Kekerasan demi kekerasan selalu terjadi di sekitar kita. Apa sebenarnya yang salah? Laksamana Pertama TNI Dadang Irawan MA melihat, salah satunya lantaran berkurangnya kedekatan hubungan antar perorangan akibat nilai-nilai condong bergeser ke arah materialisme. Alam dieksploitasi, sehingga bumi menjadi tandus. Tanpa disadari, jiwa pun ikut menjadi kering. Berpijak dari sinilah, sebagai Pembina dan Ketua Umum Green Smile, ia menyebarkan nilai-nilai hati kepada kaum muda melalui giat peduli alam.

 

Hutan Berubah Jadi Gundul

Bumi tempat manusia berpijak tengah menderita. Ekosistem tidak sepenuhnya selaras, sehingga bencana alam terjadi di mana-mana. Memang, ada yang murni sebagai gejala alam, tetapi tak sedikit yang terjadi akibat ulah manusia. Alih-alih demi pembangunan, alam disulap menjadi bangunan dan pabrik. Hutan yang semestinya menjadi penyanggah berubah gundul, sehingga banjir dan tanah longsor tak terhindarkan. Bila sudah demikian, pemanasan global bertambah kronis, dan pada hilirnya nanti, manusia juga yang rugi.

“Alam atau tanaman bisa berinteraksi dengan manusia. Coba perhatikan, bila kita merawat tanaman dengan baik, maka ia akan menunjukkan rasa terima kasihnya dengan tumbuh subur dan indah. Jadi bisa dibayangkan, kalau dari Taman Kanak-kanak hingga kuliah anak dibesarkan di lingkungan yang kering kerontang dan tipisnya hubungan antar personal, maka akan sangat sulit menanamkan nilai-nilai yang konstruktif padanya,” papar Dadang yang membina pemuda dalam Green Smile, wadah bagi pemuda pecinta lingkungan.

Memasukkan Stimulan Positif

Dalam ilmu psikologi, perkembangan manusia pada proses pertumbuhannya seperti sebuah spiral dinamik. Orang tua dan masyarakat semestinya terus menerus memberinya dorongan yang baik agar kelak pribadinya terbentuk dengan positif. Bila sejak dini anak dikenalkan kepada nilai-nilai menyayangi sesama, cinta kebersihan dan menjaga keasrian alam, maka ia pun akan memakai nilai itu dalam menjalani hidupnya.

“Penting menanamkan nilai, bahwa alam harus dijaga agar tetap hijau, maka kelak ia akan menjaga alam dengan baik. Menanam satu pohon dalam satu waktu, bumi pun akan tersenyum. Pernah saya mengalami, di sebuah bukit yang tandus ditanami pohon. Pada tiga tahun berselang, pohon itu tinggi dan di suatu siang yang terik, seorang kakek berteduh di bawahnya. Terbukti, tanaman subur, alam menjadi sehat, kakek itu dapat berteduh dengan nyaman, dan rasanya bahagia sekali melihatnya,” lanjut Dadang,

Jadi Gaya Hidup

Suka atau tidak, saat ini ada sementara orang yang menganggap hal-hal yang merusak itu menarik untuk diikuti. Sangat disayangkan, ujar Dadang Irawan, karena itu tidak akan membuat manusia bahagia dalam arti yang sejati. Untuk itulah, ia membina para pemuda yang tergabung dalam Green Smile untuk bersama-sama mengambil nilai positif sebagai gantinya. Di antaranya, mencintai alam itu gaya hidup yang keren.

Dadang Irawan dari Angkatan Laut, banyak bertugas hingga jauh ke Papua, Pulau Mafia, Miangas dan sebagainya. Di situlah ia menyadari betapa bumi Indonesia itu sangat luas dan indah. Sepatutnya dijaga untuk generasi mendatang. Rasa sayang kepada alam inilah yang coba ditularkannya kepada para pemuda. Ia pun membentuk Green Smile yang mewadahi siapa saja yang punya perhatian dan kepedulian yang sama kepada alam. Terbuka bagi siapa saja, bisa mahasiswa, pemerhati lingkungan hingga akademisi. Yang penting, mempunyai empati dan kecintaan kepada alam.

Secara berkala, para anggotanya yang berbasis pemuda itu mendidik siswa SD-SMP tentang kebersihan, menggugah semangat mereka untuk menjaga keindahan alam, juga mengajarkan petani bercocok tanam secara organik, hingga melakukan kegiatan merawat lahan kritis. Atau saat berlaku hari bebas kendaraan, mereka membagikan tanaman buah.

Diharapkan, para pemuda ini akan tampil menjadi agen perubahan di lingkungannya terdekat, seperti keluarga, lalu meluas ke tempatnya kuliah atau bekerja. Dari satu individu bergabung dengan individu lainnya, maka gerakan perubahan itu menjadi bermakna.

Menyiapkan Monumen

“Kecil saja yang kami lakukan, tapi intinya, kami berbuat sesuatu. Memberi stimulan, ajakan kepada para pemuda dan masyarakat untuk berbuat hal positif dalam hidup ini, khususnya menjaga kelestarian alam. Sebagai agen perubahan, mereka punya bakat, aksesibilitas dan motivasi yang tinggi untuk melakukan tindakan nyata, maka harapan kita kelak perubahan yang positif itu ikut menggaung dan membuahkan hasil yang bermafaat bagi masyarakat,” harap Dadang, yang terus mengingatkan untuk menganggap dunia ini sebagai rumah kita, jadi jangan mengotori, apa lagi merusaknya.

Nilai mendalam yang disampaikan Dadang, bahwasanya manusia pasti akan kembali kepada Sang Khalik. Untuk itu jauh-jauh hari mulailah menyiapkan monumen yang akan ditinggalkan untuk generasi penerus.

“Hidup itu pendek, sebentar tahu-tahu sudah menjadi tua. Sebelum masa itu datang, segera siapkan monumen, baik berupa piranti keras maupun lunak. Piranti keras, seperti membangun rumah ibadah, menanam pohon, sedangkan piranti lunaknya adalah menanamkan nilai-nilai positif kepada sesama,” urainya.

Green Smile & Mangrovement

Agatha Lily selaku Ketua Green Smile dan Dani Pratomo, Koordinator Lapangan, mengelola para pemuda untuk mengikuti kegiatan tanam mangrove atau bakau dalam acara yang mereka namakan Mangrovement. Pada 16 Maret lalu mereka menggalang 200 mahasiswa dari The London School of Public Relation Jakarta dalam menghijaukan pantai di Kampung Garapan Desa, Tanjung Pasir, Teluk Naga, dan Tangerang.

Rehabilitasi pantai dengan menanam bakau telah dicanangkan pemerintah sejak lama,karena sangat bermanfaat dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Akar-akarnya kuat menjejak bumi, juga melindungi tanah dari erosi daratan tepi laut, serta mencegah abrasi, intrusi, pencemaran, dan menetralisir bahan-bahan pencemar. Bahkan dulu buah bakau dimanfaatkan orang sebagai bahan pangan.

Kegiatan Mangrovement hanyalah salah satu dari bentuk kegiatan Green Smile. Masih banyak lagi ragam kegiatan positif terkait dengan alam yang mereka agendakan. Di antaranya, membina pemuda untuk menjadi aktivis di kegiatan ke alam, serta kelak menjadi pelopor dalam pelestarian lingkungan.

“Jika Anda merasa bangga dan mencintai negerimu, cobalah merawatnya dengan sungguh-sungguh. Kelak Anda akan melihat betapa alam yang menghijau itu mampu membuat senyum Anda dan semua orang terkembang,” ujar Dadang di akhir keterangannya kepada Kabari, sambil tersenyum.(1003)

Untuk share  artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?53611

Untuk melihat artikel Utama lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_______________________________________________________________

Supported by :