Perayaan Imlek di beberapa kota di Indonesia berlangsung meriah. Ada pesta kembang api, seni barongsai dan pembagian amplop di klenteng. Tak hanya masyarakat Tionghoa saja yang bergembira, namun juga masyarakat sekitar dan wisatawan asing.

Di wilayah Jakarta, umat dari berbagai agama di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Bekasi berbaur menyemarakan perayaan Imlek di Klenteng Hok Lay Kiong, Margahayu, Bekasi Timur, Bekasi, Jawa Barat, Minggu malam.

Warga keturunan Tionghoa itu bersembahyang di 13 altar dewa. Di halaman klenteng itu ada tampilan musik dan kembang api. Ketua Yayasan Pancaran Tri Dharma dan pengurus Klenteng Hok Lay Kiong, Ronny Hermawan, mengatakan perayaan kali ini berbeda karena didatangi tamu undangan dari perwakilan pemuka agama.

Di antaranya, Anggota Komisi X DPR RI Parlindungan Hutabarat yang mewakili umat Kristiani, Anggota Komisi IV DPR RI Wayan Sugiyan yang mewakili umat Buddha, dan Walikota Bekasi (Nonaktif) Mochtar Mohammad, perwakilan muslim. “Kegiatan ini dihadiri sekitar 1.500 orang,” katanya. Sementara itu, Gubernur Jakarta juga hadir di klenteng Dharma Bhakti Petak Sembilan Jakarta dengan menggunakan pakaian adat Tionghoa.

Sejumlah pusat perbelanjaan besar di Jakarta ikut memeriahkan Tahun Baru China 2563 dengan memasang dekorasi khas Imlek. Mal Taman Anggrek di kawasan Jakarta Barat misalnya, memasang dekorasi seperti topeng dan lukisan 12 shio China yang didominasi warna merah dan emas. Selain itu, pihak pengelola juga mengadakan atraksi barongsai dan liong, orkestra musik China, dan bazar. Sementara itu, Mal Ciputra yang letaknya berdekatan dengan Mal Taman Anggrek memilih tema The Art of Dragon Year sebagai tema untuk merayakan Imlek tahun ini. Saat imlek, tidak turun hujan di Jakarta.

Perayaan Imlek di luar Jabodetabek juga meriah. Hujan badai terjadi di Jember (Jawa Timur) dan Bengkulu. Beberapa kota di Indonesia yang terasa kental suasana perayaan Imlek antara lain Pangkalpinang (Provinsi Bangka Belitung) dan Pontianak (Kalimantan Barat).

Ribuan warga keturunan Tionghoa memadati Kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang, Bangka Belitung, Senin, untuk bersembahyang dan berdoa. ” Sekitar lima ribu warga keturunan Tionghoa datang silih berganti untuk melaksanakan prosesi ritual dan sembahyang serta berdoa,” kata salah seorang pengurus Kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang, Bong Kim Tuan.

Di Pontianak, sejumlah rumah toko di kawasan Pecinan, yakni di Jalan Gajah Mada dan Tanjungpuraa, Senin, tutup karena sebagian besar pemilik ruko itu, yakni warga Tionghoa, merayakan Tahun Baru Imlek. A Cung, salah seorang pedagang kebutuhan pokok di kawasan Pasar Flamboyan Jalan Gajah Mada, menyatakan baru akan melakukan aktivitas sehari-hari pada hari keempat Imlek atau pada Kamis (27/1). “Sudah menjadi tradisi setiap merayakan Tahun Baru Imlek, kami selalu libur agar bisa berkunjung ke rumah-rumah sanak dan keluarga yang juga merayakan Imlek,” ujarnya.

Menurut A Cung, kepercayaan bagi sebagian besar warga Tionghoa pada perayaan Tahun Baru Imlek akan bernasib kurang bagus kalau masih mencari uang, sehingga ia dan keluarganya selalu meluangkan waktu untuk istirahat dan melakukan silaturahmi pada momen Imlek.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37794

Untuk melihat artikel Nusantara lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :