Demam boyband sedang mewabah di Tanah Air, hadirnya
grup Sm*sh (red, dibaca Smash) di blantika musik Indonesia menghadirkan
warna baru, tak heran mereka langsung diterima dan punya tempat khusus
dihati penggemarnya.

Sm*sh yang beranggotakan Diki, Reza, Rangga, Bisma, Ilham, Rafael dan Morgan ini mengusung aliran pop dance, dengan gaya boyband yang pada umumnya memadukan lagu dengan tarian enerjik.

“Kita pop dance. Saat ini banyak band seperti band bergenre
Melayu, menurut kami itu bagus. Dan kami pingin menyuguhkan sesuatu hal
yang berbeda dan lebih enerjik. Lagian boyband di Indonesia itu seperti sudah mati, kita pingin hidupkan lagi boyband di sini,” ujar seorang personel Bima.

Sm*sh mengingatkan kita pada ME, Cowboy, Cool Colour yang
pernah terkenal di tahun 1900an. Tak disangka-sangka, kehadiran Sm*sh
mendapat sambutan luar biasa. Tidak hanya bermodal ganteng, lagu-lagunya
pun banyak di sukai. Padahal, mereka baru meluncurkan album pertama di
bulan Oktober tahun lalu dengan singel andalan berjudul I Heard You.

Sm*sh merupakan singkatan dari Seven Men As Seven Heroes.
Bisa dibilang, Sm*sh adalah hal yang baru dan menggairahkan di dunia
permusikan Indonesia. Bagaimana tidak ? Dengan susunan tujuh pria yang
bisa menari dan menyanyi, diantara menjamurnya band-band bergenre
pop-Melayu di Indonesia.

Meski kemunculan boyband Sm*sh dibarengi dengan
kontroversial karena tuduhan plagiat. Namun band asal Bandung ini malah
bersyukur karena dengan begitu nama mereka malah semakin mencuat. Dengan
gayanya yang sedikit berbeda dan ‘ke-korea-korean-an’, Sm*sh cukup banyak menarik perhatian, baik yang negatif dan yang positif.

Kubu negatif mengatakan hal-hal yang cukup miring mengenai Sm*sh, dari menyebut mereka band plagiat. Video klip I Heard You mereka disebut-sebut meniru konsep dari video klip Baby milik Justin Bieber. Juga tentang kostum, nama, dan gerakan tariannya dibilang banyak meniru dari boyband Korea, Super Junior atau Suju.

Dari kubu positif, yang bisa juga disebut sebagai penggemar,
kehadiaran Sm*sh dianggap sebagai satu trobosan baru diantara
menjamurnya band-band pop-Melayu. Bagi penggemar, bukan berarti dengan
adanya Super Junior asal Korea yang muncul lebih dulu, lantas Sm*sh harus dicap sebagai penjiplak.

“Ya malah kita berterima kasih ya. Soalnya kan yang melihat kita jadi makin banyak. Salah satunya di Youtube. Jadi kita bisa di sini juga karena mereka,” ujar Rangga.

Ditambahkan Morgan, boyband tidak hanya bermodalkan ganteng dan keren saja, tapi perlu kemampuan dan perjuangan untuk mendapatkannya. “Jadi boyband
itu ternyata juga perlu perjuangan. Dari nggak bisa tari sampai
akhirnya belajar dan bisa menari. Temen-temen juga sabar ngajarin nari.
Kita nggak langsung mendadak terkenal. Kita juga harus latihan, belajar
olah vokal, atur napas. Apalagi kalau manggung, kita harus atur blocking
dan segala macam, biar bisa tampil maksimal. Jadi kalau dibandingkan
sama band yang megang alat musik itu sama sebenernya, namun dengan
tingkat kesulitan masing-masing,” tutur Morgan.

Namun, mereka sempat terganggu juga dengan ulah pihak-pihak yang tidak menyukai mereka. Terutama dengan cemoohan sebagai band
banci. Tapi mereka tetap santai menanggapi semua itu. bahkan Sm*sh
berjanji akan membuktikan jika mereka juga jantan. “Ganggu sih pasti
yah, tapi ya udah lah. Santai saja sih, kita buktiin saja bahwa kita
jantan kok,” ujar Bisma secara positif menghadapi semua masalah
tersebut.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36443

Untuk melihat artikel musik lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :