KabariNews – World Championship of Performing Arts 2015 (WCOPA) baru saja diselenggarakan di Long Beach, California, Amerika Serikat pada 10-18 Juli 2015.  Lebih dari 45 negara dari seluruh dunia turut serta dalam kompetisi seni pertunjukan tingkat dunia tersebut. Mereka berkompetisi dalam tarik suara, tari, musik, akting, modeling, dan  melibatkan setidaknya 75 juri dari industri hiburan.

Kontingen Indonesia yang baru kali pertamanya ikut event internasional ini tanpa dikira berhasil memperoleh puluhan medali penghargaan. Indonesia berhasil mendapatkan 9 medali emas, 11 medali perak, serta 12 medali perunggu, bahkan Eunike D Setiadarma berhasil memenangi Junior Instrumentalist World Champion 2015 dari permainan pianonya.  Bagaimana kiprah para kontestan Indonesia di ajang WCOPA, berikut petikan wawancara KABARI dengan Lenny Tania, National Director Indonesia for World Championships of Performing Arts (WCOPA) beberapa waktu lalu di kawasan Sunter, Jakarta Utara.

Kabari: Berapa banyak kontestan dari Indonesia dan berapa total  medali yang berhasil diperoleh para kontestan Indonesia?

Indonesia hanya mendatangkan 16 konstestan yang mana jumlah itu sangat sedikit jika dibandingkan jumlah kontestan dari negara lainnya, contohnya Afrika Selatan yang mendatangkan 100 kontestan, Filipina membawa 75 kontestan. Tapi walupun jumlah kontestan Indonesia sedikit, jumlah medali yang berhasil diperoleh berjumlah 32 medali, yang terdiri dari 9 medali emas, 11 medali perak, serta 12 medali perunggu. Jumlah medali ini melebihi jumlah kontestannya karena setiap kontestan banyak berlomba di kategori yang berbeda. Di WCOPA ini, Eunike D Setiadarma juga berhasil memenangi Junior Instrumentalist World Champion 2015 dari permainan pianonya.

9ad74ebcc3d83e86bcc0098026ed5e9f_XLKabari:  Bagaimana perasaan Anda setelah Indonesia berhasil memborong banyak medali di kompetisi WCOPA?

Anak-anak merasa sangat bangga, kita tahu kita bergabung event internasional ini. Mereka belajar banyak dari perlombaan ini, dari juri-juri yang professional dan suasananya semakin hari semakin erat, perasaan kami semakin terbina. Orangtua kontestan pun banyak membantu dalam segala hal. Saya sangat tersentuh melihatnya dan merasa menjadi satu keluarga. Tahun pertama keikutsertaan ini cukup membanggakan, membuat anak-anak terkesan karena bisa ketemu dengan orang-orang dari belahan dunia lainnya. Saya mendorong mereka untuk berbaur dengan banyak orang dari negara lainya supaya mengerti siapa mereka. Dan kecintaan kita terhadap Indonesia benar-benar sangat terasa saat para kontestan menerima medali kemenangan, disini kita datang bukan atas nama pribadi melainkan Indonesia. Perasaan kami sangat bangga.

Kabari: Sebelum berangkat ke AS, terlebih dahulu diadakan audisi dari mana saja para kontestan berasal?

Kontestan yang kemarin ikut ke WCOPA, semuanya masih berasal dari Jakarta, baru nanti selanjutnya kita akan adakan audisi dari seluruh Indonesia. Untuk usianya  mulai dari yang termuda berusia lima tahun sampai dengan 55 tahun. Tapi kita membawa umurnya paling muda berumur 11 tahun.

11752009_475089515984807_7164145555430614851_nKabari: Untuk proses audisi para kontestannya,  bisa diceritakan?

Kita adakan audisi selama empat kali mulai dari bukan Oktober 2014 sampai Januari awal. Dan yang daftar mencapai 150 orang, waktu disaring ke-50 besar dan diaudisi lagi sampai akhirnya 16 orang saja yang tersisa.

Saya menunjuk pencari bakat, bernama Lucky Tampilang yang pernah menjadi pelatih vokal dari Agnes Monica. Dan memang tahun ini eksklusif untuk KBL, KBL-nya Lucky  mempunyai 15 cabang dan KBL menilai  150 orang qualified akan tetapi kami seleksi lagi mana yang layak untuk ikut berkompetisi di WCOPA. (Baca juga Indonesia Akan Ikut World Championship of Performing Arts ke-19 di Long Beach, California)

Kabari: Yang diperlombakan oleh 16 kontestan dari Indonesia, spesifikasi pertandingannya seperti apa?

Pertandingan di WCOPA itu ada lima sektor, yang terdiri atas vocal, instrument, modelling, akting dan dance yang termasuk ballet dan lainnya. Ini merupakan tahun pertama kami mengikuti WCOPA , awalnya kita lebih di vocal namun  ternyata setelah pendaftaran dan audisi, kita baru tahu ternyata anak-anak ini multitalented, seperti misalnya seperti Eunike yang pintar memainkan di piano, Kyla Christine yang pintar nyanyi dan memainkan instrument sasando.

Kabari: Untuk keikutsertaan di ajang ini, apakah menggunakaan dana pribadi ataukah ada sponsor yang membiayai?

Rombongan para kontestan  berangkat bersama pelatih tanggal 10 Juli dan tanggal 11 baru mulai acara pendaftaran. Tahun ini kami semua bayar sendiri dan ini saya sempet kuatir juga apakah semuanya mampu tanpa sponsor. Tapi syukur kami bisa berangkat dan berlomba di WCOPA. Dan pemerintah sudah tahu acara ini dan support dengan keikutsertaan kami. Opening ceremony-nya sangat spektakuler, semua negara menggunakan baju daerahnya masing-masing dan Indonesia sangat membanggakan dengan baju daerah dari Indonesia di acara pembukaan itu .

Kabari: WCOPA merupakan ajang yang diselenggarakan tahunan, adakah harapan yang ingin Anda share?

Harapan kami supaya pemerintah lebih melihat lagi acara seperti ini  karena acara WCOPA sifatnya Internasional, selain itu ajang ini pun lahannya kita untuk promosi tentang Indonesia, seperti terlihat pada waktu acara pembukaan dimana para kontestan menggunakan bagu daerah Indonesia. Dan saa harap, Indonesia akan lebih banyak lagi kontestan yang ikut di WCOPA. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/79446

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

lincoln

 

 

 

 

Kabaristore150x100-2