Kabari News – Joko resah jika melihat anak kecil yang susah dan tak bersekolah, hatinya mudah terenyuh. Dari keresahannya ia lantas berinisiatif untuk menampung anak-anak kecil dan membujuknya untuk sekolah. “Saya katakan kepada mereka, kamu mau tidak sekolah dan mengaji, kalau mau bapak akan mengurus kalian “ kata Joko Mulyanto kepada kabarinews.com suatu sore di hari Minggu lalu (20/7).

Berbekal modal seadanya dari hasil jerih payahnya sebagai seorang supir sebuah production House. Perlahan tetapi pasti,  Joko beserta sang istri mendirikan tempat penampungan dan memberikan mereka tempat tinggal. Sedikit demi sedikit yang awalnya panti asuhannya hanya dihuni tiga orang anak kecil, lambat laun berkembang hingga menjadi puluhan anak kecil, bahkan pernah mencapai 40 anak. Saking banyaknya, Joko sempat kewalahan bagaimana mengurus ke-40 anak asuhnya ini. Hanya saja dia teringat akan kebesaran Sang Ilahi seraya doa pun berucap,  “Ya Allah saya  yakin Engkau  tidak akan menelantarkan anak-anak ini”. Dan benar saja, doa didengar  oleh-Nya, sebab ada saja hamba Tuhan yang membantunya baik berupa dana atau yang lainnya.

DSC00542

Tahun 2011 ke atas keadaan masih lebih baik dibanding awal tahun dimana Joko memulai semuanya. Dari tahun 2002 sampai 2010, ia beserta istrinya mengupayakan sendiri panti asuhannya agar terus bertahan. Segala usaha diupayakannya, bahkan pernah untuk menutupi kebutuhan anak-anak asuhnya, Joko mengadaikan surat kendaraan bermotor. “ Ya, tidak ada pilihan tetapi saya juga tidak tahu mungkin karena kuasa-Nya, surat-surat itu bisa ditebus kembali” katanya.

Nah, di tahun 2011, angin perubahan  datang karena semakin banyak orang yang peduli dengan anak-anak asuhnya.  Pun Joko akhirnya mendirikan bangunan panti asuhannya yang baru untuk lebih banyak menampung anak-anak kecil. Joko teringat, dulu diawal tahun 2002 tempatnya bukan disini. Tempat yang sekarang menjadi Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al Hasyim ada setelah dirinya menjual mobil.  Ya, Joko  memang bukan supir sembarangan karena memiliki tiga mobil yang sekarang telah berubah bentuk menjadi sebuah bangunan yang ditinggali oleh anak-anak asuhannya.  “ Tetapi tetap saja walau ada beberapa mobil, saya masih seorang supir” katanya merendah.

Joko menuturkan panti asuhan Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al Hasyim. yang berlokasi di Jl. Warung Silah, Gg. H. Saaman No. 83, RT 03 / RW 04,Cipedak – Jagakarsa, Jakarta  Selatan, saat ini menampung 17 anak perempuan dan 8 anak laki-laki yang usianya beragam, mulai dari yang berusia enam sampai belasan tahun.  “Rata-rata anak panti ini tinggalnya relatif ada yang sampai belasan tahun tinggal di panti asuhan” kata Joko.  Joko tidak pernah mencari anak-anak yang ingin diasuhnya karena banyak orang tua yang menitipkan anak kepadanya.  Hanya saja, Joko menerapkan dua syarat yang harus dipenuhi oleh anak yang ingin dititipkan kepadanya, yaitu anak itu  mau sekolah dan belajar mengaji.

DSC00584

Untuk urusan belajar, dirinya tidak main-main karena bagi Joko pengetahuan yang didapatkan di  sekolah adalah modal masa depan dari si anak. Karena tujuannya tak lebih hanya ingin mengasuh anak, kelak nanti menjadi anak yang mandiri, dapat dihargai dan tidak dianggap remeh oleh orang lain. Joko merawat anak asuhnya tak ubahnya seperti merawat anaknya sendiri. “Saya tidak pernah membedakan anak asuh saya karena saya anggap mereka itu anak saya sendiri” kata Joko. Lantas jikalau mereka mempunyai prestasi di sekolah, Joko tak segan akan membiayainya sampai ke bangku kuliah.

Merawat anak-anak kecil diakui butuh kesabaran yang tinggi, terlebih lagi apabila anak itu besar di jalan dan anak yang bermasalah. Tetapi, panti asuhannya menerapkan pendekatan yang bersifat kekeluargaan. Alhasil, anak-anak  yang diasuhnya pun dapat berubah dan bersekolah. “Saya pernah mendapatkan anak korban narkoba dan korban kekerasan keluarga tetapi sekarang mereka telah berubah” kata dia.

Sungguh ironis, dan hampir  pasti Joko katakan bahwa keluarga dari anak yang diasuhnya tidak pernah ada keluarga terdekat yang menjenguk. Dirinya sempat dibuat  heran, kenapa keluarga anak asuhnya tidak pernah ada menjenguk di pantinya. Untuk hal ini Joko tidak terlalu mempermasalahkan karena anak asuh yang dititipkannya merupakan tanggung jawab yang harus diemban. “Mungkin orang tua yang menitipkan anaknya percaya sepenuhnya sama saya” kata Joko.

Saat hari Lebaran akan menjelang seperti saat ini anak-anak asuhnya biasanya, kata Joko, akan pulang ke keluarganya masing-masing. Joko memberikan jatah satu minggu untuk anak-anaknya untuk pulang. Tetapi kebanyakan anak-anak yang pulang hanya betah selama beberapa hari lalu kembali lagi ke panti asuhan. “Anak-anak ini merasa dipanti ini adalah rumahnya sendiri” kata Joko. Pernah juga, saat joko pulang kampung halamannya di Malang, dia ditelpon dari panti asuhan, anak-anak asuhnya sudah kembali. Kontan, Joko  kembali ke panti karena pikirnya siapa yang akan memberikan mereka makan jika dirinya pergi.

Memang diakuinya,  dalam mengurus panti asuhan ada harga yang harus dibayar seperti misalnya dana untuk konsumsi anak sehari-hari, biaya sekolah dan yang lainnya. Secara logika, Joko berkata, menangani ini semua sangat tidak mungkin, namun dia berkeyakinan semua yang dilakukannya tidak terlepas dari campur tangan Yang Maha Kuasa. “Anak ini adalah anugerah dari Tuhan, ” kata Joko. Yang dipikirnya berat rasanya, tetapi dapat laluinya dengan penuh suka cita dan rasa bersyukur.

Kalau menurut orang mengasuh banyak anak akan melahirkan berbagai masalah, tetapi tidak bagi dirinya. Justru Joko berpendapat dengan merawat anak-anak yang notabene banyak yang yatim piatu, dia menemukan kepuasan batin tersendiri dan tak pernah merasakan banyak masalah. “ Dalam hidup ini apa sih yang kita cari selain dari berbuat baik kepada sesama termasuk anak kecil, karena anak kecil merupakan anugerah terindah yang diberikan oleh Maha Kuasa” pungkas Joko. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?68200

Untuk melihat artikel Kisah lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

lincoln