KabariNews – Siapa tidak kenal Tina Andrean? Namanya terkenal seiring gaun-gaun pengantin buah karyanya. Menjalani karirnya lebih dari 30 tahun sebagai perancang gaun pengantin, ternyata Tina juga pernah punya kegelisahan dalam hal memilih busana. Tina mengaku, pernah dilema memilih pakaian yang cocok untuk profesinya.

Berangkat dari kegelisahannya itu, Tina terinspirasi untuk membuat satu trobosan baru yaitu membuat gaun batik. Awalnya dia mendesain untuk dipakai sendiri, dan akhirnya mulai dikenalkan ke pelanggannya. “Awalnya saya sulit mendapatkan gaun batik siap pakai yang cocok untuk saya. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk mendesain batik sesuai selera saya yang bisa dipakai ke semua acara” kata Tina di acara peluncuran ‘Heritage Culture’ di Gandaria City (12/11).

Tak hanya didasari pengalaman pribadinya saja, Tina juga mengaku terpanggil untuk melestarikan budaya dengan mengangkat wastra tradisional. “Saya ingin ikut ambil bagian dalam melestarikan budaya kita yang begitu beragam” kata wanita berambut panjang itu.

Mengerjakan suatu karya tentu ada tantangan tersendiri, hal tersebut pun dialami istri penata rambut kondang Johnny Andrean itu, dimana kesulitannya berbeda dengan saat merancang gaun pengantin. Harus hati-hati, kata Tina dan tidak asal potong, sebab batik adalah sebuah karya seni dan punya arti. Karena sulit, ia pun merasa tertantang untuk mendesain karya sebaik-baiknya. “Saya bolak balik batik, untuk menemukan kesamaan motif dari sisi kain yang berbeda. Nah ini lah seni dan tantangan saya. Ini menarik sekali dan saya suka. Berbeda dengan gaun pengantin, warnanya sama jadi lebih mudah” paparnya.

Tina tidak main-main dalam bisnis barunya ini. Kendati punya bakat sebagai perancang busana tidak lantas merasa sudah menguasai, ia belajar banyak untuk mendalami batik dengan belajar langsung ke pengerajin di berbagai daerah di pulau Jawa. “Buat batik tidak mudah, apalagi buat jadi satu busana. Pusing” kelakarnya.

Peluncuran ‘Heritage Culture’ ditandai dengan mini fashion show koleksi busana wanita yang fokus pada busana ready to wear (siap pakai) dan costume made berbahan utama batik. Ada empat kategori yiatu cocktail dress, semi formal dress, formal dress dan evening dress yang dikemas dalam 24 tampilan busana.

Cocktail dress ditampilkan dalam garis off shoulder, two pieces dress, halter huel. Bahan yang digunakan adalah batik Pekalongan dan batik Solo. Busana semi formal dress dibuat simple namun elegan dalam rancangan two pieces yang terdiri dari gaun dan jaket yang bisa dilepas pasang (mix and match). Bahan batik menggunakan batik tulis, katun dan sutra ATBM. Pada rancangan formal dress Tina memberi sentuhan yang agak resmi, gaun two pieces yang terdiri dari one pieces dress bagian dalam dan jaket berlengan panjang yang formal sehingga cocok untuk wanita karier dan para pimpinan perusahaan yang mengadakan pertemuan-pertemuan formal. Terakhir evening dress, menampilkan koleksi gaun panjang yang dipadukan dengan lace, tulle dan kombinasi batik-batik motif dengan cutting yang anggun dan elengan sehingga membuat gaun malam terlihat berbeda dari gaun malam pada umumnya.

Tina mengangkat batik tulis secara modern dengan tidak meninggalkan unsur-unsur tradisionalnya dan sentuhan feminine yang tercitra dari seluruh koleksinya ini. Kecintaannya terhadap seni batik tulis semakin bertambah sejak mempelajari tingkat kesulitan dalam pembuatan kain batik tulis. Semakin mengerti, Tina semakin menghargai setiap esensi dari detai batik.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/81095

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

greatpremium

 

 

 

 

kabari store pic 1