KabariNews  – Ideafest, yang telah dihelat sejak 2011, kembali digelar hari ini pada 7-8 Agustus 2015 bertempat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Sebagai wadah festival kreatif dua tahunan, Ideafest 2015 digelar dalam format workshop dan konferensi dengan tema Creativity with Purpose.

Event yang dihadiri oleh lebih dari ribuan peserta baik di hari pertama maupun kedua ini melibatkan berbagai narasumber yang inspiratif dan sudah sangat dikenal di bidang social enterpreneurship, di antaranya Nadiem Makarim (CEO Go-Jek), yang baru saja bekerjasama dengan TransJakarta untuk menghadirkan aplikasi Go Busway.

Selain itu terdapat pula beberapa pelaku bisnis kreatif yang akan berbagi ide dan inspirasi dalam menciptakan dan mengembangkan bisnis yang juga berdampak sosial/social enterprise. Beberapa nama adalah William Tanuwijaya (CEO Tokopedia), Kevin Mintaraga (CEO Bridestory), Salman Subakat (Marketing Director Wardah Cosmetics), Melissa Sunjaya (CEO Tulisan), Carline Darjanto (CEO Cotton Ink), Indovidgram, SkinnyIndonesian24, dan Last Day Production (Content Creators), dan lebih dari 80 pembicara inspiratif seperti Hanung Bramantyo, Rio Dewanto, Veronica Colondam, Daniel Mananta, Alanda Kariza dan masih banyak lagi.

IDEAFEST sebagai sebuah gerakan kebangkitan kreatif bertekad untuk membantu menciptakan sebuah perubahan positif bagi bangsa Indonesia, salah satunya melalui wadah festival kreatif dua tahunan. Ben Soebiakto, Festival Director IDEAFEST 2015, mengungkapkan, “Tahun ini Ideafest hadir dengan tema Creativity With Purpose”. Kami percaya bahwa bisnis yang baik seharusnya memiliki manfaat, tidak hanya bagi pemiliknya melainkan juga bagi masyarakat sekitarnya. Dan, bisnis juga membutuhkan kreativitas. Tetapi, kreativitas itu harus memiliki tujuan, khususnya agar dapat memberi kemaslahatan bagi publik.”

Acara yang berlangsung selama dua hari ini memiliki tujuan untuk menyebarkan semangat sosial entrepreneurship, khususnya kepada anak muda di Indonesia. Social Entrepreneurs sederhananya adalah pebisnis yang tak hanya memikirkan kepentingan materi semata, namun juga bergulat untuk membangun usaha yang dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan sosial di lingkungan sekitarnya. Keuntungan dari usahanya itu digunakan untuk membantu mengurai permasalahan sosial di lingkungannya.

Meskipun social entrepreneurship mulai menggema, bukan berarti sekarang jumlahnya sudah banyak. Dalam keterangannya, Ben menambahkan, “Indonesia masih banyak membutuhkan jiwa-jiwa social entrepreneurship ini karena keberadaan social entrepreneurship di Indonesia jumlahnya masih minim.” (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/79015

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Bisnis

 

 

 

 

Kabaristore150x100-2