Sang Martir merupakan film yang diangkat dari keprihatinan sang sutradara terhadap berbagai kasus tidak toleran di Indonesia. Film ini banyak bercerita tentang konflik dan persoalan seputar kekerasan yang berbau agama. Meskipun demikian film produksi Kharisma Starvision Plus ini tidaklah seperti Innocence Of Muslims yang mendiskreditkan satu kepercayaan tertentu namun justru menggambarkan bagaimana membangun toleransi antar umat beragama dan memperbaiki citra islam yang negatif di mata dunia.

Rangga (Adipati Dolken), mahasiswa usia 20 tahun tinggal sejak kecil di panti asuhan bersama adiknya Sarah (Ghina Salsabila). Panti asuhan yang Islami ini milik Haji Rachman (Jamal Mirdad) dan istrinya Hajjah Rosna (Henidar Amroe) yang tidak punya keturunan, dan menjadi orang tua bagi anak-anak Panti. Suatu hari, Lili (Widy Vierra) gadis usia 17 tahun diperkosa oleh Jerink (Edo Borne) seorang preman wilayah Panti yang dikuasai oleh Rambo (Tio Pakusadewo), kakak Jerink.

Rangga meminta pertanggung jawaban Jerink yang mengakibatkan mereka terlibat duel, hingga Jerink terbunuh. Rangga dipenjara selama 3 tahun. Situasi panti memperihatinkan setelah Rangga di penjara. Haji Rachman dibunuh oleh Rambo untuk menguasai kepemilikan panti. Anak-anak panti diberhentikan sekolahnya, dan dijadikan pengemis jalanan.

Saat Rangga bebas dari penjara, orang-orang suruhan Rambo siap menghabisinya, namun geng anak buahnya Jerry (Ray Sahetapy), kepala geng preman musuh bebuyutan Rambo menyelamatkannya. Rangga menempati rumah kontrakan milik Jerry berdekatan dengan gereja. Hampir setiap hari seorang gadis remaja, Cinta (Nadine Alexandra) berdiri di luar gereja. Rangga penasaran melihat gadis itu berdoa di luar. Rangga dan Cinta saling mengenal dan menjadi dekat, kedua remaja yang berbeda keyakinan ini saling mengagumi dan jatuh cinta.
Konflik geng Rambo dan Jerry semakin memanas karena perebutan wilayah, bahkan situasi jadi lebih parah saat Rambo mendapat perintah seorang oknum untuk mengalihkan perhatian publik atas kasus korupsinya, dengan perang antar geng dan masalah bom gereja.

Rambo membidik gereja di wilayah Jerry. Sebagai penguasa wilayah panti, Rambo memaksa Rangga untuk jadi martir, sebagai ganti keselamatan semua anak-anak panti asuhan. Rangga dan Cinta, sepasang remaja jadi saksi yang mewakili kondisi karut marut sosial bangsa ini. Bagi mereka, perbedaan adalah takdir yang harus saling dihargai. Dilematis yang menyakitkan bagi Rangga, antara menyelamatkan anak-anak panti asuhan atau mengikuti perintah Rambo untuk mem-bom gereja

Jenis film: drama
Produser : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
Produksi : Kharisma Starvision Plus
Sutradara : Helfi Kardit

Untuk share artikel  ini, Klik www.KabariNews.com/?50195

Untuk melihat artikel Film lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :