KabariNews   – Suplai medis dan tenaga kesehatan terlatih dalam jumlah yang lebih banyak sangat dibutuhkan di Yaman di saat kekerasan di sana meningkat, namun saat ini tidak memungkinkan membawa masuk kebutuhan esensial ini, demikian dikatakan Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) dalam siaran persnya, Selasa, (31/3).

Pertikaian dalam beberapa minggu belakangan ini dan serangan udara yang bermula pada 26 Maret lalu telah menyebabkan tingginya kebutuhan bantuan medis di beberapa wilayah negara tersebut, khususnya bagi mereka yang cedera atau terlantar akibat konflik. Namun, penutupan semua bandar udara di Sana’a, Aden, dan Hodeida, dan pembatasan besar-besaran di pelabuhan menghambat penyediaan bantuan kemanusiaan.

“MSF saat ini tidak bisa mengirimkan staf medis darurat tambahan ke Yaman, di mana mereka sangat dibutuhkan,” ujar Dr Greg Elder, Direktur Operasional MSF. “Kami perlu mencari cara untuk membawa masuk bantuan kemanusiaan dan personel ke dalam negara tersebut.”

MSF telah merawat ratusan orang yang cedera akibat kekerasan yang baru terjadi, namun hambatan saat ini dalam membawa masuk suplai medis dan personel terlatih menunjukkan bahwa situasinya tengah mencapai titik kritis.

“Kami harus menyediakan dukungan bagi tim lapangan kami yang kelelahan dan kelebihan beban. Bahkan untuk mencapai daerah dengan kebutuhan yang besar di dalam Yaman sulit, karena penerbangan domestik banyak yang dibatalkan dan pergerakan di dalam negara penuh risiko,” ujar Elder.

Pertikaian darat bertambah besar, khususnya di bagian selatan negara tersebut di mana MSF telah menerima banyak orang cedera. Di Unit Bedah Darurat di Aden, MSF telah menangani lebih dari 550 pasien sejak 19 Maret, sebagai akibat dari pertikaian di Aden, Lahj, dan daerah lainnya di bagian selatan. Pada tanggal 26 Maret saja, 111 pasien telah tiba di rumah sakit. “Kami harus menggunakan ruang kantor kami, melengkapi ruangan dengan matras untuk menampung mereka yang cedera,” ujar Dr Hani Isleem, dokter MSF di Aden.

Permasalahan saat ini bukan hanya kekurangan personel medis spesialis untuk menangani pasien cedera dalam jumlah yang banyak, namun para tenaga medis yang ada pun menghadapi kesulitan. “Keadaannya masih terlalu berbahaya untuk kami,” ujar Dr Isleem. “Bahkan mencapai rumah sakit pun berisiko.”

Sementara itu, di daerah Ad-Dhale’ , di mana MSF mendukung bangsal darurat di Rumah Sakit Al-Nasser dan di Qataba, sebanyak 67 orang yang cedera telah dirawat sejak 24 Maret. Di Yaman bagian barat daya, satu tim MSF mendukung bangsal darurat Rumah Sakit Haradh. Rumah sakit ini menangani 34 orang cedera kemarin sebagai akibat serangan di daerah kamp Al Mazraq, jumlah ini menambah 29 orang yang telah tewas saat tiba. Sekitar 500 keluarga baru telah tiba di kamp dalam beberapa hari terakhir, mereka melarikan diri dari pengeboman di bagian barat Saada.

“Hanya sedikit pelaku kemanusiaan yang masih tinggal di negara ini, sementara kebutuhannya semakin banyak dan persediaan serta sumber daya manusia sangat dibutuhkan di lapangan,” ujar Dounia Dekhili, Program Manajer MSF di Yaman. “Dengan konflik yang terus berlangsung, risiko menghadapi kekurangan obat-obatan dan suplai medis sangatlah nyata. Kami perlu diberikan izin untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke dalam negara melalui udara, laut, maupun darat.”

MSF juga menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati netralitas fasilitas medis dan personel, serta untuk mengizinkan akses bantuan medis tanpa halangan bagi semua orang yang cedera. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/76173

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

 asuransi-Kesehatan

 

 

 

 

kabari store pic 1