Jumlah korban tragedi jebolnya tanggul Situ Gintung, Cirendeu, Tangerang, Provinsi Banten, terus bertambah. Tim SAR gabungan mengidentifikasi jumlah korban meninggal mencapai 93 orang hingga Sabtu (29/03).

Angka korban meninggal diperkirakan akan terus bertambah karena masih ada puluhan warga yang melapor kehilangan sanak keluarga dan belum ditemukan. Dari data yang masuk ke Posko informasi Bencana, masih ada 102 orang dilaporkan hilang.

Korban meninggal yang berhasil dievakuasi langsung di kirim ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan, untuk didentifikasi. Sebagian besar jenazah sudah dapat diindetifikasi dan telah dimakamkan oleh keluarga. Sementara masih 11 jenazah lagi belum dapat diidentifikasi dan masih berada di RS Fatmawati.

93 korban meninggal tersebut terdiri dari 63 perempuan dan 30 lelaki. Dari hasil pencarian belakangan, ternyata lokasi temuan beberapa jenazah cukup jauh dari lokasi bencana, yakni di sepanjang aliran kali Pesanggarahan.

Rahmat Salam, Koordinator Posko Utama Bencana Situ Gintung, menyatakan, Tim Pencarian korban akan melakukan penyisiran di Kali Pesanggrahan, “Dari banyaknya jumlah korban yang ditemukan di Kali pesanggrahan, kami juga menurunkan tim untuk menyisir kali tersebut.” ujarnya pada Sabtu (29/03). Pada Sabtu, Tim SAR menemukan jenazah bayi berusi sekitar enam bulan di kaliPesanggarahan, ketika ditemukan bayi tersebut menggunkan popok merek “Fitty”. Dan pada hari Sabtu itu, Tim SAR menemukan sedikitnya 29 korban meninggal.

Hingga saat ini, selain menggunakan alat berat seperti Backhoe, menurunkan Tim pencari masih tetap melibatkan anjing pelacak milik Polri
untuk membantu pencarian jenazah yang diduga tertimbun lumpur. 

Stok Makanan Cukup, Kantung Mayat Kurang.

Dilaporkan, bantuan untuk korban tragedi Situ Gintung juga terus mengalir. Beberapa partai turut memberikan bantuan berupa logistik makanan dan bahan pangan serta tim medis.

Dari pantaun Kabari di Posko Bencana Media Center Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), bantuan makanan cukup berlimpah karena terus berdatangan. Sementara itu bantuan berupa peralatan seperti kain kafan atau kantung mayat, selimut, sarung tangan karet, masker, linggis, cangkul, dan sepatu boot untuk relawan masih jauh dari cukup.

“Peralatan tersebut amat dibutuhkan dalam proses pencarian korban.” ujar salah satu anggota Tim SAR Polri.

Para relawan juga mengatakan hal yang sama,  terlihat di lokasi kejadian banyak korban meninggal hanya menggunakan kain sarung atau bahan seadanya saat dievakuasi menuju RS Fatmawati. “Kantung mayat atau kain kafan amat diperlukan, karena umumnya kondisi mayat yang ditemukan sudah membusuk dan perlu dibungkus dengan rapat agar tak menyebarkan bibit penyakit.” ujar Ade, salah seorang anggota Tim SAR.

Selain itu, korban tragedi yang kini mengungsi di dua tempat pengunsgsian yakni di gedung Fakultas Hukum dan Fakultas Kedokteran UMJ, memerlukan bantuan berupa pampers, pembalut wanita, sabun dterjen, dan cairan anti septik.

Berita terkait :

Tragedi di Situ Gintung

Saksikan videonya…

<object width=”425″ height=”344″><param name=”movie” value=”http://www.youtube.com/v/EvHOCkzlzFk&hl=en&fs=1″></param><param name=”allowFullScreen” value=”true”></param><param name=”allowscriptaccess” value=”always”></param><embed src=”http://www.youtube.com/v/EvHOCkzlzFk&hl=en&fs=1″ type=”application/x-shockwave-flash” allowscriptaccess=”always” allowfullscreen=”true” width=”425″ height=”344″></embed></object>

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?32863

Untuk melihat Berita Indonesia / Utama lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket

 :