VIHARA-BAHTERA-BHAKTI-KLENTENG-ANCOLCerita cinta tidak hanya dijumpai di film atau pun  musik melankolis. Tak dinyana, cerita cinta juga menjamah sebuah klenteng di utara Jakarta. Adalah Klenteng Da Bo Gong atau Vihara Bahtera Bhakti, klenteng tua ratusan tahun yang keberadaannya cukup terkenal di Jakarta. Didi Kwartanada, sejarawan dari Yayasan Nabil kepada kabarinews.com mengatakan klenteng ini cukup dikenal dan menjadi salah satu yang tertua di Jakarta.

Tidak hanya unik dari segi arsitekturalnya saja, klenteng ini mempunyai keunikan lainnya yaitu cerita cinta yang menghiasi keberadaan dari klenteng tersebut. “Disana ada suatu cerita yang menyebutkan dulunya ada seorang juru masak kapal laksamana Zheng Ho memilih tidak kembali ke Tiongkok karena jatuh cinta dengan penari ronggeng setempat. Setelah mereka meninggal, maka di klenteng itu kedua sejoli tersebut didoakan  para peziarah” kata Didi.

Alkisah, cerita cinta itu bermula dari  seorang jurumudi jung asal Tionghoa yang bernama Sam Po Soei Soe tiba di tempat ini dan jatuh cinta dengan seorang ronggeng sunda. Berhubung wanita itu beragama islam, mereka pun berjanji tidak akan pernah makan daging babi karena diharamkan oleh kaum Muslim dan petai yang oleh orang Tionghoa totok dianggap menjijikan karena baunya. Itulah sebabnya para dewa akan marah jika seseorang membawa kedua jenis makanan tersebut ke dalam kompleks kelenteng.

Suatu hari juru mudi tersebut hendak berlayar jauh, ia menyuruh seorang yang bernama Kong Toe Tjoe Seng membangun sebuah kelenteng dan menjaganya selama seratus tahun. Tetapi sebelum kelentang ini selesai, juru mudi dan istrinya yang bernama Sitiwati meninggal. Mereka dikuburkan dalam kelenteng itu bersama-sama dengan adik istrinya Ibu Mone. Nama tiga orang ini terdapat dalam ruang utama pada altar-altar dengan beberapa patung. Tetapi terdapat sebuah makam lain tanpa patung, yaitu makam pembangun kelenteng Kong Toe Tjoe Seng. Sebelum meninggal ia berubah bentuk menjadi Toa Pekong atau Da-bo gong, inkarnasi dari Dewa Bumi, dewa utama kelenteng Ancol.

Klenteng ini sudah beberapa kali mengalami perbaikan, perubahan serta penambahan pada tahun 1839, 1931, 1974 dan 2009 hingga terdiri dari beberapa bangunan. Halaman kompleks kelenteng Da Bo Gong terdiri atas dua halaman yang masing-masing diberi pagar. Pintu masuknya ada di sebelah utara dan menjadi bagian dari pagar. Tepat dihadapan pintu masuk, pengunjung dapat memasuki areal kompleks dengan melewati koridor menuju bangunan utama. Pintu koridor terbuat dari dua buah daun pintu kayu berwarna merah dan diberi gambar lukisan menshen (dewa penjaga pintu). Kelenteng memiliki dua serambi, yaitu serambi luar dan serambi dalam yang terletak tepat di depan ruang utama.

Ruang utama kelenteng ini dipersembahkan kepada Da Bo Gong dan istrinya Bo Pong, keduanya dipandang sebagai wujud sepasang suami-istri yang dikuburkan disana. Disebelah kanan tampak patung Wang Zhu Cheng, seorang perwira yang katanya ditinggalkan Laksamana Zheng Ho. Laksamana ini dikenal sebagai Kasim atau Sida-sida Agung dari Zaman Wangsa Ming, yang didewakan sebagai Sampo Tai Jin di Kelenteng Gedung Batu di Semarang. Zheng Ho adalah putra seorang haji dan banyak perwiranya yang beragama Islam.

Nah, cerita cinta Klenteng yang berada di JI. Pantai Sanur No.5 Binaria Ancol, Jakarta Utara ini tidak hanya ditemukan di Jakarta saja, Didi menambahkan cerita semacam ini juga ditemukan di Klenteng di Pulau Kemaro, Palembang.  Klenteng  itu merupakan simbol percintaan Pangeran asal China dengan putri setempat, namun tragis pangerannya tewas tenggelam di laut saat sudah hampir tiba di Palembang. “Uniknya klenteng ini menghadap ke arah kiblat! Saya rasa masih banyak kisah-kisah Indonesia-Tionghoa yang diabadikan dalam klenteng-klenteng dari berbagai daerah di Indonesia. semoga satu hari ada yang menginventarisasi” kata Didi. Tertarik menyelami cerita cintanya di Klenteng Ancol? (1009)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?66272

Untuk melihat artikel Nusantara lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

intero