KabariNews – Erwan Saputra sadar betul pengalaman adalah guru terbaik. Tak ingin kejadian penipuan secara online terulang kembali kepada orang lain, pria asal Malang ini membuat situs polisionline.com. Situs besutannya ini merupakan situs online yang dapat memverifikasi toko-toko online yang biasa bertransaksi lewat dunia maya dan berisikan ribuan toko online, baik yang ’’resmi’’ maupun abal-abal atau palsu.

polisionline.comdibuat manakala beberapa tahun silam, Erwan yang saat itu masih duduk di bangku kuliah kena tipu jutaan rupiah. Cerita berawal di tahun 2012, ketika Erwan ingin membeli laptop. Harga laptop dambaannya di pasaran seharga 15 juta. Nah, Erwan riset mencari harga laptop sejenis yang ramah di kantong.

“Saya dapat harganya tiga juta. Saya beli lah satu. Setelah itu, barang akan dikirim. Tapi, barang belum diterima, saya kembali diminta mentransfer uang karena terjadi kekeliruan dalam pengiriman. Harap kirim lagi dananya sebesar tiga juta” tutur Erwan kepada kabarinews beberapa waktu lalu.

Tetapi barang belum sampai, penjual laptop beraksi lagi. Dia mengabarkan bahwa barang pesanannya tertahan di bea cukai. Si penjual menyatakan sanggup mengembalikan uang Erwan. Namun, dia meminta nomor rekening bank teman Erwan dengan alasan rekening Erwan tidak bisa ditransferi uang. Lulusan Pondok Pesantren Gontor ini sadar telah ditipu mentah-mentah, 6 juta rupiah pun melayang sia-sia. “Ternyata setelah saya cek banyak yang kena tipu juga dengan mereka. Mereka sampai berani lho mengatasnamakan Tuhan” katanya.

1240231_429895783794518_1506013699_nBelajar dari peristiwa tidak mengenakkan itu, lulusan IT STMIK Asia Malang ini kemudian membuat situs polisionline.com  di tahun 2012. Awalnya, karena polisionline.com memverifikasi toko-toko online terpercaya, dia mengatakan tidak mudah melakukan verifikasi situs jual beli.

Tidak sedikit e-mail penawaran verifikasi yang dikirim Erwan ke sejumlah toko online yang tidak berbalas. Meski begitu, dia tetap bersemangat mencari sendiri toko online yang layak dilabeli tepercaya dan yang palsu. Dalam perkembangannya semakin banyak orang yang datang ke polisionline.com untuk mencari rujukan situs jual beli. Saat itulah mulai ada toko online yang mengajukan diri untuk diverifikasi.

Erwan bercerita beberapa bulan ini, polisionline.com berhasil menemukan sekitar 50 website penipuan yang ternyata dimiliki oleh suatu kelompok.   “Bisa dikatakan ini merupakan kerja sindikat, sebab jika dilihat dari  No hp/pin BB itu beda-beda seperti ada customer servicenya, bahkan mereka sampai berani memasang iklan di google yang harus bayar jika ingin iklan disana.”

Erwan memberanikan diri lapor ke polisi, namun tindakan lanjut pihak kepolisian tidak memuaskan hati. “Mau gimana lagi saya hanya berusaha mencegah tetapi tidak bisa bertindak. Daripada kelamaan jika saya lapor ke polisi mendingan saya laporkan saja ke pihak hosting untuk diblokir. Oleh karena itu saya bekerja sama dengan beberapa pihak hosting. Saya minya tolong di suspendend atau blokir,  saya jamin akurasinya  polisionline.com sampai 100 persen, jika para penipu tidak menerima laporan itu bawa saja kami ke polisi.” Tuturnya

Soal palsu atau tidaknya, Erwan hafal hanya dengan melihat sepintas tampilan sebuah situs. Misalnya website itu baru berdiri satu tahun, Erwan sudah tahu itu website palsu atau tidak.  Ciri-ciri situs palsu itu salah satunya bisa dilihat berdasarkan dari harga, biasanya  memberikan harga murah berlipat-lipat. Dari situ banyak yang tergiur dengan harga ,murah tanpa pikir panjang kenapa harganya murah.

Nah, yang masuk dalam kategori situs jual beli palsu itu biasanya jualannya berupa barang-barang elektronik, tiket pesawat, poin hadiah dan yang lainnya. Kalau yang dijualnya produk fashion sangat jarang karena rugi penjualnya, tetapi kalau barang elektronik bisa jutaan untungnya bagi para pelaku penipu.

Dalam sehari polisionline.com menerima laporan beberapa orang yang kena tipu waktu belanja online. “Disini juga telah tersedia tanya jawab online, jadi kami membantu memberitahukan kepada mereka sebelum membelanjakan uangnya untuk membeli sesuatu secara online.”katanya.

Sering Menerima Ancaman

Toko online abal-abal dalam rentang waktu 2012 sampai sekarang tumbuh bak cendawan di musim penghujan. Jika dulu kebanyakan situs penipuan menggunakan fasilitas gratisan (baik domain maupun hosting), sekarang berbeda. Sebab, banyak penipu yang bersedia mengeluarkan uang untuk membeli domain dan hosting agar dikira kredibel. Bahkan, ada yang sampai menggunakan domain .co.id yang pendaftarannya menggunakan SIUP dan NPWP.

Erwan mengansumsikan jika ada 50 toko online penipu dengan 50 domain sudah 5 juta mereka mengeluarkan uang untuk modalnya, dari seandainya 50 itu satu websitenya berhasil menipu  bisa sampai jutaan keuntungannya. “Jika ingin belanja di toko online lihat terlebih dahulu harganya, penipuannya sekarang ini semakin canggih dan  memberikan harga pasaran. Namun jika ingin aman lakukan transaksi secara langsung atau COD dan gunakan jasa pihak ketiga semisal rekber atau rekening bersama.”tuturnya.

Tak jarang dalam usahanya “melawan” situs jual beli abal-abal, Erwan kerap menerima ancaman. Pernah suatu ketika dia menerima teror dari oknum yang ingin menghabisi dirinya. Selain itu, Erwan pernah menjadi korban SMS blasting. Seseorang yang diduga sebagai salah seorang pelaku penipuan situs online mengirimkan SMS ke banyak nomor dan mengumpat-umpat. Pada akhir SMS, dicantumkan nomor telepon operasional polisionline.com. Alhasil, nomor-nya menjadi sasaran amuk banyak orang.

Tak hanya itu, pria berumur 23 tahun ini sampai diming-iminggi sejumlah uang oleh pihak tertentu. Jadi orang yang membuat website palsu itu minta dihapus dari daftar website abal-abal yang Erwan tampilkan di polisionline.com. Kendati begitu, Erwan maju tak gentar menghadapi itu semua karena tujuan dari polisionline.com adalah baik, ingin membantu orang banyak dan membuat Indonesia bebas penipuan jual beli online. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/73801

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

 Allan Samson

 

 

 

Kabaristore150x100-2