KabariNews –  Memasuki tahun kelima perang Suriah, bantuan yang sangat dibutuhkan tidak dapat mencapai jutaan orang yang terperangkap di dalam konflik, dan tambahan bantuan medis sangat dibutuhkan, demikian dikatakan Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) hari Rabu (11/3).

“Empat tahun sejak dimulainya konflik Suriah, perang terus diwarnai aksi kekerasan brutal yang tidak membedakan antara penduduk sipil dan kombatan, serta tidak menghormati status personel dan fasilitas kesehatan yang dilindungi,” ujar Dr Joanne Liu, Presiden Internasional MSF dalam siaran persnya, Rabu, (11/3) “Ini adalah hal yang tidak bisa diterima, ketika bantuan kemanusiaan sangat terbatas padahal angka kematian dan penderitaan penduduk sipil sudah mencapai tingkat yang tidak tertanggungkan.”

Sistem kesehatan di Suriah telah hancur akibat konflik selama empat tahun. Akses mendapatkan perawatan medis yang penting kini nyaris tidak mungkin, karena kekurangan pasokan dan staf medis berkualitas serta serangan terhadap fasilitas medis.

Dari sekitar 2.500 dokter yang bekerja di Aleppo – kota terbesar kedua di Suriah sebelum konflik – kini jumlah dokter yang masih berada di rumah sakit yang beroperasi di kota tersebut tidak sampai seratus orang. Sebagian besar (dokter dan tenaga medis) telah mengungsi ke daerah lain, diculik, atau terbunuh.

“Organisasi kami seharusnya menjalankan beberapa program medis (di Suriah) yang termasuk paling besar dalam 44 tahun sejarah organisasi kami,” ujar Liu. “Tetapi kami tidak melakukannya. Pertanyaannya adalah, kenapa tidak?”

Situasi keamanan yang kian memburuk dan penculikan lima staf oleh kelompok Islamic State pada bulan Januari 2014 memaksa MSF untuk mengurangi aktivitasnya. “Ini tidak hanya berakibat pada ditutupnya fasilitas kesehatan di wilayah-wilayah yang dikendalikan IS; ini juga menyebabkan staf medis internasional MSF tidak bisa lagi bekerja di Suriah, karena kami tidak bisa percaya bahwa tim kami tidak akan disakiti,” ujar Liu.

Selain menarik diri dari wilayah yang dikontrol IS di Suriah setelah stafnya diculik selama lima bulan, MSF hingga kini belum berhasil membuka proyek medis di wilayah-wilayah yang berada di bawah kendali pemerintah.

MSF hingga kini mengelola enam fasilitas medis di dalam Suriah. MSF juga telah mendirikan jejaring dukungan untuk lebih dari 100 fasilitas medis di dalam dan di luar wilayah yang dikendalikan pemerintah. Jejaring ini membantu staf medis Suriah untuk terus bekerja, kerap kali dalam situasi bahaya ekstrem, untuk tetap bisa menyediakan layanan kesehatan minimum bagi penduduk yang terperangkap di dalam konflik. Dukungan yang sangat berarti ini hanya memungkinkan di lokasi terbatas dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masif yang dihadapi tim medis di Suriah.

“Upaya bantuan kemanusiaan dengan skala besar sangat dibutuhkan di Suriah. MSF siap untuk berbicara dengan semua pihak yang terlibat di dalam konflik, seperti yang telah berhasil kami lakukan di berbagai konflik, guna memastikan bantuan dapat diterima penduduk sipil dan memperbolehkan kami beraktivitas dengan aman dan efektif di Suriah. Apabila hal itu belum bisa terwujud, satu-satunya bantuan untuk bertahan hidup yang dimiliki penduduk hanyalah jejaring dokter dan aktivis sipil setempat. Kita bisa dan harus berbuat lebih banyak bagi penduduk Suriah,” Liu menambahkan. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/75509

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

asuransi-Kesehatan

 

 

 

 

kabari store pic 1