Memegang jabatan publik seperti menteri sesungguhnya
merupakan amanah. Amanah yang harus disertai tanggung jawab besar demi mensejahterakan
rakyat. Bukan untuk memperkaya diri, kelompok atau golongan tertentu.
Dan jika para menteri itu mengerti benar esensi amanah yang diberikan
kepada mereka, mereka pasti akan merasakan takut, takut tidak bisa melaksanakan
amanah itu. Bukan sebaliknya, senang, gembira, seperti dapat lotere lalu
sibuk menerima ucapan selamat dari sana
sini. Tak kalah ganjilnya, kerja saja belum, sudah ribut soal naik gaji.
Belum seminggu mereka menjabat, sedikit banyak barulah kita
mengerti kenapa jadi menteri itu enak.
Jadi menteri berarti menjadi orang yang
dihormati. Menjadi orang yang punya kuasa. Mendapatkan gaji besar. Mendapat status
sosial istimewa. Serta mendapatkan aneka fasilitas yang serba wah. Itu barangkali di benak mereka yang hanya memikirkan jabatan atau kekuasaan.
Berikut fasiltas-fasilitas yang mereka terima.
Gaji per bulan
Gaji Pokok :
Rp 5.040.000
Tunjangan Jabatan :
Rp 13.608.000
Total :
Rp 18.648.000
Fasilitas perjalanan
Hotel bintang lima
Pesawat kelas bisnis
Kereta api kelas VIP
Bus kelas eksekutif
Fasilitas lain
Rumah dinas
Mobil dinas Toyota Camry Majesta senilai Rp 1.6 miliar
Dana taktis Rp 150-200 juta per bulan
Mendapatkan pelayanan kesehatan VIP di rumah sakit kelas
satu
Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33943
Untuk melihat Berita Indonesia / Utama lainnya, Klik disini
Klik disini untuk Forum Tanya Jawab
Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________
Supported by :