Bank Sampah

Pinjam uang, bayar dengan sampah. Menabung juga dengan sampah. Sampah kini bisa ditukar uang dan ditransaksikan di bank. Tentu saja ada bank khusus yang menanganinya. Bank sampah namanya.

Mendengar kata bank sampah, jangan buru-buru beranggapan negatif. Walapun kalau bertandang ke bank sampah, kita tidak akan mendapatkan fasilitas layaknya bank konvensional. Bagus tidaknya fasilitas dan bangunan bank sampah biasanya bergantung dari seberapa banyak bantuan yang diterima dari berbagai pihak. Untuk yang didirikan oleh indvidu atau kumpulan masyarakat yang peduli, terkadang hanya di ruang terbuka dengan peralatan seadanya.

Meski demikian, bank sampah memiliki manfaat yang tidak sedikit. Masyarakat diajak untuk menghargai lingkungan, mengolah sampah dan menghindari polusi dari sampah. Masyarakat diajari untuk memilah-milah sampah dan tidak membuang sembarangan dan seenaknya. Mereka pun mendapatkan pelatihan cara mengubah sampah menjadi barang yang layak jual. Jadi, selain lingkungan menjadi bersih, masyarakat pun akan mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Menarik bukan?

Mengapa hal itu bisa terjadi? Bank sampah memiliki prinsip sebagai salah satu rekayasa sosial untuk membangkitkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Melalui bank sampah, masyarakat dilibatkan secara nyata untuk memilah sampah dan secara langsung menyetorkannya ke bank. Di bank, sampah tersebut ditimbang, dicatat dan ditukarkan dengan uang. Dengan begitu, masyarakat pun bisa memiliki rekening di bank sampah. Lebih menarik lagi, bank sampah tertentu memberikan kesempatan simpan pinjam lengkap dengan berbagai penawarannya.

Bank sampah bisa memberikan kesempatan kerja ataupun usaha bagi mereka yang tertarik dengan kegiatan sosial. Dengan catatan, tidak bisa mengharapkan mendapatkan penghasilan yang besar. Lebih kepada mengabdi kepada masyarakat sembari memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitar. Yang pasti harus memiliki hati yang lapang dan penyabar karena menghadapi lapisan masyarakat kecil dengan berbagai polahnya.

Penduduk Indonesia dengan tingkat pendapatan menengah ke bawah yang tinggi,  membutuhkan keberadaan bank sampah. Bank sampah yang hadir di tengah-tengah masyarakat menengah ke bawah, setidaknya memberikan angin segar. Dengan adanya kesempatan untuk simpan pinjam dengan dibayar sampah, memudahkan dan menolong rakyat kecil.

Bank sampah biasanya dibangun di pemukiman menengah bawah. Bank sampah yang selama ini ada, disambut baik oleh lingkungan sekitar. Masyarakat yang sukarela menyetorkan sampahnya ke bank sampah mengaku senang dengan keberadaan bank sampah. Untuk masyarakat wilayah Bandung, 60 % beralasan bergabung dengan bank sampah karena bisa turut melestarikan lingkungan.

Indonesia sendiri sudah memiliki tiga bank sampah yang bisa dijadikan percontohan. Bank Sampah Gemah Ripah Yogyakarta, Bank Sampah Bina Mandiri Surabaya, dan Bank Sampah Malang.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?56810

Untuk melihat artikel Unik lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :