Putri Ong Tien adalah istri dari Syarif Hidayatullah yang tiada lain
Sunan Gunung Jati, salah satu dari sembilan wali di tanah Jawa. Ia
merupakan putri Tiongkok anak Kaisar Hong Gie dari masa Dinasti Ming.

Bagi masyarakat Islam Jawa, cerita tentang putri Ong Tien sudah
dikenal sejak lama. Bahkan makamnya yang bersebelahan dengan makam
Sunan Gunung Jati di Kompleks Pemakaman Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa
Barat, masih sering diziarahi hingga kini.

Sebagai seorang putri dari negeri yang besar, masuknya Putri Ong Tien
ke dalam Islam tak pelak memberi warna tersendiri dalam sejarah
perkembangan Islam di Nusantara, khususnya di Jawa Barat.

Dalam buku ini dikisahkan bagaimana Ong Tien untuk pertama kalinya
bertemu dengan Syarif Hidayatullah di istana kerajaan Tiongkok. Ketika
itu Syarif Hidayattullah memang sedang berada di Tiongkok. Di sana ia
menjadi seorang tabib sekaligus berdakwah menyiarkan Islam.

Karena banyak orang berhasil disembuhkan Syarif Hidayatullah, Kaisar
Hong Gie yang tak lain ayah Putri Ong Tien, mengundangnya ke Istana.
Dalam perjumpaan pertama itu, Putri Ong Tien langsung kagum akan
kepandaian Syarif Hidayatullah.

Maka ketika Syarif Hidayatullah kembali ke tanah Jawa, Putri Ong Tien
minta ijin kepada ayahnya untuk menyusul. Kaisar Hong Gie menyetujuinya
dan memberikan sejumlah bekal serta tiga pengawal yang salah satunya
bernama Pai Li Bang. Pai Li Bang adalah murid Syarif Hidyatullah selama
menjadi tabib di Tiongkok.

Sebuah versi menceritakan, bahwa rombongan putri Ong Tien sempat
singgah ke kerajaan Sriwijaya. Oleh masyarakat Sriwijaya, Pai Li Bang
ini selanjutnya menjadi Adipati. Konon nama Pai Li Bang kemudian
menjadi nama Kota Palembang sekarang.

Perjalanan Putri Ong Tien ke tanah Jawa berlanjut. Jaman itu
perjalanan laut yang memakan waktu berbulan-bulan sangatlah berbahaya,
apalagi untuk seorang perempuan. Namun Putri Ong Tien berhasil
melaluinya dan akhirnya bertemu dengan Syarif Hidayatullah, menikah
dengannya, memeluk Islam, dan mempelajari Islam dengan lebih mendalam.

Diceritakan, semasa mendampingi Sunang Gunug Jati memimpin Cirebon, Putri Ong Tien diangkat menjadi semacam Menteri Keuangan.

Hingga akhir hayatnya Putri Ong Tien digambarkan sebagai perempuan
yang patuh kepada suami sebagai kepala keluarga. Apa yang dikatakan oleh
sang suami selalu menjadi kekuatan baginya untuk menghadapi konflik
batinnya, termasuk ketika keinginannya untuk memperoleh keturunan tidak
dikabulkan oleh Tuhan.

Novel ini sungguh memberikan pengetahuan luas terhadap perkembangan
Islam di tanah Jawa. Penulis Winny Gunarti tampak begitu piawai
merangkai fakta sejarah dengan kisah interpretatif yang dilukiskannya.
Padahal, menyatukan fakta historis dengan pendekatan fiksi sebagaimana
dalam novel ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Tapi ia berhasil. (yayat)

Judul: Putri Ong Tien

Penulis: Winny Gunarti

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun: I, 2010

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36042

Untuk

melihat artikel Buku lainnya, Klik

di sini

Klik

di sini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar
di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported

by :