KabariNews – SBO TV dari Surabaya terbang ke Amerika Serikat untuk merekam aktivitas mahasiswa Indonesia di 3 universitas di sana. Proyek television cooperative ini kerja sama antara pihak Konsulat dan Kedutaan Besar AS, Stasiun TV, dan Deplu AS di Washington.

Ada yang berbeda di UCLA Student Activity Center (SAC) malam itu (28/2). Di basement SAC, ada kira-kira 15 mahasiswa Indonesia berkumpul. Mereka yang tergabung dalam Indonesian Bruins Students Association, atau yang lebih dikenal dengan IBSA, tengah mengadakan pertemuan dengan produser televisi asal Amerika Serikat, George Santulli. Ada juga reporter SBO TV, Fatimah, dan juru kamera SBO TV, Guntur. Turut mendampingi tim IBSA dalam pertemuan tersebut adalah Profesor Juliana Wijaya, guru besar mata kuliah bahasa Indonesia di UCLA. Kunjungan George dan kru SBO TV ke kampus UCLA kali ini dalam rangka menggarap proyek TV Co-op.

Mahasiswa Indonesia di UCLA bersama dengan kru SBO TV

Mahasiswa Indonesia di UCLA bersama dengan kru SBO TV

TV Co-op merupakan proyek Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang meliputi produksi tayangan televisi perdana dan dokumenter dengan tujuan untuk mengomunikasikan kebijakan-kebijakan pemerintah Amerika Serikat melalui sudut pandang jurnalis asing dan kameranya. Program tersebut telah terbukti efektif untuk mempromosikan berbagai nilai-nilai Amerika dan membangun hubungan yang lebih erat dengan setiap negara mitra yang terlibat. Program TV Co-op kali ini difokuskan pada para mahasiswa Indonesia yang kuliah di Amerika Serikat. Berpartisipasi dalam program tersebut tahun ini adalah SBO TV, sebuah stasiun televisi lokal di Jawa Timur. Statistik menunjukkan bahwa SBO TV, sebagai bagian dari jaringan konglomerasi Jawa Pos grup ini, telah mengudara sejak 2007 dan memiliki kurang lebih 5 juta pemirsa yang tersebar di lebih dari 20 kota di Jawa Timur.

Selain dokumenter, SBO TV, nantinya juga akan menampilkan video-video bergaya selfie yang dibuat oleh para mahasiswa yang sedang berkuliah di Negeri Paman Sam.

Di tengah kesibukan syuting di Los Angeles, Stanley Chandra dari tim Kabari News berkesempatan untuk berbincang dengan George mengenai proyek dokumenter tersebut. Berikut cuplikan wawancara tim Kabari News dengan sang produser:

Bolehkah sedikit Anda ceritakan mengenai proyek dokumenter Anda yang baru?

Saya adalah seorang produser televisi kontrak untuk Depatemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS) yang berkedudukan di Washington D.C. Selama lebih dari 40 tahun, Deplu AS memiliki program, melalui Kedutaan Besar dan Konsulat AS, kami mengundang tim televisi untuk datang ke AS selama 2 minggu untuk syuting cerita tentang obyek yang menarik bagi pemirsanya. Tim ini datang dari SBO TV Surabaya. Mereka diundang oleh pihak Konsulat AS di Surabaya dan Kedutaan Besar AS di Jakarta untuk membuat cerita tentang mahasiswa Indonesia dari 3 universitas di Amerika Serikat. Mereka baru tiba hari ini dan kami memulai perjalanan dari UCLA. Beberapa hari ke depan, kami akan melanjutkan perjalanan ke University of Colorado Boulder dan menutup perjalanan ini di University of Houston di Texas.

Lalu, siapa yang mendanai proyek tersebut?

Pendanaannya bermacam-macam. SBO TV membayar biaya penerbangan internasional. Sementara itu, Deplu AS menanggung biaya untuk kebutuhan domestik selama berada di Amerika Serikat. Kami menyebut proyek ini sebagai television cooperative, karena memang benar-benar adalah kerja sama antara pihak Konsulat dan Kedutaan Besar AS, Stasiun TV, dan Deplu AS di Washington.

Anda menyebutkan ada 3 universitas yang dipilih untuk proyek ini. Apa dasar pemilihan universitas-universitas tersebut?

Sebagai produser kontrak, saya telah bekerja sama dengan Fatimah (SBO TV) sejak Desember 2014 untuk bersama-sama merencanakan perjalanan ini. Saya ingin memberi mereka kesempatan mengunjungi 3 kampus yang sangat berbeda.

UCLA di Los Angeles cukup berbeda dari University of Colorado, Boulder. Kemudian, University of Houston yang terletak di negara bagian yang berbeda juga. Kami mau menunjukkan letak geografis yang bervariasi. Jadi, mereka berkesempatan mengunjungi bagian pantai barat Amerika, pegunungan di Colorado, dan dataran di Texas.

Fatimah SBO TV berselfie bersama mahasiswa Indonesia di UCLA

Fatimah SBO TV berselfie bersama mahasiswa Indonesia di UCLA

Bagaimana proyek ini akan digarap, terutama di UCLA?

Di sini kami mengunjungi sejumlah mahasiswa Indonesia. Kami akan mengamati mereka dalam situasi yang beraneka ragam, dari kunjungan kelas sampai ke lokasi-lokasi terkenal di Los Angeles, seperti Santa Monica Pier dan Hollywood Boulevard. Kami mengunjungi Grand Central Market besok. Juga mengunjungi Armand Hammer Museum. Jadi, Produser SBO TV ingin mahasiswa tersebut dilihat di tempat-tempat populer di masing-masing kota,

Di Kolorado, mereka mengunjungi tempat-tempat yang bersalju, misalnya. Di Houston, kami bertemu Konsul Jenderal Republik Indonesia di sana dan juga sejumlah mahasiswa Indonesia.

Kami juga mengunjungi community college di Houston karena sistem community college belum begitu dikenal di Indonesia. Jadi, kami mengunjungi community college di Houston yang sekarang memiliki kantor di Jakarta untuk pertama kalinya.

Apakah ini merupakan proyek spesifik yang rutin diselenggarakan antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat?

Setiap tahun pada Januari, Deplu AS mengirimkan surat kepada Konsulat dan Kedutaan Besar AS di seluruh dunia, meminta mereka untuk menominasikan jurnalis yang ingin berpartisipasi dalam program ini.

Kemudian, pada April, kami me-ranking secara regional berdasarkan letak geografisnya. Proyek yang ini datang dari regional Asia Timur, karena pendidikan merupakan tema utama program tahun ini.

Selain itu Duta Besar AS untuk Indonesia sekarang juga giat mempromosikan pendidikan Amerika Serikat di Indonesia.

Kapan proyek ini ditargetkan selesai?

Ketika tiba di Indonesia lagi, Fatimah akan kembali ke perkerjaannya sebagai pembaca berita. Mempersiapkan program dengan material berdurasi sekitar 15-20 jam, dan membutuhkan waktu sekitar 4-5 bulan. Kemudian, seperti halnya di Amerika Serikat, Indonesia juga memiliki masa peluncuran sebuah program agar dapat menarik banyak audiens. Kami memberi waktu kira-kira 4-5 bulan untuk memproduksi program tersebut.

Setelah rampung, di mana masyarakat dapat mengakses karya dokumenter ini?

Video ini akan disiarkan di stasiun televisi SBO TV di Surabaya (Jawa Timur). Akan tetapi, pada umumnya, mereka juga berbagi program. Mereka juga akan mengunggahnya di Youtube. Pihak Konsulat AS di Surabaya juga mengunggahnya di saluran Youtube mereka. Pada akhirnya, karya ini akan dapat diakses di mana saja. (1014)

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/76214

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

lincoln

 

 

 

 

kabari store pic 1