Menantang Phoenix, sebuah kisah tentang tiga wanita keturunan Tionghoa yang mencoba mencari jati diri mereka pada masa revolusi Indonesia.

Nanna, sosok seorang ibu yang mencoba mempertahankan nilai-nilai
tradisional Tionghoa kepada kedua anaknya, yakni Carolien dan Jenny, di
saat anak-anaknya lebih memilih budaya dan kebiasaan kaum kolonial.

Carolien dan Jenny merasa bahwa dengan mengikuti kebiasaan bangsa
Belanda tersebut, mereka akan lebih diterima dan dihargai, serta dapat
hidup dengan lebih baik.

Namun sayang, dengan berjalannya waktu, segala apa yang diimpikan
mereka akhirnya musnah, terlebih lagi setelah rakyat Indonesia
memperoleh kemerdekaannya.

Budaya dan kehidupan para kaum kolonial yang tadinya dianggap sangat
luar biasa dan disegani masyarakat sekitar, berubah menjadi cemoohan dan
tidak dipandang lagi.

Kehidupan tiga perempuan Tionghoa ini pun semakin sulit, khususnya antara tahun 1930-1952.

Kehidupan rumah tangga Carolien pun berakhir dengan perceraian.

Menantang Phoenix merupakan suatu novel yang sarat dengan pesan-pesan
moral di dalamnya, di mana nilai-nilai sejarah, budaya dan hidup
bermasyarakat menjadi hal penting untuk menjalani kehidupan. ( Arip )

Judul Buku : Menantang Phoenix
Terjemahan : Only a Girl
Penulis : Lian Gouw
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Dimensi : 14 × 21 cm
Tebal : 396 halaman
Kategori : Fiksi dan Sastra / Novel / Novel Asli
Bahasa : Indonesia

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?35830

Untuk

melihat artikel Buku lainnya, Klik

di sini

Klik

di sini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar
di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported

by :

[NPI
Float=”left”]/Media/2/jpg/2009/7/a6aa3f46-a60c-b49d-08b73226b7efd1be.jpg[/NPI]