Rencana pemerintah menerapkan Gerakan Nasional Sehari Tanpa BBM Bersubsidi pada 2 Desember 2011 akhirnya batal direalisasikan. Gerakan hemat BBM bersubsidi ini merupakan usulan dari Badan Pengaturan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), dimana program ini awalnya dijadwalkan akan berlangsung sejak pukul 06.00-18.00 WIB, dan selama program berlangsung, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tetap beroperasi, namun hanya melayani pembeli BBM non subsidi, seperti pertamax atau pertamax plus.

Alasan pembatalan gerakan pengematan BBM bersubsidi ini diutarakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, yang menilai gerakan tersebut tidak sebanding dengan dampak yang nantinya terjadi di masyarakat.

“Gak jadi. Sebab, hasilnya sedikit (penghematan). Sudah dihitung dan tidak sebanding dengan ribetnya masyarakat. Untuk itu saya menghimbau kepada orang kaya agar tidak menggunakan BBM bersubsidi” tegasnya.

Padahal sebelumnya pemerintah, melalui BPH Migas telah yakin dengan program penghematan BBM bersubsidi akan menghemat sekitar 120 KL bensin bersubsidi atau senilai Rp 600 miliar.

Jero mengatakan, menjelang akhir tahun pada November dan Desember persediaan BBM biasanya memang sudah menipis, untuk itu rencana gerakan satu hari tanpa BBM bersubsidi sempat disosialisasikan sebagai salah satu cara berhemat. Awal rencananya, gerakan ini akan dilakukan secara berkala setiap hari Minggu. Namun sayangnya, gebrakan penghematan BBM bersubsidi dibatalkan.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?50635

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
_____________________________________________________

Supported by :