Seiring dengan semangat kembali ke alam, kini masyarakat luas kian
ramai melirik obat-obatan herbal untuk menjaga kesehatan dan kebugaran
tubuhnya. Di samping harganya yang terjangkau, efek sampingnya juga
kecil karena dibuat dari tanaman. Bahan baku alami yang berkhasiat ini
terserak di bumi Indonesia. Dari daun, batang, buah, biji, akar hingga
umbi atau rimpang tanaman dapat dioleh menjadi obat herbal.

Salah satu perusahaan obat herbal terdepan di Indonesia adalah Deltomed Laboratories (DL)
yang giat meningkatkan kualitas produk, menggiat pelestarian alam,
mendidik petani tata cara bercocok tanam yang benar serta potensi obat
herbal sebagai pilihan masyarakat. Kabari mengajak Anda mengenal lebih
jauh sosok Direktur Pelaksana Deltomed, Mulyo Rahardjo, sarjana
pemasaran dari Radford University, Virginia, Amerika Serikat.

KELUARGA ‘JAMU”


Lahir 40 tahun silam sebagai putra sulung dari tiga anak pasangan
Purwanto Rahardjo dan Ratna Puspita WS, pemilik usaha jamu dengan
bendera PT Marguna Taraluta. Produknya, Pilkita yang sampai kini masih
lekat di hati masyarakat. “Entah dari generasi ke berapa awalnya, yang
pasti keluarga kami penjual jamu sejak 1967,” ujar Mulyo kepada Kabari di kantornya yang resik di kawasan Jakarta Barat.

Pada 1976 ayahnya mengambil alih kepemilikan PT Deltomed Laboratories Jamu Gunung Giri (DJGG),
perusahaan jamu pesaing asal Kalimantan yang nyaris bangkrut. Sejak itu
ikhtiar pembenahan dilakukan. Mulyo Rahardjo ditunjuk ayahnya untuk
mengelola Deltomed. “Saya memulainya dari bawah, harus masuk-masuk pasar
untuk mengenali seluk-beluk distribusi. Mempelajari alur pengiriman
atau pemasokan barang merupakan kunci penting dalam bisnis. Jadi, saya
tidak langsung duduk di kursi pimpinan lo,” lanjut penyuka olahraga di
alam bebas ini.

PEMBENAHAN DEMI PEMBENAHAN

Didukung tim kerja yang profesional, Mulyo pun melakukan langkah-langkah
perbaikan dan pengembangan di segala bidang. “Amerika tempat yang baik
untuk belajar bisnis. Ilmu pemasaran yang saya dapat di bangku kuliah
sangat berharga sebagai landasan dalam mengelola perusahaan. Misalnya 4 P
sebagai kunci sukses usaha: product (berkualitas), price (harga terjangkau), promotion (promosi dan iklan yang mengena) dan place (mengenali karakter pasar dan masyarakat konsumen),” ujar Mulyo lagi.

Bekal ilmu di bangku kuliah itu diterapkannya dalam mengelola
perusahaan, tentunya dengan penyesuaian-penyesuaian tertentu sesuai
kondisi yang ada. Lalu membuat perencanaan jangka pendek dan panjang
sebagai langkah-langkah kecil dan panjang untuk mencapai target. Bersama
melangkah dengan janji yang sama, menghormati satu visi dan misi yang
intinya berbuat dan meraih yang terbaik, tandas Mulyo.
Pembenahan mendasar pun dilakukan. Untuk menegaskan diri sebagai perusahaan jamu modern, nama perusahaan disingkat menjadi Deltomed Laboratories
(DL). Pemegang saham tak lagi boleh terlalu ikut campur, karena
pengelolaan perusahaan dipegang oleh tenaga-tenaga profesional yang
bertanggung jawab. Promosi lebih memakai bentuk yang modern, lebih
segar, dan menghilangkan kesan tradisional. Inti dari kesemua pembenahan
ini adalah untuk menajamkan citra perusahaan sebagai penghasil jamu
modern atau popular dengan sebutan obat herbal. Produk pun bukan lagi
berbentuk serbuk atau jamu seduh, melainkan berupa pil, tablet maupun
sirup.

