KabariNews – Alih-alih menutupi kejahatannya berdagang ganja, IR dan komplotannya meramu ganja menjadi bumbu’ dari brownies yang dijualnya melalui internet. Dalam 6 bulan, ratusan juta mengalir ke rekeningnya. Ingin meraup uang lebih banyak lagi, ia memperluas jaringan penjualannya dengan membuka lapak di pusat perbelanjaan. Pembelinya siapa? Masyarakat luas yang tidak berdosa. Tentu ini kejahatan yang sangat keji. Beberapa pembaca KABARI berbagi opini untuk kita.
Anggi Siregar,
Ibu Rumah Tangga
Sebagai seorang ibu, saya sangat kaget dan prihatin dengan terungkapnya penjualan brownies mengandung ganja. Jahat sekali perbuatan orang-orang itu. Demi mencari keuntungan pribadi, mereka menjual kue itu secara bebas sehingga dapat merusak segala kalangan. Siapa yang menyangka, makanan yang begitu familiar buat semua orang itu dibeli ternyata merusak syaraf dan pikiran bangsa Indonesia di masa depan?
Alhamdulillah, kebusukan mereka terkuak dan pelakunya dapat diringkus. Kadang saya berpikir, apa sih yang ada di dalam benak dan hati mereka. Bagaimana kalau kue itu dimakan oleh anak-anak atau keluarga mereka?
Ya Allah… selamatkan anak-anak kita semua dari perbuatan keji oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu, agar kita bisa menjadi bangsa yang berpikiran sehat, pintar, jernih dan mampu berbuat sesuatu bagi kemajuan negeri. Terlebih, dapat mengangkat nama bangsa Indonesia di mata dunia.
Alip Purnomo,
Social Worker
Kejahatan sekarang semakin kreatif, karenanya sebagai orang tua kita dituntut lebih kreatif lagi melindungi anak. Jika persoalan brownies ganja selesai, apakah akan selesai masalah kita sebagai orang tua? Tentu tidak!
Kasus brownies ganja ini hanya satu tantangan, di luar rumah masih ada seribu tantangan lagi. Dulu pernah beredar kasus pensil narkoba, lalu penculikan, pelecehan seksual di sekolah, juga tawuran dan sebagainya. Selalu ada upaya merusak jiwa dan karakter anak-anak kita. Karena itu, sebagai orang tua, kita harus proaktif dan kreatif menjaga, mendidik dan menyiapkan anak-anak kita agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif yang merusak.
Tuti Herawati,
Karyawati
Sangat mengkhawatirkan, apalagi brownies ganja dapat dipesan melalui _online_. Anak-anak sekarang melek teknologi informasi, tentu mereka dengan mudah mengakses situs-situs berbahaya, termasuk itu tanpa sepengetahuan orang tua. Saya berharap aparat berwenang, khususnya yang menangani tindak kejahatan cyber, lebih jeli dan semangat mengamankan negara kita. Setelah itu ditindak tegas, menghentikan peredarannya dan memberi hukuman berat yang membuat jera, sampai hukuman mati.
Pesan untuk para orang tua sebaiknya melakukan pendekatan terhadap anak. Menjadikan anak sebagai sahabat, sehingga mereka terbuka dan leluasa bercerita apa pun dengan nyaman. Orang tua juga mesti paham tentang bahaya narkoba sehingga bisa lindungi anak. Perkuat agama mereka.
Ake Martani,
Pendidik
Sedih bercampur gusar rasanya, ketika baca media massa tentang beredarnya ‘_brownies_ ganja’. Menurut saya, ini adalah salah satu cara untuk merusak bangsa kita melalui makanan lezat, sehingga kita banyak yang terkecoh. Tanpa sadar, kita akan mengonsumsi ganja yang termasuk golongan zat berbahaya.
Sungguh saya sangat khawatir, terutama bila generasi muda kita menjadi generasi yang lemah lahir batinnya karena ganja dan sejenisnya. Sudah saatnya kita bersama-sama, pemerintah dan aparatnya, media cetak dan elektronik, para guru dan ulama serta seluruh masyarakat, termasuk orang tua, memberi penerangan dan pendidikan kepada generasi muda kita untuk lebih waspada. Menjadi konsumen yang selektif agar terhindar dari bahaya semacam ini. (1001)
Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +
Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/76973
Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________
Supported by :