Oleh: Dr Taruna Ikrar
(University of California, School of Medicine, Irvine, USA

Banjir Jakarta tahun ini betul-betul lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Begitu dahsyatnya banjir tahun ini, hampir disemua sudut kota Jakarta merasakannya. Bahkan menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Kepala BNPB) telah melaporkan perkembangan terkini mengenai ancaman banjir dengan ketinggian permukaan air 1.020 sentimeter, dengan 20 jiwa meninggal dunia, serta kerugian material miliaran rupiah.

(Gambar 1: Banjir Besar di Ibukota Jakarta)

Banjir dahsyat Jakarta yang terjadi setiap tahunnya, penyebab banjir tersebut merupakan akumulasi dari berbagai faktor pencetus. Faktor-faktor pencetusnya adalah: a) kondisi Jakarta, yang secara geografi sangat rawan terhadap bencana banjir. b). Kebiasaan masyarakat Jakarta membuang sampah disembarang tempat, c). Pembangunan kota tidak mengikuti rencana pembangunan tata kota yang tepat, d). Saluran-saluran air dan kanal-kanal mengalami pendangkalan, e). Kiriman air dari wilayah-wilayah sekitar kota Jakarta, seperti dari Puncak dan Bogor.

Kondisi lingkungan dan Munculnya Berbagai Penyakit

Masalah sampah yang menjadi salah satu penyebab datangnya banjir tiap kali musim hujan tiba. Hal ini karena masyarakat tidak disiplin, dan membuang sampah seenaknya, sehingga akan membuat saluran-saluran air di Ibukota tersumbat dan mengalami pendangkalan. Pembangunan yang tidak terencana dengan baik, membangun gedung-gedung pencakar langit begitu banyak, menyebabkan tidak adanya lahan sebagai tempat serapan air, dan daerah hutan lindung dan taman kota. Masalah tata ruang, sampah, dan lain-lain itu sebenarnya hanya gejala yang tampak di permukaan, sementara penyebab utamanya tersembunyi jauh di dasar gunung es. Juga diketahui sangat banyak bahkan ratusan ribu saluran air di Jakarta, tetapi, tidak jelas mana hulu dan mana hilirnya. Ketidakjelasan ujung dan pangkal saluran air ini, tak lepas dari tidak adanya desain penyaluran air. Warga atau pengembang hanya hafal ujung dari saluran air mikro, kondisi ini akan memperberat penanggulangan bencana banjir. Sementara saluran air mikro yang berada di tengah pemukiman warga dibuat tanpa desain yang terintegrasi.

(Gambar 2: Sampah menyumbat saluran air dan menjadi salah satu faktor pencetus banjir)

Berdasarkan penyebab banjir diatas, yang setiap tahunnya terjadi bahkan kedahsyatan banjir semakin parah, maka ini menjadi peringatan bagi seluruh warga Negara yang bertempat tinggal di Jakarta untuk segera melakukan langkah pencegahan. Sebab, jika tidak dilakukan sesegera mungkin, bukan mustahil, Jakarta akan tenggelam.

Kondisi di atas, sudah saatnya menjadi peringatan semua warga DKI Jakarta untuk meningkatkan disiplin membuang sampah. Bencana ini juga memperingatkan pemerintah untuk segera mengalokasikan dana pembangunan infrastruktur untuk menaggulangi banjir dan melaksanakan pencegahan, supaya tidak terjadi lagi banjir bandan seperti ini.

Sebagai langkah kuratif, selama fase banjir sekarang ini, sebaiknya masyarakat berhati-hati atas kemungkinan munculnya berbagai penyakit pasca banjir, seperti: mewabahnya penyakit diare, penyakit kulit, leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu parasit bernama Leptospyra, penyakit flu, typus, dll.

Penyakit Pasca Banjir dan Pencegahannya

Dengan koondisi lingkungan, kelelalahan fisik, serta kecemasan psikologis, pada saat terjadi banjir ataupun setelah banjir surut, umumnya akan muncul berbagai jenis penyakit yang bisa menghinggapi masyarakat korban bajir. Penyakit-penyakit tersebut, seperti: Diare, Cholera, Psikosomatik, Penyakit Kulit, Penyakit Leptospirosis, Penyakit saluran Napas, dan banyak lagi lainnya.

a). Diare, merupakan penyakit yang paling sering terjadi saat bencana banjir datang. Diare dapat menjangkit semua orang, baik anak-anak, remaja, dewasa, bapak-bapak, ibu-ibu, dan orang tua. Gejala diare diantaranya adalah mulut kering, mata cekung, perut kram dan kembung, mual dan muntah, sakit kepala, keringat dingin dan demam. Jika ada diantara keluarga korban yang menderita penyakit diare, sebaiknya segera dilakukan Pertolongan Pertama Pada Diare, Memberikan cairan gula dan garam agar dapat mengatasi dehidrasi. Memberikan suplemen makanan yang dapat membantu stamina dan mengembalikan fungsi organ-organ tubuh secara maksimal, Memberikan obat anti diare yang dapat membantu. Menormalkan pergerakan saluran pencernaan pada saat diare, melawan dehidrasi dan mencegah terjadinya kram perut, obat yang biasa digunakan, misalnyha immudium, dan antibiotik.

(Gambar 3: Gejala klinik pada penderita diare dan penaganannya di rumah sakit).

b) Psikosomatik. Kondisi lingkungan yang berubah tiba-tiba dan merasakan kecemasan orangtua. Demikian pula trauma karena kehilangan orang yang dicintai, atau harta benda yang diperjuangkan dengan susa payah, meyebabkan perasaan pilu yang luar biasa. Selanjutnya kondisi kecemsan itu akan menekan alam bawah sadar maryakat, sehingga senantiasa merasa banjir akan datang lagi, dan berbagai kondisi psikologis sebagai pencetus penyakit ini. Pencegahan dan pengobatan gangguan ini dapat diatasi dengan pemberian makanan dan minuman sehat yang cukup, serta istrihat yang cukup. Demikian pula dapat diberikan obat anticemas, misalnya: Valium, Diazepam, dan berbagai suplemen lainnya.

c). Penyakit kulit, pada umumnya menghinggapi atau menjangkiti para korban banjir. Penyakit kulit ini disebabkan oleh: Infeksi kulit karena bakteri, virus atau jamur. Demikian pula dapat diakibatkan oleh Parasit, kutu, larva dan Alergi kulit.Pencegahannya dapat dilakukan dengan: Seminimal mungkin menghindari kontak langsung dengan air dengan menggunakan sepatu boot. Jagalah kebersihan dan selalu gunakan pakaian yang kering.

d). Leptospirosis. Penyakit ini diakibatkan oleh parasit bernama Leptospyra Batavie. Penyebarannya melaui air yang tergenang dan bersumber dari air kencing tikus, babi, anjing, kambing kuda, kucing, kelelawar dan serangga tertentu. Penyakit ini terkenal dengan penyakit kencing tikus, parasit ini berbentuk seperti cacing spiral yang sangat kecil. Gejala Leptospirosis Stadium awal, demam tinggi, badan menggigil (kedinginan), mual, muntah, iritasi mata, nyeri otot betis dan sakit bila tersentuh. Stadium dua, parasit membentuk antibodi ditubuh sehingga mengakibatkan jantung berdebar debar dan tidak beraturan, bahkan jantung bisa mengalami pembengkakan dan gagal jantung. Pembuluh darah dapat mengalami perdarahan ke saluran pernapasan dan pencernaan hingga bisa mengakibtkan kematian. Parasit dapat masuk melalui bagian tubuh yang terbuka seperti luka. Pengobatan penyakit Leptospirosis dengan pemberian antibiotik, misalya: doksisiklin, cephalosporin, dan obat-obat antibiotik turunan quinolon. Demikian pula dapat diberikan penisilin, ampisilin atau antibiotik lainnya yang serupa. Pemberian antibiotik sebaiknya secara intrevena (infus).

(Gambar 4: Gejala penyakit leptospirosis, mata tampak Kuning)

e). Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), juga sangat banyak diderita oleh masyarakat korban bencana banjir. Kondisi lingkungan yang buruk dan cuaca yang tak menentu, membuat sejumlah pengungsi korban banjir mulai terserang penyakit. Gangguan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), berupa: flu, demam, dan batuk. Hal ini terjadi karena asupan makanan, kurangnya air bersih, dan masih tingginya aktivitas pengungsi guna mengecek rumah sekaligus mengambil barang-barang yang tertinggal membuat daya tahan tubuh mereka cepat turun. Pada saat terserang penyakit ISPA, sebaiknya penderita mengusahakan kondisi dalam keadaan yang hangat, serta makan-makanan yang banyak mengandung energi, serta perlu diberikan beberapa obat lainnya seperti : Parasetamol, Antihistamin, dan antibiotik jika terjadi infeksi bakteri. (1005)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?52595

Untuk melihat artikel Amerika / Kesehatan lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

____________________________________________________

Supported by :