“Waktu itu Deltomed memangkas jumlah obat herbal yang dibuat, dari 20
buah menjadi empat jenis saja—Pil Tuntas, Strongpas, Rapet Wangi, dan
Antangin. Dalam perjalanannya, kami terus melakukan penelitian dan
pengembangan, hingga kini membuat permen juga. Tetapi apa pun jenis
produknya, usaha kami selalu berbasis pada herbal,” tambah Mulyo.

BUAH MANIS PERJUANGAN

Perlahan tapi pasti, Deltomed mengalami kemajuan. Obat herbalnya memenuhi standar CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) atau GMP (Good Manufacturing Product_) serta mendapat sertifikat dari NSF (_National Sanitation Foundation) pada 14 September lalu. NSF
adalah organisasi kesehatan umum di Amerika yang mewajibkan produk obat
herbal Indonesia memiliki sertifikat ini untuk bisa masuk dan
dikonsumsi di Amerika. “Dengan demikian, khasiat obat herbal Indonesia
kini tidak hanya dirasakan bangsa kita sendiri, tetapi juga oleh
masyarakat dunia,” kata Mulyo, gembira.

Pemerintah juga merujuk Deltomed sebagai tempat studi banding bagi peserta The 3rd ASEAN Conference on Traditional Medicine
tentang standarisasi pengolahan dan ekstraksi bahan baku herbal
Indonesia. Kerja sama dengan berbagai badan pengembangan pengobatan
herbal Indonesia juga dilakukan, di antaranya dengan Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TO-OT) Kementerian Kesehatan RI.

Yang tak terlupakan adalah ikut menjaga pelestarian alam, karena bila
keseimbangan bumi terganggu maka akan memengaruhi ketersediaan bahan
baku obat herbal. “Terlebih kami memakai 90% bahan baku herbal dari bumi
Indonesia, kecuali untuk ginseng dan minyak peppermint. Selain itu kami
merangkul dan mendidik petani untuk bercocok tanam secara benar, dalam
arti menggunakan pupuk organik, lalu bebas pestisida dan bebas logam
berat,” jelas Mulyo yang tahun lalu menandatangani MoU (memorandum of understanding_) program CSR (_corporate social responsibility—Red)
dengan Kementerian Kesehatan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
penggunaan herbal sebagai pilihan obat di puskesmas dan rumah sakit.

BAHAGIA ORANG SEHAT KARENA OBATNYA

Kini tak sedikit jumlah karyawan yang bergantung pada bisnis yang
dijalankan Mulyo bersama tim kerjanya. Suatu tantangan bagaimana ia
dapat mempertahankan dan mengembangkan keberhasilan yang dirintis
ayahnya dengan susah payah. Ia bersyukur karena ia tidak sendiri.
Keluarga rekan kerja, rekan kerja dan kolega mendukungnya. Mulyo
Rahardjo semakin mantab mengelola Deltomed.

Simak makna bisnis bagi seorang Mulyo Rahardjo. “Bisnis merupakan
tempat atau sarana kita mengembangkan suatu produksi bersama sekelompok
orang dengan latar belakang berbeda. Dalam kerja tim melakukan tanggung
jawab masing-masing, saling mengisi disemangati oleh kesamaan visi dan
misi,” ujar Mulyo. “Dan saya sendiri berkarya dengan janji melakukan
kebaikan bagi masyarakat. Saya bahagia sekali bertemu orang yang sembuh
dari masuk angin setelah minum antangin. Kenikmatan ini membuat saya
tertantang untuk berkarya lebih baik lagi.” (Buyung Zulfiar)

Bio Data:

Nama : Mulyo Hardjo Rahardjo

Tempat/tanggal lahir : Solo, 1960
Istri : Jeny Rahardjo
Anak : 1. Jesslyn Angelia (17) 2. Matthew Alexander (10)
Pendidikan : S-1 Pemasaran, Radford University, Virginia, Amerika Serikat
Penghargaan : ICSA (Indonesian Customer Satisfaction Award), Top Brand Platinum Award 2011
Karyanya : Antangin, Antalinu, Strong Pas, Ob Herbal (obat batuk), Naturslim, Pil Tuntas
Hobi : Berpetualang di alam bebas, naik sepeda, lintas alam, off road ke tempat baru untuk melihat seni budaya asli masyarakat setempat.

Video part 2, Klik disini

Video part 3, Klik disini

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?37963

Untuk melihat artikel Profil lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :