Menjelang akhir tahun, para
desainer di seluruh dunia berlomba-lomba memberikan prediksi , apa yang
menjadi tren tahun depan. Bagaimana dengan desainer Indonesia?

Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia ( APPMI) mencoba memprediksi tren tahun depan yang banyak ditunggu saat penghujung tahun tiba. Tema yang diangkat bertajuk Universality, menurut Dina Midiana, salah satu anggota APPMI, fashion adalah satu kesatuan yang tidak bisa dikelompokan menurut karakter yang spesifik.

“Tren 2010 akan banyak unsur daerah, tapi akan menjadi sesuatu yang disajikan untuk pasar dunia, bukan daerah” jelasnya.

Pada 2009 banyak hal yang terjadi di dunia, dari kecenderungan
itulah muncul ide untuk menciptakan mode yang dipengaruhi dari isu
sosial, lingkungan, ekonomi dan budaya lokal. Fashion akan diangkat
untuk merangkul semua golongan, tidak terbatas dan bersifat global
sekaligus mengangkat nilai lokal.

Instant, Ambivalent, Envicase, Migration merupakan 4 tren yang diangkat APPMI untuk 2010.

Ide instan, terinspirasi dari kemajuan teknologi yang kini banyak
dicari orang, dimana kemajuan teknologi memberi kemudahan, namun
menimbulkan ketergantungan. Semua orang merasa membutuhkan informasi di
kehidupan sehari-hari, misalnya Twitter dan Facebook kian digandrungi
termasuk peranti komunikasi atau gadget.
“Pola pikir yang serba instan tertuang dalam gaya busana struktural, modern, simple serta menampilkan teknik cutting dan bahan yang inovatif,” jelasnya

Ambivalent, berbeda dengan tahun 2009, aksen payet dan
warna emas pada tahun depan tidak lagi ditonjolkan. Untuk tahun 2010
mewah tidak lagi identik dengan glamor atau gemerlap seperti emas,
permata, penuh corak atau taburan kristal yang banyak menghiasi busana.
Kemewahan yang diusung lebih terkesan alami dan sederhana.

“Mewah dan tidak lagi bling-bling, tapi lebih pada suatu
kesederhanaan dan alami. Mewah mengubah ketidaksempurnaan menjadi
sempurna,” tuturnya.

Tren ketiga Envisace, menangkat pentingnya peduli terhadap
lingkungan. Rancangan akan banyak mengangkat unsur alam, dengan bahan
yang ramah lingkungan dan tidak ada pewarnaan tekstil. Didesain
sedemikian rupa sehingga tampil elegan dengan nuansa ringan, sejuk,
lembut, tidak banyak detail sehingga nampak sederhana dan alami.

Migration menjadi tren terakhir yang terinspirasi pada pola
pikir manusia terhadap interaksi antar bangsa. Perpaduan timur dan
barat sudah umum, dari mulai pemilihan warna sampai perpaduan unsur dan
budaya.

Merah, biru dan kuning menjadi dominasi tiga warna primer yang
paling simbolis. Merah berarti berani dan spontan. Biru bersifat
menyatukan dan kuning sebagai simbol emosi spiritual.(pipit)

Untuk artikel ini klik www.KabariNews.com/?34103

Untuk melihat artikel Mode & Gaya lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :