Imlek merupakan tradisi yang dilakukan sejak ribuan tahun
lalu oleh bangsa Tionghoa. Sebagaimana hari raya, tradisi ini juga diisi
dengan mudik atau pulang kampung. Yang menakjubkan, dengan populasi
penduduk yang luar biasa besar, jumlah pemudik di Tiongkok tahun 2011
bisa mencapai 700 juta orang!

Mudik atau pulang kampung merupakan tradisi hari raya yang dilakukan
oleh orang-orang diseluruh dunia sesuai adat dan budaya masing-masing.
Di Indonesia tradisi mudik biasanya dilakukan saat Lebaran, di Amerika
saat Natal atau Thanksgiving, sementara di Tiongkok saat Imlek.

Tak ada catatan sejarah bagaimana tradisi mudik dimulai. Yang jelas,
tradisi ini berhubungan dengan sifat yang melekat pada manusia sebagai
mahluk sosial, yakni kebutuhan untuk berkumpul. Dalam hal ini berkumpul
dengan keluarga dalam suasana hari raya.

Mudik Imlek di Tiongkok

Imlek merupakan tradisi yang dilakukan sejak ribuan tahun lalu oleh
bangsa Tionghoa. Sebagaimana Lebaran di Indonesia, orang-orang Tionghoa
juga melakukan mudik saat Imlek. Saat ditinggal penduduknya mudik,
kota-kota utama seperti Beijing, Guangzhaou, Shenzen, sepi dari
aktivitas. Mirip Jakarta di hari Lebaran.

Tidak cuma soal sepinya yang mirip, soal susahnya mendapatkan
tranportasi mudik juga mirip. Seperti di Jakarta, stasiun dan terminal
bus di kota-kota besar Tiongkok juga sesak oleh pemudik. Mereka berebut
naik ke kereta atau bus demi mendapatkan bangku. Meski harus
bergelantungan jadilah, yang penting sampai kampung halaman.

Dari segi jumlah pemudik, tradisi mudik di Indonesia sebetulnya belum
ada apa-apanya dibanding Tiongkok. Bayangkan saja, dengan populasi
penduduk yang luar biasa besar, jumlah pemudik di Tiongkok bisa mencapai
700 juta orang dalam waktu nyaris bersamaan. Jumlah tersebut dilansir
oleh media lokal di Guangzhou untuk keseluruhan pemudik di daratan
Tiongkok dan belum termasuk warga Tionghoa di luar negeri yang mudik ke
Tiongkok. Selama 40 hari, 700 juta pemudik itu akan memenuhi stasiun
kereta-api, pelabuhan udara, ferry dan terminal bus.

Sementara itu, melihat laporan Kementerian Transportasi Tiongkok yang
dilansir kantor berita Xinhua, jumlah pemudik Tionghoa tahun 2011 lebih
menakjubkan lagi, yakni diperkirakan mencapai 2,65 miliar orang atau
meningkat 11 persen di banding tahun sebelumnya. Jumlah itu merupakan
akumulasi penduduk yang mudik setiap hari sepanjang 40 hari perayaan
Imlek di negeri tersebut. Sungguh luar biasa.

Menurut pernyataan Kementerian Transportasi Tiongkok, di bandara kota
Harbin, provinsi Heilongjiang, sebanyak 252 armada pesawat akan
ditambah untuk mengangkut penumpang. Di bandara kota Chongqing dan
Guangzhou, 12 pesawat tambahan dengan 5.100 tempat duduk akan ditambah.

Kereta kecepatan tinggi juga akan ditambah di beberapa stasiun di
Wuhan, provinsi Hubei. Kementerian Transportasi mengatakan, bahwa 55
kereta tambahan akan dioperasikan, total terdapat 88 kereta kecepatan
tinggi yang akan mengangkut penumpang. Di stasiun ini telah disediakan
sebanyak tiga juta tiket yang akan dijual.

Untuk kereta biasa, pemerintah Tiongkok menambah sebanyak 300 kereta
yang diduga akan mengangkut 230 juta orang pada puncaknya. Sekitar 2.265
kereta akan beroperasi per hari selama 40 hari.

Karena jumlahnya yang masif, setiap tahun pemerintah Tiongkok sibuk
mengurus para pemudik. Seperti di Indonesia, mereka juga membentuk tim
pemantau arus mudik yang dikepalai oleh Menteri Tranportasi.

Meskipun sudah direncanakan atau diatur sedemikian rupa, tetap saja
ada masalah-masalah yang mengganggu arus mudik. Misalnya, jadwal kereta
yang terlambat, penumpukan penumpang yang membuat jalur antrian sulit
dikendalikan, kecelakaan, sampai soal calo tiket.

Betul, jangan dikira di Tiongkok bersih dari calo. Justru saat musim
mudik seperti itu, calo bergentayangan seperti hantu dengan menawarkan
tiket yang mencekik leher. Pemerintah Provinsi Hubei yang dikabarkan
mencetak tiket kereta api 3 juta lembar, tetap mewaspadai aksi para
calo. Mereka menegakkan aturan cukup keras untuk menertibkan calo.
Pokoknya kalau ketahuan tidak ada ampun.

Tak dijelaskan lebih jauh bagaimana cara mereka menangkap calo. Namun
sekedar ilustrasi, pemerintahan Jakarta punya cara yang unik. Yaitu
dengan mengajak penumpang untuk bersama-sama menangkap calo.

Setiap calo yang berhasil ditangkap, penangkapnya diberi hadiah uang
tunai saat itu juga. Jadi kalau kebetulan tidak punya uang buat mudik,
jangan khawatir, tangkap calo saja. Dijamin dapat ongkos pulang kampung.
(yayat)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36316

Untuk

melihat artikel Sana-Sini lainnya, Klik

di sini

Mohon beri nilai dan komentar di
bawah artikel ini

____________________________________________

Supported

by :