Membaca

Buku adalah jendela ilmu. Tak berlebihan memang, jika kita mengumpamakan buku sebagai jendela dunia. Melalui buku, berbagai pengetahuan tersimpan rapi dan siap untuk dimanfaatkan oleh siapa saja yang bersedia membacanya. Bahkan, dengan buku kita juga bisa bertandang ke berbagai tempat di seluruh dunia. Dengan foto dan deskripsi yang dipaparkan, kita bisa mendapatkan informasi dengan tepat dan lengkap.

Kendati sebagai sebuah jendela ilmu, buku belum diperlakukan sebagaimana mestinya di Indonesia. Buku-buku masih berderet rapi di berbagai tempat, bahkan berdebu di sana sini. Ya, buku belum dijamah dan dibaca. Banyak buku yang hanya menjadi pajangan di perpustakaan, toko buku, atau bahkan di rumah.

Perpustakaan Untuk Apa?

Sebuah perpustakaan desa tampak tidak begitu ramai di sore hari itu. Di sebuah meja besar yang terletak di tengah ruangan, hanya terlihat 5 orang saja. Ifa, seorang sarjana lulusan sebuah universitas negeri, tampak duduk di salah satu sudut. Ia asyik menyimak koran yang berada di genggamannya.

Katalog Perpustakaan

Selidik punya selidik, Ifa tengah membaca iklan lowongan kerja. Oh, rupanya ia sedang mencari informasi pekerjaan. Kondisi keuangan keluarganya, tak memungkinkan ia untuk pergi ke warnet. Jadilah ia memanfaatkan perpustakaan yang gratis. Kebetulan letak perpustakaan
tak begitu jauh dari rumahnya. Hanya 15 menit berjalan kaki melintasi sebuah rumah sakit besar di kampungnya. Kisah Ifa berakhir manis, berkat ketekunannya ke perpustakaan, ia mendapatkan pekerjaan di ibukota Jakarta. Keuangan Ifa pun berangsur membaik. Ifa tidak pernah melupakan perpustakaan yang bersejarah untuknya tersebut.

Sebuah perpustakaan kampus di daerah Bandung, siang itu tak begitu ramai. Beberapa mahasiswa dari berbagai jurusan tampak menghabiskan waktunya di sini. Mereka sedang mencari referensi untuk keperluan kuliahnya. Beberapa mahasiswa meminjam buku dan sebagian yang lain mencatat di tempat. Di tempat serupa di perpustakaan sekolah, suasana hampir sama. Beberapa pelajar tampak serius mencari buku untuk  keperluan pelajaran.

Perpustakaan, Pusat Buku Bermutu

Ruang Perpustakaan

Keberadaan perpustakaan di Indonesia tentu masih diperlukan kendati Internet kini dapat memberikan banyak informasi. Perpustakaan yang paling lengkap di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Perpustakaan yang berada di pusat kota Jakarta ini merupakan perpustakaan yang banyak didatangi oleh berbagai pihak yang membutuhkan referensi akurat dan lengkap.

Perpustakaan yang terdiri dari beberapa lantai ini, memiliki peraturan yang berbeda dengan perpustakaan lainnya. Agar mendapatkan manfaat dari perpustakaan ini, kita diharuskan menjadi anggota. Mendapatkan kartu anggota tidak memerlukan proses yang lama. Setelah mendaftar, mengisi data, melengkapi administrasi dan difoto, kartu pun selesai.

Dengan kartu anggota yang kita miliki, kita lantas diperbolehkan mencari buku yang diperlukan di katalog buku. Setelah mendapatkan judul buku yang diperlukan di katalog, barulah kita meminta bantuan kepada petugas perpustakaan. Buku tersebut dicari oleh petugas perpustakaan. Kita menunggu di ruangan yang nyaman dan ber-AC. Setelah buku tersebut didapatkan, petugas akan memanggil kita untuk mengambil buku. Berhubung waktu untuk mencari buku agak lama, akan lebih baik jika kita meminta buku yang kita perlukan sekaligus.

Setelah mendapatkan buku yang dicari, kita dapat mencatat data yang kita perlukan dan memfoto kopinya. Layanan foto kopi pun tersedia di gedung tersebut. Usai memperoleh data yang dibutuhkan, buku harus dikembalikan kepada petugas perpustakaan. Buku yang tersedia di perpustakaan tersebut tidak dapat dibawa pulang ke rumah, agar dapat dimanfaatkan oleh banyak orang tentunya.

Minat Baca yang Rendah

Perpustakaan UI

Minat baca masyarakat di negara-negara ASEAN adalah yang paling rendah di dunia. Data tersebut dikeluarkan oleh UNESCO. Kondisi ini juga mencerminkan minat baca di Indonesia. Membaca belum menjadi budaya di Indonesia. Membaca adalah sebuah kegiatan ‘mewah’ yang jarang dilakukan. Masih menurut survey UNESCO, hanya ada 1 orang dari 1.000 orang di Indonesia yang memiliki minat baca yang tinggi.

Apalagi aktivitas membeli buku, belum tentu membeli buku baru dilakukan setiap bulan. Toko buku tidaklah seramai tempat-tempat belanja yang lain. Apalagi perpustakaan yang nyaris sepi pengunjung. Hanya segelintir kalangan yang masih mendatangi perpustakaan.

Kemajuan Teknologi dan Membaca

Membaca Buku

Budaya baca yang masih belum diminati masyarakat diperparah dengan adanya kemajuan dan kecanggihan teknologi baik televisi maupun internet. Tayangan di televisi yang lebih menarik membuat kegiatan membaca kian terpinggirkan. Segala informasi yang lengkap tersedia di Internet, membuat pencarian data menjadi lebih mudah dan cepat. Lagi-lagi ini membuat buku dikesampingkan keberadaannya.

Bahkan, jika melihat data perbandingan banyaknya buku yang dibaca oleh siswa SMA di beberapa negara, Indonesia menempati tempat terendah. Untuk siswa SMA di Amerika Serikat, jumlah buku yang wajib dibaca sejumlah 32 judul, Brunei 7 buku, Singapura 6 buku sedangkan Indonesia 0 buku. Data yang cukup menyedihkan ini dikeluarkan oleh CSM, Center for Social Marketing. (1008)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?58392

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

lincoln