Akhir Februari kemarin, perfilman Indonesia tiba-tiba ramai dengan kemunculan film Ayat Ayat Cinta (AAC). Film bertema cinta dan religi yang diadaptasi dari novel karya Habiburrahman El Shirazy ini rupanya mampu menyedot jutaan penonton.

Dengan strategi promosi yang tepat, film ini berhasil bertengger lama di layar bioskop. Bahkan para penonton pun harus rela antri berjam-jam demi mendapatkan tiket. Selain ngantri berjam-jam, terkadang tiket yang didapat pun untuk pertunjukan keesokan harinya. Luar biasa.

Jauh sebelum dirilis, sudah banyak penonton yang menantikan film garapan Hanung Bramantyo ini. Bahkan bajakannya sudah banyak beredar diinternet. Bukan cuma itu, VCD dan DVD bajakan film AAC pun menjamur. Ini baru pertama kalinya terjadi, ada film Indonesia yang dibajak jauh sebelum filmnya dirilis. Tapi yang namanya bajakan,kualitasnya tentu tidak bagus karena bisa dibilang baru setengah jalan dalam penyuntingan. Saat pembajakan film AAC ini marak, Hanung menegaskan bahwa film AAC yang akan diputar di bioskop, kualitasnya jauh lebih baik daripada yang bajakan.

Hal ini mengundang rasa penasaran banyak orang, ada apa dengan film AAC sampai-sampai dibajak jauh sebelum di rilis? Hingga ketika film ini dirilis pada tanggal 21 Februari, terjadilah pembludakan di bioskop-bioskop Indonesia.

Film AAC terbilang fenomenal. Hanya dalam kurun waktu 3 minggu, film ini menarik hingga 1,7 juta penonton. Kemudian menembus 3 juta penonton hanya dalam waktu kurang dari satu bulan! Tentu jumlah ini akan terus bertambah mengingat minat untuk menonton film ini belum luntur. Angka tersebut sebenarnya sepadan, apalagi jika dibanding dengan uang 10 milyar yang dikeluarkan MD Entertainment untuk membiayai film ini.

Pencapaian jumlah penonton film AAC ini menyaingi film-film besar seperti “Nagabonar jadi 2” dan “Ada Apa Dengan Cinta?”(AADC). Seperti dilansir berbagai media, “Nagabonar Jadi 2” meraup 1 juta penonton dalam waktu 36 hari. Sedangkan “AADC” meraih 4 juta penonton dalam tempo empat bulan.

Sebagian kecil kalangan ada yang kecewa dengan hasil adaptasi film ini, mereka beranggapan film ini tidak adaptif dan tidak sebagus novel aslinya.Namun terlepas dari semua itu, film AAC memang fenomenal dan bahkan mampu ‘memaksa’ Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, menonton film ini. Jusuf Kalla menonton bersama sang istri dan beberapa menteri di XXI Plaza Senayan, sedangkan Presiden SBY menyaksikannya bersama para duta besar negara sahabat di Studio XXI EX dengan menyewa sekaligus 4 studio yang khusus menayangkan film AAC. Dikabarkan mantan presiden BJ Habibie dan istrinya sengaja datang dari Jerman hanya untuk menyaksikan film ini.

Uniknya, baru film AACsaja yang mampu menarik penonton dari kalangan ibu-ibu pengajian.Bahkan tak sedikit yang memang datang secara rombongan dari kelompok pengajian tertentu. Jadilah suasana bioskop dipenuhi ibu-ibu. Seru juga ya. (Chika)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31263

Klik Disini untuk Baca Artikel ini di Majalah Kabari Mei 2008 ( E-Magazine )

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Intero Real Estat

Lebih dari 1 juta rumah di Amerika

Klik www.InteroSF.com          Email :  Info@InteroSF.com

Telp. 1-800 281 6175