KabariNews – Datangnya Tahun Baru, tren mode pun jadi hal yang ditunggu-tunggu oleh banyak pecinta fashion. Apakah yang akan marak di tahun 2015 nanti? Untuk itu, KABARI secara khusus berbincang dengan pengamat mode Tanah Air untuk menyingkap lebih jauh tentang tren busana pada 2015.

Desainer dan pengamat mode Sonny Muchlison memprediksi, tren busana untuk 2015 lebih banyak mengakses hal-hal yang mencirikan identitas orang per orang atau individualitas. “Dalam berpenampilan yang lebih digali adalah kearifan-kearifan lokal yang mencirikan identitas diri orang per orang. Jadi, tidak ada lagi baju yang mirip dengan sana-sini,” paparnya pada KABARI.

Namun demikian, pakaian dengan potongan sederhana, minimalis dan sportif masih tetap ada. Sedikit memberi gambaran, kata Sonny, gaya busana akan kembali ke model yang kecil-kecil dan lurus-lurus, lantaran di negara-negara maju obesitas menjadi momok yang paling menakutkan.

Michelle ObamaAmerika, lanjut Sonny, mencontohkan Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama, sebagai panutan yang selalu mengedepankan gaya hidup sehat. Dia kerap mengenakan baju u can see dan ini pilihan yang sangat tepat, karena dia ingin menunjukkan, bahwa dia cantik, sama sekali tidak ada lemak di lengan. Jadi, orang sehat dinilai dari tidak adanya lemak di lengan.

Menurut Sonny, tren diciptakan bukan sekadar untuk berjualan baju, tapi dikemas dari sebuah ‘cita rasa’ orang per orang tengarai dari kehidupan sekitar. “Kalau kita bicara tentang tren, kenapa di Amerika Michelle Obama pakai baju tanpa lengan, sementara kalau diteliti sekarang, banyak orang tidak malu berolahraga di mal dilihat banyak orang, meskipun pakai singlet. Itu salah satu gejalanya, sehingga saat ini sporty style cukup diminati. Gaya berpenampilan juga bisa berbeda-beda, tapi mereka tetap punya identitas masing-masing,” ungkap Sonny.

Tren Busana 2015 Kelanjutan dari 2014

Potongan pakaian pada tren 2015 tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya, karena merupakan kelanjutan dari tren 2014. ”Cutting 2015 lebih slim membentuk badan sebagai gambaran gaya hidup sehat,” paparnya. “Rok dengan model lebar atau menyempit sekali (pensil), busana dengan atau tanpa lengan lebih bervariasi, celana berpipa lurus juga akan banyak disukai. Kalau dress atau atasan menggunakan sentuhan dekoratif pada pinggang, dan ditambah peplum (mengembang dari pinggang ke pinggul).”

Adapun untuk motif atau corak yang menggambarkan identitas akan muncul. “Motif dari kearifan budaya lokal akan muncul. Beruntung Indonesia punya banyak aneka budaya yang bisa diangkat, seperti batik dan kain-kain tradisional lainnya. Negara di luar negeri yang tidak memiliki batik, misalnya, membuat motif dengan teknik printing. Motif print ini akan sangat bervariasi, sehingga tiap pakaian punya identitas yang sangat menarik. Dengan melihat motifnya saja, orang bisa tahu dari mana pakaian itu berasal. Menarik sekali,” pungkas Sonny. (1001)

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/74002

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Mobil

 

 

 

 

Kabaristore150x100-2