Persiapan hidangan oleh Chef William WongsoKabariNews – Pelataran restoran Hutchinson Cocktails & Grill tampil spesial malam itu, dihiasi sepasang patung Hanoman lengkap dengan payung selamat datang, mengapit gelaran karpet merah. Tidak hanya itu, dapur restoran fine dining yang terletak di bilangan West Hollywood itu pun semakin lengkap dengan kehadiran maestro kuliner Indonesia William Wongso. Hadir bersama dalam kunjungannya ke Los Angeles kali ini adalah Chef Ronny dan Chef Budi Lee.

Perhelatan fine dining kuliner Nusantara tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Los Angeles (KJRI LA) dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) LA dan Hutchinson Cocktails & Grill. Mengusung konsep Remarkable Indonesia, acara tersebut bisa dibilang sebagai bagian dari diplomasi kuliner, termasuk juga produk-produk ekspor Indonesia, seperti kopi, teh, rempah-rempah, dan masih banyak lagi.

Di samping menampilkan sentuhan Indonesia dengan dekorasi canting batik khas Jawa di sekat-sekat ruangnya. Keragaman dan kekayaan Nusantara pun tampak dari sajian hidangan malam itu. Selain disambut dengan ramah oleh among tamu dan lantunan musik Jazz dari Nita Sinaga, hadirin juga disuguhi minuman selamat datang (welcome drink) berupa kunyit asam. Hidangan pembuka (appetizers) adalah Sate Ayam Bumbu Kacang, Sate Lilit khas Bali, Asinan Jakarta, Bakwan Jagung, dan Anyang Ayam Bumbu Rujak. Disusul dengan suguhan sup jagung khas Gorontalo, Binte Biluhuta.

Hidangan pembuka (atas) dan menu utama (Credit photo KJRI LA)Hadirin sangat menikmati olahan William Wongso, kelahiran Malang 68 tahun silam itu, yakni rendang, dan pilihan steak daging atau ayam panggang. Melengkapi hidangan utama tersebut kuliner Indonesia berupa Nasi Tumpeng Mini, dan Ikan Saus Gulai. Menutup sajian malam itu yang manis, yaitu kue lumpur, kolak pisang, dan dawet ayu.

Dalam sambutan penutup, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Los Angeles, Umar Hadi berharap acara fine dining malam itu dapat menjadi tonggak baru untuk lebih memopulerkan hidangan dan produk-produk Indonesia di negeri Paman Sam. Konjen Umar Hadi sangat mengapresiasi sang Tuan Rumah, Ian dan Justin Hopper, sekaligus kehadiran dan kerja keras tim William Wongso dan tim Hutchinson. Acara malam itu ditutup dengan penyerahan penghargaan dan cinderamata dari Konjen Umar Hadi kepada pihak-pihak yang menyukseskan acara tersebut.

Berikut petikan bincang kontributor Kabari, Stanley Chandra, dengan Chef William Wongso:
Kesan tim William Wongso memasak bersama tim Hutchinson:

Pengalaman yang luar biasa, karena antusiasme tim Hutchinson Cocktails & Grill pimpinan Chef Joseph dan Sous Chef Mia yang mencoba menciptakan cita rasa baru masakan Indonesia. Chef William sempat berbagi dengan mereka tip memasak rendang (caramelized beef curry).

Bagaimana posisi hidangan Indonesia di jajaran kuliner dunia dari sudut pandang sang maestro kuliner?

Indonesia belum memiliki peranan yang signifikan. Akan tetapi, Indonesia selalu membuat surprise setiap kali tampil di ajang kuliner dunia. Saya sering menekankan pentingnya keseriusan seluruh pihak tentang bagaimana cara melestarikan warisan kuliner bangsa tersebut. Kita lihat bagaimana negara lain, misalnya masakan Vietnam, dapat begitu populer di Amerika.

Apa penyebab kuliner Indonesia kalah pamor dibandingkan kuliner Thailand dan Vietnam?

Saya melihat adanya beberapa faktor penyebab. Boleh jadi karena kuliner tidak dianggap sebagai budaya di Indonesia. Selain itu konsep promosi kuliner yang diusung tidak pernah jelas. Kemudian kurikulum pendidikan di sekolah kejuruan masak lebih menitikberatkan pada hidangan asing. tidak pada kuliner Indonesia.

Saya juga melihat penting sekali pihak Istana di Tanah Air untuk mulai menyajikan makanan yang lebih khas Indonesia dalam setiap jamuan kenegaraan. Perkembangan tersebut telah tampak pada sajian hidangan khas Nusantara di acara Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika baru-baru ini.

Ada koreksi bagi pemerintah dan restoran-restoran Indonesia di luar negeri untuk bisa lebih memopulerkan hidangan Indonesia?

Menurut sudut pandang saya, pihak pemerintah dan restoran Indonesia saling tahu, tetapi tidak saling kenal dalam hal apa saja yang dikerjakan oleh masing-masing pihak. Restoran-restoran di luar negeri, imbuhnya, merupakan ajang ekonomi melalui ekspor bahan baku dari negara asal. Contohnya, seperti konsep supply chain bahan baku dan restoran Jepang yang telah sukses mendunia. Selain nasi goreng yang sering muncul sebagai representasi menu Indonesia di hotel-hotel berskala internasional, ia berseloroh tentang pengalamannya menjumpai Indonesian coconut water (air kelapa) sebagai satu-satunya menu berbau Indonesia di Trump Hotel. Jadi, tugas saya sekarang adalah bagaimana memperkenalkan makanan Indonesia yang otentik. Gaya penyajian modern sah-sah saja, tetapi tidak boleh kompromi dalam hal cita rasa masakan Indonesia yang otentik tentunya.

Pesan kuliner William Wongso untuk Diaspora Indonesia

Saya ingin sampaikan, agar diaspora Indonesia berusaha menyajikan makanan Indonesia yang benar dan seotentik mungkin ketika berkesempatan menjamu tamu asing di rumah masing-masing. Menurut saya, tidak perlu banyak variasi masakan yang disajikan. Cukup menyuguhkan beberapa masakan Indonesia yang kita suka kepada mereka. Dengan demikian, setiap orang dapat berperan menjadi agen dalam menyampaikan identitas kuliner bangsa Indonesia kepada masyarakat asing. (1014)

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/76993

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

merryshouse

 

 

 

 

kabari store pic 1