru untuk dibuat menjadi gedung gereja. Gedung gereja yang baru ini resmi dipakai pada tanggal 22 juli 1888. Setelah 20 tahun, maka atas kesepakatan bersama, gedung gereja ini dibongkar untuk dibangun kembali gaya Eropa, yang diresmikan penggunaan tahun 1912 sampai sekarang.

Keaslian Bangunan Masih Dilestarikan

Berdiri  sejak  126 tahun yang lalu, tidak banyak yang berubah dari bangunan gereja ini, keaslian bangunan pun masih dipertahankan, Prajitno ketua bidang pembangunan jemaat mengatakan kepada Gita Dewi kabarinews.com,  tidak banyak perubahan atau renovasi yang dilakukan oleh pihak gereja dan hanya sekedar mengecat ulang atau menambal bagian bangunan yang retak.

Gaya bangunan Eropa pun terlihat jelas pada bangunan gereja ini, selain itu ada sebuah mimbar , yang sudah berusia ratusan tahun, menjadi sebuah bukti sejarah yang masih tertinggal. Tapi disebelah gereja GKI ini juga berdiri sebuah gedung baru sebagai gedung pertemuan. Ada tradisi unik yang di lakukan oleh gereja ini untuk mengingatkan para jemaatnya untuk beribadah, yaitu dengan membunyikan lonceng pada pukul 06.00 pagi pada hari Minggu sebagai tanda kepada jemaat.

Selain melayani para jemaat, gereja ini juga ikut berperan dalam hubungan sosial sesama umat beragama, seperti pengadaan posyandu dan berbagi dengan anak yatim, menjadikan kegiatan ini sebagai sarana untuk menjalin kerukunan umat beragama dengan warga sekitar, Prajitno menjelaskan warga sekitar juga saling membantu jika ada acara yang diadakan oleh gereja  GKI.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?68209

Untuk melihat artikel Nusantara lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

intero