Sapta Nirwandar

Sapta Nirwandar

Promosi salah satu cara jitu untuk memperkenalkan potensi pariwisata Indonesia. Untuk itu pemerintah pun membentuk Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) berdasarkan Keppres No 22 Tahun 2011. Lembaga swasta yang bersifat mandiri ini bertugas mengembangkan sektor pariwisata di Tanah Air menjadi pilar ekonomi negara.

Sering kali kala berkenalan dengan orang asing, mereka tidak tahu letak Indonesia di atas peta. Tetapi bila disebutkan tentang Bali, uniknya, mereka langsung ngeh, paham. Ya begitulah kekuatan promosi. Diketahui, Bali telah lebih dulu dikenal, sejak 50 tahun silam membuka diri terhadap dunia luar. Syukurlah, secara berangsur, dengan promosi yang dilakukan, kini Indonesia dikenal oleh masyarakat dunia. Bahkan tak sedikit yang mencatat Indonesia di daftar kunjungan wisata mereka.

Dalam suatu kesempatan, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf) Sapta Nirwandar menyatakan, perkembangan pariwisata Indonesia sangat bagus. Dari data di Badan Pusat Statistik, pada 2012 sektor pariwisata telah menyumbang bagi devisa negara sebesar 8,554 miliar dolar AS. Terlihat peningkatan yang lumayan dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 7,6 miliar dolar AS. Tercatat pula kalau nilai kontribusi pariwisata menduduki ranking kelima di bawah migas, batu bara, minyak kelapa dan karet olahan.

Yanti Sukamdani

Yanti Sukamdani

Sementara itu Ketua Umum BPPI, Yanti Sukamdani, menambahkan, tahun lalu ada 8 juta wisman datang ke Indonesia. Terjadi pula perkembangan yang sangat menarik, ujar lulusan Cornell University Amerika Serikat di bidang pariwisata ini, bahwasanya jumlah wisatawan Nusantara (wisnus) yang berpesiar pun meningkat banyak sekali. Hal ini tak lepas dari perkembangan yang terjadi di Indonesia. Tercatat, ada sekitar 100 juta orang dari kelas menengah di Tanah Air. Jalan-jalan, rekreasi dan berwisata telah menjadi gaya hidup mereka sebagai masyarakat maju.

“Harus diakui, pariwisata itu luar biasa dahsyat, terutama bila kita lihat multiplier effects-nya. Dari kegiatan wisata, banyak sektor usaha ikut terlibat dan merasakan manfaatnya. Sebut saja, berapa juta tenaga kerja yang berhasil diserap lapangan kerja, belum lagi menghidupkan berbagai unit usaha lainnya dan membantu meningkatkan perekonomian daerah. Wisatawan ‘kan berbelanja ketika mereka pesiar. Secara langsung uang yang dibelanjakan itu menyumbang bagi pemasukan daerah tersebut.”

Promosi Kunci Yang Penting

Wisata Belanja di Bali

Wisata Belanja di Bali

Maju pesatnya pariwisata Indonesia amat tergantung pada kegiatan promosi yang dilakukan. Sama seperti pepatah, tak kenal maka tak sayang. Potensi wisata Indonesia yang begitu kaya tetap tak dikenal bila kita tak memperkenalkannya kepada dunia. Itulah sebabnya, pemerintah menggelar berbagai ajang promosi, di antaranya Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara (GWBN). Secara rutin digelar sejak pertama kali diadakan pada 2003, pasca tragedi bom Bali. Program ini semula dirancang untuk mengantisipasi berkurangnya kunjungan wisman akibat tragedi Bali itu, tetapi ternyata setelah dipromosikan, tak berapa lama kemudian para wisman telah kembali berkunjung.

Karenanya, untuk mempercepat pengembangan pariwisata, pemerintah membentuk Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) sebagai mitra kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan Keppres No. 22 Tahun 2011

“BPPI merupakan badan swasta, terdiri dari 9 orang yang mewakili pengusaha perhotelan dan restoran, agen perjalanan, perusahan penerbangan, pengusaha objek wisata, para profesional, pemandu wisata dan pakar. Kami lembaga swasta yang mandiri, mitra pemerintah, dengan masa bakti 5 tahun, bertugas melakukan promosi ke dalam dan luar negeri. Belum lama ini, kami ke pameran pariwisata internasional di Berlin, mempromosikan wisata bahari di Raja Ampat, Kepulauan Riau, dan Derawan. Sambutannya luar biasa. Di Riau itu, sungainya bisa untuk surfing. Konon di dunia hanya ada dua, di Riau dan lainnya di Rio de Janeiro,” jelas Yanti.

AFTA 2015: Kendala & Solusi

Diving di Raja Ampat, Papua

Diving di Raja Ampat, Papua

Terdiri dari para praktisi di bidang pariwisata, BPPI dapat cepat bekerja sesuai kondisi yang berkembang di lapangan. Mereka juga mempelajari perkembangan dunia yang sekiranya dapat mempengaruhi kegiatan pariwisata di dalam negeri. Termasuk juga dengan diberlakukannya pasar bebas ASEAN atau AFTA (Asean Free Trade Area) pada 2015.

