New York, KabariNews.com – Sepanjang kota pada malam hari, mulai dari gereja, sekolah, immigrant support centers dan rumah pribadi, para pendukung reformasi imigrasi berkumpul di sekitar telepon (yang telah diubah menjadi sebuah radio) sebagai legislator Hispanik AS yang sedang membuat strategi untuk mendorong reformasi sistem imigrasi pada tahun 2010.

Di telepon tersebut ada Rep. Luis Gutierrez, D-Ill.; Nydia Velázquez, DN.Y.; dan Raúl Rep Grijalva, D -Ariz.; dan para pembela imigran dari berbagai negara bagian juga ikut buka suara.

Acara ini menjadi sebuah conference call besar-besaran yang menghubungkan ribuan pendukung reformasi imigrasi ke para pengambil keputusan di Washington, DC.

Konferens terjadi kurang dari seminggu setelah Menteri Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano mengatakan Gedung Putih sedang bersiap-siap untuk mendesak Kongres AS atas perbaikan keimigrasian di awal 2010.

Saat konferens, para legislator didesak oleh pendengar. Ada sekitar 16.000 saluran telepon yang aktif selama acara, dan tersedia layanan penerjemahan bagi puluhan ribu peserta yang ingin menghubungi anggota Kongres dan meminta tindakan lebih lanjut mengenai reformasi imigrasi.

Penyelenggara acara ini yang berbicara di konferens mendesak para pendengar untuk berbicara dengan legislator dan melakukan panggilan telepon atau mengirim sms dengan kata-kata “Justice” atau “Justicia” ke nomor 69866. Pada bulan yang akan datang, mereka akan menerima berita terbaru melalui ponsel mengenai aksi yang mungkin perlu dilakukan untuk perkembangan reformasi imigrasi.

Konferens ini diselenggarakan oleh Washington, DC yang berbasis Kampanye Reformasi Imigrasi Amerika, sebuah koalisi organisasi pro-reformasi. Saat konferens pertama kali dilakukan dalam bahasa Inggris dan 15 menit kemudian dalam bahasa Spanyol. Reps. Grijalva, Gutierrez dan Velázquez, keduanya ikut berbicara dalam konferens ini.

Di New York, sebuah pusat pelayanan imigran di Jackson Heights, telepon konferens pertama terdengar saat kelas bahasa Inggris di malah hari. Speaker sengaja ditaruh di tengah-tengah kelas agar bisa didengar dengan jelas.

“Kita akan memastikan bahwa keluarga yang terpecah belah oleh sistem imigrasi memiliki jalan keluar dan dapat bersatu kembali,” kata Rep Gutierrez, pada akhir konferens.

Pietro Idrovo (43) asal Ekuador adalah salah satunya di antara mereka di yang dalam kelas. Meskipun beberapa rekannya tercatat sebagai imigran, Idrovo mengatakan dia adalah seorang warga negara AS dan telah ikut memberikan suara dalam pemilihan umum AS sejak tahun 2000.

Dia mengatakan konferens ini membuatnya merasa lebih terlibat dengan masalah imigrasi. “Sejak saya datang ke negara ini, aku sudah mendengar tentang imigrasi, tapi saya tidak begitu memperhatikan karena saya masuk ke sini secara legal dan sekarang saya adalah warga negara Amerika,” katanya. “Tapi itu tidak mengubah fakta bahwa saya juga seorang imigran.”

Setelah konferens selesai, guru bahasa Inggris menuliskan daftar “Call Congress” dan di bawahnya “Text justice” di papan tulis. Sementara itu  mahasiswa imigran, baik yang muda dan maupun tua, tampak dengan patuh mencatat dan mulai menekan tombol pada ponsel mereka.

Kemudian sang guru membacakan nomor telepon Senator New York Charles Schumer dan meminta agar murid-muridnya melakukan panggilan. Dan murid-murid itu pun segera mengambil ponsel dan melakukannya.

Lima belas menit kemudian adalah waktunya untuk panggilan konferens dalam bahasa Spanyol. Sekitar 50-60 imigran yang berkumpul di sebuat ruangan besar bersama dengan anggota staf pusat.

Selama panggilan berlangsung, peserta dari bagian negara yang jauh seperti Arkansasn dan Iowa memberikan pertanyaan kepada legislator.

Para imigran diingatkan untuk bersiap-siapa atas reformasi imigrasi pada semester pertama Januari nanti. “Kami berharap reformasi imigrasi akan dipertimbangkan oleh Kongres dalam beberapa bulan mendatang,” kata Rep. Velázquez.

Di antara mereka yang keluar dari ruangan setelah konferens adalah Rosa (34) asal Ekuador yang tidak mau memberikan nama belakangnya karena dia tidak memiliki surat imigrasi yang lengkap.

Dia mempunyai dua anak di Ekuador yang belum ditemuinya selama sembilan tahun ini. Ia sangat menunggu reformasi imigrasi agar memiliki kesempatan untuk berada bersama mereka kembali.

“Mereka harus memberi kita kesempatan untuk mendapatkan surat-surat imigrasi, sehingga kami dapat bekerja dan membantu agar anak-anak kami bisa maju,” katanya.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?34096

Untuk melihat artikel imigrasi Amerika lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :