Membicarakan tentang kota Yogyakarta, tidak cuma sekedar tentang
menariknya seni budaya dan keramahan kultur Jawa tapi harus berbicara juga
tentang potensi kekuatan bisnis yang menjanjikan. Jogja Fashion Week 2008 yang
digelar pada 27-31 Agustus 2008 lalu adalah sebagai kegiatan yang memadukan
unsur seni, budaya, fashion dan tentu saja bisnis. Event fashion tahunan di
kota Yogyakarta yang dipusatkan di pagelaran Keraton Yogyakarta itu diikuti
oleh 72 UKM yang menyediakan berbagai produk tekstil, batik, tenun dan berbagai
aksesoris fashion lainnya.  Selain pameran, dalam Jogja Fashion Week juga digelar Indonesian
Fashion Designers Show, Seminar Budaya (JFW Talk), Jogja Models Competition, Jogja
Street Carnival, dan Fashion Tendance 2009.

Sebagai acara pembuka, diselenggarakan Jogja Street Carnival yang
diikuti oleh 28 andong hias dengan penumpang yang mengenakan pakaian fantasi,
diiringi oleh 15 kelompok mahasiswa, pelajar, dan organisasi masyarakat serta
100 sepeda ontel dari komunitas sepeda yang dimulai dari alun-alun utara
Keraton Yogyakarta.

Indonesian Fashion Designers Show menampilkan karya 51 desainer
dari berbagai kota di Indonesia yang disajikan kepada para buyer, investor,
media massa dan masyarakat umum. Panitia menungkapkan bahwa acara fashion show
merupakan sebuah presentasi bisnis dari para desainer tentang produk mereka.

Di malam terakhir (30/08) digelar Fashion Tendance 2009 yang
merupakan prediksi tren mode fashion yang akan digunakan tahun depan. Top Model
Jateng DIY berkesempatan untuk memamerkan busana rancangan 14 desainer APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha
Mode Indonesia ) Yogyakarta. Melalui tema “An Unduring Culture”, fashion
show ini banyak mengungkap tentang potensi budaya asli indonesia di antaranya
kain batik dan lurik yang dipadukan dengan berbagai bahan lainnya seperti
bordir, katun, sutra dan payet. Eksplorasi luas terhadap potensi budaya asli
indonesia ini dilakukan sebagai  cara
untuk mensosialisasikan kepada masyarakat luas agar lebih mencintai produksi
dalam negeri.

Selain untuk mendukung program Visit Indonesia Year 2008, acara ini
juga merupakan salah satu upaya pemerintah propinsi DIY untuk menunjukkan dan
mempertahankan eksistensi kepada dunia internasional, tentang kota Yogyakarta
sebagai sebuah kota yang tampil dengan kemampuannya sebagai ikon kebudayaan
Jawa yang mendunia. (antobilang)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31914

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Photobucket