WacanaPresiden SBY pemindahan Ibu Kota kembali mencuat, hal ini diperkuat usai pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang merencanakan pemindahan Ibu Kota Negara. Bahkan Presiden SBY pun telah membentuk tim kecil untuk meninjau rencana itu. Wacana ini diungkapkan SBY melalui situs Presiden.go.id (7/9). “Kami membentuk tim kecil untuk mulai memikirkan kemungkinan pemindahan ibu kota kita, dalam arti biar pusat ekonomi, perdagangan dan lainnya tetap di Jakarta, tetapi pusat pemerintahan kita pindah ke tempat lain” kata presiden SBY.

Lebih lanjut Presiden menjelaskan, bahwa buah wacana pemindahan itu untuk kepentingan Jakarta beberapa puluh tahun mendatang. “Saya sungguh ingin memikirkan Jakarta 10,20,30 tahun lagi dari sekarang, apa yang akan terjadi. Oleh kerena itu saya berpikir dan ini tugas untuk para presiden-presiden pengganti saya nanti, kalau memang secara ekonomi kita sudah kuat, pertumbuhan, GDO, pendapatan perkapita, kemudian kalau memang tidak ada solusi yang baik untuk mengatasi Jakarta, dan ada urgensi yang tidak bisa ditunda-tunda lagi, tidak keliru kalau kita memikirkan suatu tempat yang kita bangun menjadi pusat pemerintahan yang baru,” papar SBY.

Presiden SBY memberi contoh negara-negara yang sudah memisahkan pusat pemerintahan dengan pusat ekonomi, seperti Turki, Australia, dan Malaysia. “Saya kira banyak contoh di dunia yang dipisahkan. Tentu ada plus dan minusnya. Kalau nanti kita berpikir membangun pusat pemerintahan yang baru, kita pastikan Jakarta jauh menjadi lebih baik, dan pusat pemerintahan yang baru juga dapat berfungsi secara efektif. Pelajari misalkan apa yang terjadi dengan adanya Putra Jaya, sedangkan Kuala Lumpur juga masih bisa berfungsi dengan baik. Yang bisa kita petik adalah bahwa biayanya tentu tidak sedikit. Biaya ekonomi, dan barangkali juga biaya politik, biaya sosial dan sebagainya,” jelas Presiden SBY.

Dalam kunjungan ke Astana, ibu kota Kazakhstan yang baru, Presiden SBY dan delegasi sama-sama menyaksikan kota yang sangat khas dengan arsitektur yang luar biasa, teratur dan desain yang bagus, dan akhirnya berperan sebagai Ibu kota yang ideal bagi sebuah negara. “Tentu hal ini juga sangat ditolong oleh penduduk Khazakhstan yang jumlahnya 19 juta, sementara Kazakhstan luas wilayahnya lebih dari 2 juta kilometer persegi. Bandingkan dengan Indonesia yang berpenduduk lebih dari 240 juta, luas daratannya kurang lebih sama. Tentu hal ini tidak mudah,” tandas SBY.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?58424

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Rosy Law