“Tantangan AFTA 2015 menurut Yanti ada 3 hal: free trade, free investment, dan free labor movement,” jelas Yanti. “Pada pariwisata, yang dimaksud free trade adalah terjadinya kegiatan saling berkunjung. Free invesment dan free labor movement agaknya yang mesti diwaspadai. Misalkan sebuah perusahaan penerbangan asing mendirikan perusahaannya di sini, lalu membawa semua tenaga kerjanya dari negaranya. Kita tidak bisa melarang dan ini diizinkan, karena kita telah menandatangani agreement tersebut.”

“Nah, untuk menyiasatinya, hemat kami, kita mesti membentengi SDM kita agar benar-benar siap dan mampu bersaing. Mereka dididik menjadi terampil, kokoh dan mampu memenuhi standar kompetensi. Kami sudah lakukan itu sejak 2000 lalu. Salah satunya, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Mereka telah memiliki standarisasi dan mengeluarkan sertifikat. Sejauh ini boleh dibilang, we’re okay,” jelas Yanti, yang berarti siap menyongsong kehadiran AFTA 2015.

Ditambahkan lagi oleh Presiden ASEANTA (ASEAN Tourism Association) dan Wakil Presiden AHRA (ASEAN Hotel & Restaurant Association) ini, SDM Indonesia sejatinya memiliki kemampuan dan kelebihan tersendiri. Terlihat dari perkembangan yang terjadi setiap tahun. Dari 400-500 wisudawan dari Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Jakarta langsung diserap lapangan kerja. Bahkan ada perusahaan meminta 200 orang, padahal mereka belum lagi selesai kuliah. Berarti SDM Indonesia memiliki daya saing yang baik.

Terus Menciptakan Terobosan

Pasar Apung Muaa Kuin, Banjamasin

Pasar Apung Muaa Kuin, Banjamasin

Yanti yang juga merupakan Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN), bersama tim di BPPI terus menggodog program-program pariwisata yang jitu. Dalam hal ini, membuat program wisata dengan menggandeng berbagai kementerian lainnya. Misalnya, dengan olahraga menciptakan sport tourism, bahkan dengan Kementerian Agama pun dapat menciptakan wisata ziarah yang menarik. Tercatat, wisata religi ke Borobudur cukup banyak dilirik oleh umat Buddha internasional.

Sejauh ini ada 16 fokus destinasi wisata yang benar-benar siap menerima kehadiran wisman dan wisnus. Siap dalam arti dari tersedia fasilitas di segi perhotelan, restoran maupun lainnya. Ke-16 titik destinasi itu Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kota Tua – Sunda Kelapa (DKI Jakarta), Borobudur (Yogyakarta), Bromo – Tengger – Semeru (Jawa Tengah), Kintamani – Danau Batur (Bali), Menjangan, Pemuteran (Bali) dan Kuta, Sanur, Nusa Dua (Bali). Kemudian Rinjani (Lombok, NTB), Komodo (NTT), Ende – Kelimutu (NTT), Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Toraja (Sulawesi Selatan), Bunaken (Sulawesi Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Raja Ampat (Papua)

Wisata Kapal Pesiar-1

Juga terdapat pilihan wisata yang bersifat khusus, tergantung selera para wisatawan. Ada 7 kategori, yaitu Wisata Budaya & Sejarah, Wisata Alam dan Ekowisata, Wisata Olahraga Rekreasi: menyelam (diving), selancar (surfing), kapal layar (sailing/cruise), mendaki (tracking), mendaki, golf, bersepeda, marathon, lalu Wisata Kapal Pesiar, Wisata Kuliner dan Belanja, Wisata Kesehatan dan Kebugaran (spa) serta Wisata Konvensional, Insentif, Pameran dan Event.

Pantai Lagoi Bintan, kepulauan Riau

Pantai Lagoi Bintan, kepulauan Riau

BPPI juga punya tiga program utama, yakni green tourism yaitu pariwisata yang memperhitungkan kebutuhan lingkungan, penduduk lokal, bisnis dan pengunjung untuk kebutuhan sekarang dan masa datang. Kemudian creative tourism berupa wisata yang menawarkan pengalaman kreatif, dan terakhir low seasons tourism yaitu program wisata untuk mendongkrak kedatangan wisatawan di luar musim liburan,” jelas Yanti, yang memgaku ini BPPI tengah menggalakkan promosi wisata di Bintan dan Batam.

“Tidak lupa, kami juga membuat paket-paket wisata menarik. Di antaranya ada yang kami sebut dengan ASEAN PASS. Ini paket kunjungan menarik bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Asia Tenggara. Bagi wisatawan yang membeli paket wisata ke 3 negara kunjungan, lalu ingin menambah 1 negara lagi, maka ia akan mendapatkan diskon yang menarik,” ujar Yanti di akhir bincang-bincang siang itu. (1003)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?60538

Untuk melihat artikel Utama lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_______________________________________________________________

Supported by :

intero